4. Galang

1K 56 1
                                    

"Halo Bang!! lo cepetan ke sini nggak. Gue nunggu lo hampir satu jam tau, ditelphon nggak diangkat angkat. Lo di mana sih!!? " semprot Thea pada sang abang di telephon. Setelah berpuluh-puluh kali menelphon sang Bunda dan Ali, akhirnya Alipun mengangkat panggilanya.

"Wouu. Santai dong, emangnya lo dimana sekarang. Bukanya dijemput Bunda? " kata Ali dengan santainya.

"Nggak usah banyak bacot lo, mending sekarang cepetan kesini abis tu kita pulang. Gue diparkiran, udah gerimis nih." kata Thea kemudian memutuskan panggilan secara sepihak. Kebiasaan.

Tak lama kemudian, datanglah Ali dengan Sisi de belakangnya. Mereka berdua masih saja bergandengan tangan. Menurut Thea pecaran ala Abnagnya itu terlalu alay.

"Yaelah, gitu aja ngambek. Senyum dong. " goda Ali ketika melihat Thea yang memasang muka betenya.

"Bodo amat, pokoknya gue mau pulang sekarang juga." kata Thea kemudian hendak berjalan ke motor Ali.

"Eh, tunggu dulu dong. Gue anterin Sisi cari taksi dulu." kata Ali sambil menahan tangan Thea.

Mendengar itu, yang dapat Thea lakukan adalah menghembuskan nafasnya kasar.
"Yauduah, gue tunggu disini." ini terpaksa.

"Da-da adik ipar, gue balik dulu ya." pamit Sisi kemudian pergi keluar gerbang bersama Ali.

"Iya kak ati-ati. " jawab Thea

Thea pun menunggu mereka berdua di samping motor Ali. Huh, sangad tidak berfaedah.

"Yaudah yok balik." ajak Ali setelah mengantarkan pujaan hatinya itu.

"Dari tadi kek. Ngapain aja lo tadi sama kak Sisi?" tanya Thea curiga.

"Pacaran lah, emang elo?  Jones. " jawab Ali sambil menaiki motornya.

"Eh bang, inget ya apa kata bunda. Lo kalo pacaran nggak boleh sampek keblabasan." kata Thea mengingatkan.

"Iya bawal alisa bawel. Gue juga ngarti. Cepetan naik deh, gue capek nih." kata Ali sambil memakai helm nya.

"Heh, di pikir dari tadi gue nungguin lo nggak capek apa?" kesabaran Thea sudah terkursa habis, "gue naiknya gimana ini? " kata Thea masih dengan marah-marah. Sebenarnya motor ninja Ali tidak terlalu tinggi baginya, karena Thea bisa dibilang anak yang tinggi. Tapi ini kondisinya berbeda, kikinya sedang kesleo.

"Ckk, " decak Ali, "perlu gue gendong?"

"Nggak usah, penggingin aja tangan gua." Ali pun menurut, ia memagangi tangan Thea supaya tidak jatuh.

Thea pun yang mencoba meloncat untuk menaiki motor Ali. Percobaan pertama gagal dan malah membuat kakinya tambah cenat-cenut. Tapi akhirnya ia berhasil di percobaan kedua.

"Pegangan yang kenceng, gue mau ngebut nih, nanti keburu hujannya tambah deras." kata Ali sambil memberikan helm bergambar pokemon ke adiknya. Benar kata Ali, gerimisnya sudah bertambah banyak.

Thea pun menurut, ia memakai helm yang diberikan Ali kemudain berpegangan pundak kakaknya dengan erat.

***


"Mbak Yuyun... " teriak Thea saat setelah membuka pintu rumahnya.

"Dek nggak usah terik-teriak bisa nggak sih? " keluh Ali yang berada di sebelahnya.

"Lo sih, bawa motor kenceng banget mana ujan lagi. Kan dingin." keluh Thea sambil memeluk dirinya sendiri menggunakan kedua tanganya. Baju seragamnya sudah basah kuyup saat ini, rambutnya juga. Bibirnya sudah bergetar saat ini menahan dinginya udara."

Backstreet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang