Huh, Thea sangat bosan didalam rumah terus. Ia ingin jalan-jalan keluar rumah atau apapun itu. Tapi diluar ini sekarang hujan ditambah kakinya juga sakit untuk berjalan jauh.
Dan jadilah Thea disini, duduk bersila di kursi empuk teras rumah dengan menggunakan celana pendek, jaket tebal milik Ali, rambut yang di ikat sembarangan, dan kaus kaki kuning bergambar spongebob sebagai penghangatannya. Dari kecil Thea memang suka mengoleksi kaus kaki. Dia akan susah tidur jika tidak menggunakan barang wajib itu.
Saat sedang asik memainkan handphone, tiba-tiba ada suara klakson mobil memasuki pekarangan rumahnya. Ia tidak terlalu menghiraukannya karena itu pasti bundanya atau ayahnya, ia berencana akan merajuk pada mereka karena tidak ada satupun dari mateka yang menjemputnya. Jadilah dia pura-pura sibuk bermain handphone sambil memasang headset dengan volume tidak wajar.
"Assalamualaikum." suara perempuan terdengar samar-samar di telinga Thea. Itu pasti Bunda. Pikir Thea.
Thea tidak berkutik sama sekali, ia kan sedang merajuk.
"Dek." kali ini samar-samar terdengar suara laki-laki. Thea tetap tidak berkutik, ia malah bernyanyi-nyanyi tidak jelas sambil memejamkan mata seolah mendalami makna lagu.
Tiba-tiba seseorang menarik headset yang ia pakai kemudian menarik dagunya untuk menatap orang itu. Mati gue, Ayah pasti udah marah. Pikirnya. Theapun refleks membuka matanya, dan HAH?!?!?!??!
Apakah Thea bermimpi?!?!?!
Galanglah orang yang menarik dagunya. Galanag woyy, Galang. Ini Galang. Omg Thea benar-benar binggung sekarang ini.
Jika ini mimpi mengapa terasa begitu nyata? Thea pun langsung memeototkan matanya, sementara tangan Galang masih memegang dagunya. Jarak keduanya sangat dekat sekarang.
"Ahhhhhh.... " jarit Thea. 'Plakkk' tanpa sadar tangan Thea menampar Galang yang berada pada jarak yang sangat dekat denganya.
Galang pun memegangi pipinya yang terasa panas ini, mungkin sekarang pipinya sudah merah berbentuk tangan. Uhh, begini rasanya di tampar anak tekowondo sabuk merah.
"Yaampun!!!! Kak Galang maafin Thea. Sumpah deh nggak sengaja. Tadi itu refleks." kata Thea sambil mencoba melihat pipi Galang sehabis di tamparnya.
Nayla yang melihat jelas bagaimana kejadian itu pun tak kuasa menahan tawanya. Ia samapai harus memagangi perutnya yang terasa kaku dengan muka memerah.
"Yaampun siapa sih teriak-tariak?! " Teriak seorang laki-laki dari dalam rumah yang tak lama kemudian orang itupun keluar dari dalam rumah menuju tempat keributan.
"Yaampun kalian semua pada ngapain deh di mari?" kata orang itu, siapa lagi kalau bukan Ali.
Tidak ada dari mereka yang menjawab pertanyaan Ali.
"Lang lo kenapa deh?" tanya Ali lagi ketika sadar Galang memegangi pipinya dari tadi.
"Bang, Thea beneran nggak sengaja deh tampar kak Galang, tadi itu refleks." ujar Thea.
"Hah?!?! Lo ditampar sama Thea lang?" kata Ali kemudin tertawa seperti apa yang Nayla lakukan.
"Kalian berdua ngapain ketawa deh?" tanya Thea kebingungan. Sedangkan Galang masih bertahan dengan posisi tanganya yang seperti itu.
"Ya nggak papa si, cuman lo keren aja berani nampar Galang yang notebenya cowok hobi berantem. " kata Nayla setelah berhasil meredakan tawanya. Galang memang di kenal sebagai bad boy paling famous di sekolah. Selain mukanya yang ganteng, dan anak pemilik sekolah, menjadi bad boy merupakan salah satu daya tarik Galang juga. Tapi walaupun bad boy, sebenarnya Galang itu anak yang pintar. Tapi ia malas saja menunjukan kepintarannya di depan banyak orang, karena hampir semua yang pertama melihat kepintaran Galang sesungguhnya tidak akan percaya.