8. Malam Minggu

713 40 15
                                    

Thea turun dari tangga dan sudah mengganti baju tidurnya dengan Hoodie bertuliskan ' treet people with kindness' berwarna pink dan celana jeans serta rambut yang ia gulung sembarangan, tidak lupa sandal jepitnya yang juga berwarna baby pink.

Pink addict.

"Ayok," ajaknya kepada Galang dan Ali yang sudah menunggunya di ruang tengah.

"Mabk Yuyun!!! Thea keluar sebentar ya beli makanan!" Pamit Thea kepada mabk Yuyun yang entah di mana, tapi Thea yakin mabk Yuyun pasti mendengarnya.

"Iya dek, hati-hati!" suara mbak Yuyun terdengar samar-samar.

"Wah, adekku kenapa ikut-ikutan Galang pake Hoodie nih?" Cletuk Ali ketika mereka bertiga berjalan ke luar rumah.

Sial, Ali tau saja jika ia sengaja menyamakan pakaiannya dengan Galang.

"Eh emang iya?" Galang yang berjalan duluan menengok ke belakang, ke arah Thea yang salah tingkah Tidak tau harus menjawab apa.

"Iya ternyata, engga papa dong biar samaan. Iri aja Abang lu the," jawab Galang kemudian merangkulnya, membuat Thea sedikit tenggelam didalam lengan Galang. Ya Allah rejeki yang tak terduga.

"Dih sok iye lu, main rangkul-rangkul adek gue." Protes Ali.

"Lah kenapa, adek gue juga kok." Elak Galang tak mau kalah.

'oh adek kakak-an ternyata' batin Thea yang jantungnya masih dag dig dug.

"Sejak kapan emak gue nglahirin lo?"

"Ya maksudnya kan udah gue anggep adek gue sendiri."

"Eh kalian duluan beli makan deh, gue jemput sisi. Nanti gue susul." Kata Ali dengan manaikki motornya.

"Kenapa engga bareng jemput kak sisi aja?" Cletuk Thea sambil menunggu Galang memutar motor besarnya.

"Kelamaan, nanti bunda sama ayah keburu pulang, siapa yang kena omel?" Jawab Ali kemudian melaju dengan motornya keluar gerbang tinggi rumah keluarga Poland.

"Yaudah,"

"Ayok dek,"

Beberapa menit kemudian di perjalanan menuju tempat nasi goreng usulan Thea, motor hitam milik Galang terpaksa berhenti di depan Indomaret karena tiba-tiba hujan turun dengan derasnya tanpa ada aba-aba.

"Yah hujan, neduh dulu ya dek." Kata Galang sambil memparkirkan motornya.

Kemudian Thea turun,"yah sebentar lagi sampai padahal, terobos aja yuk kak, deket itu."

"Eh jangan dong, nanti kalo lo sakit gimana?"

"Sakit tinggal minum obat," jawab Thea berusaha senormal mungkin.

"Ya nanti kalo gue khawatir gimana?"

"Hehe bisa aja,"

"Lo mau ikut masuk apa duduk situ dulu, gue mau beli jajan nih laper." Tanya Galang.

"Thea tungguin situ aja deh kak,"

"Oke, mau nitip engga?"

"Aqua aja,haus." Jawab Thea, lalu duduk di kursi depan minimarket tersebut.

Bang Toyib is calling...

Baru saja ia duduk, ada panggilan di handphonenya yang jauh simpan di saku celana.

"Halo bang?" Jawab Thea

"Heh lu dimana?"

"Di indomaret ini, neduh dulu."

"Yaudah bagus, jangan ujan-ujanan!"

"Kagak, lu dimana?"

"Ini dirumah sisi. Nanti kalo udah reda langsung pulang aja, bilang sama Galang."

"Iya-iya," lalu tanpa pamit Thea langsung mematikan panggilan.

"Nyebelin banget," gerutu Thea.

Beberapa menit kemudian Galang datang dengan dua kresek besar berisi snack, "Siapa dek?" Tanya Galang yang tadi melihat Thea menerima telpon.

"Ya ampun banyak banget," kata Thea sambil tertawa kencang, pasalnya Galang membawa dua kresek berisi snack seperti emak2 habis belanjaan kebutuhan rumah tangga. Dasar orang kaya.

"Ye, dibeliin malah ngetawain."

Seketika tawa Thea terhenti,"buat Thea juga?" Tanyanya dengan wajah berbinar.

"Engga"

"Ih, nyebelin."

"Yah ngambek, iya ini buat Thea juga, sengaja beli banyak buat bareng-bareng." Jawab Galang lalu duduk di kursi yang ada di depan Thea.

"Tadi siapa yang nelpon?" Tanya Galang lagi sambil membuka bungkus lays yang besar, sedangkan Thea masih sibuk mencari aqua-nya yang entah terselip dimana.

"Abang, katanya kalo udah reda suruh langsung pulang aja." Thea akhirnya menemukan aqua-nya.

"Ohhh, kalo engga reda-reda gimana?" Tanya Galang bercanda.

"Ya ... Gimana ya? Kak bukain dong" pinta Thea yang selalu tidak bisa membuka botol Aqua.

"Gitu aja engga bisa, katanya anak tekowondo." Goda Galang setelah menerima botol dari tangan Thea lalu membukanya dengan sangat gampang, membuat thea iri.

"Apa hubungannya, tangan Thea tuh licin kak." Elak Thea sambil menerima botol yang telah di buka, lalu meminum hampir setengahnya.

"Alesan aja dek."

"Jangan panggil Thea dek!" Protes Thea setalah minum, lalu mengelap bibirnya dengan baju bagian lengannya.

"Loh kenapa, Thea kan adek Galang juga." Jawab Galang sok tersakiti.

"Engga, sejak kapan bunda punya anak kayak kak Galang."

"Sama aja kek abangnya," gumam Galang, " jadi gak boleh panggil dek nih?"

"Enggak"

"Berarti lo juga engga boleh panggil gue kak,"

"Lah jangan dong, terus panggil apa?"

"Harus panggil sayang."

"Gak." Duh lagi lagi Thea deg-degan, tapi jaim.

"Yaudah panggil pipi aja?"

"Engga, alay."

"Gini loh, aku pipi kamu mimi."

"Engga ih, panggil Thea aja."

"Iya Mimi."

Ini baru malam Minggu, bukan Sabtu malam lagi.

----
(AN)

Anjir aku baper sendiri bikin part ini, gimana kalian? Baper juga atau biasa aja????

Jan lupa falaww Instagram Thea dan Galang sayang-sayang ku 💃

Instagram: theaplnd
                       galang_harunn

Backstreet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang