Malam ini adalah malam minggu atau biasa jomblo menyebutnya Sabtu malam. Malam minggu adalah malam paling Indah bagi Ali, karena bisanya ia akan mengajak Sisi pergi keluar atau mengajak Sisi ke rumahnya untuk sekerdar menemani bermain PS. Karena malam minggu ini Ali sedang malas, jadinya dia berencana bermain Ps saja sampai pagi.
Sedangkan bagi Thea, malam minggu adalah malam paling sengsara baginya. Sebenarnya ia tidak akan masalah jika Ali tidak mengejeknya setiap malam sampai pagi karena Thea jomblo. Ditambah lagi Tino yang dengan pede datang ke rumahnya. Sok kenal dengan Ali dan ayah ibunya. Memberinya coklat dangan puisi alaynya. Benar-benar membuat Thea muak. Sebenarnya Thea mudah saja mengusirnya, tapi Ali melarang karena katanya Tino itu sangat menghibur. Jadi melihat adiknya sengsara adalah hiburan bagi Ali. Tidak berperikeadekan.
'tok tok tok'
Suara ketukan pintu menghentikan aktivitas Thea yang sedang membaca novelnya diruang tengah. Sedangkan abangnya, ia seolah-olah tidak dengar saja ketukan pintu diluar sana, dia terlalu asik dengan Ps-nya.
Thea tidak beranjak dari duduknya, ia takut jika ternyata tamunya adalah Tino. "Bukain sana Bang." suruh Thea.
"Gak lihat gue lagi apa?" Ali berkata sambil fokus dengan Ps-nya.
"Lo juga nggak lihat gue lagi apa?"
"Ya itu buku lo kan bisa di taroh sebentar. Nanti lanjut baca lagi." mereka tidak ada yang mau mengalah rupanya.
"Ps lo kan juga bisa di pause sebentar. Nanti lanjut main lagi."
"Apa susahnya bukain pintu sih Dek. Nanti kalo yang dateng tamu penting gimana?" geram Ali.
"Masih mending kalo tamu penting. Kalo semisal yang dateng Tino gimana?" kata Thea dengan memajuka bibirnya cemberut.
"Kalo Tino yang dateng ya suruh masuk lah. Lumayankan ada yang ngapel in, daripada kayak jomblo ngenes gitu." Ali berkata seolah-olah tidak punya dosa saja.
Thea bisa apa selain menuruti apa kata Ali? Ia sudah belajar mengalah saat ini. Dari pada berdebat tidak ada ujungnya.
Thea berjalan ke pintu sambil ngedumel tidak jelas. Bagaimana tidak kesal, Ali selalu punya cara untuk membuatnya mengalah.
'Tok tok tok'
Suara ketukan itu terdengar lagi semakin keras. Tidak sabaran sekali orang itu. Batin Thea.
"Sabar kek." ocehnya lagi sambil membuka pintu dengan malas.
Mukanya semakin terlihat malas saat mengetahui siapa tamu yang datang.
"Mau ngapain sih lo kesini." kata Thea dengan wajah dibuat sejudes mungkin sambil melipat kedua tangan di depan dada.
"Kakak cantik ini galak banget si. Bikin gue makin gemes." ya siapa lagi jika bukan Tino orangnya. Sikap judes Thea sama sekali tudak berpengaruh baginya.
"Tino, mending lo pulang deh. Gue mau pergi nih sama nyokap gue. " nada bicara Thea berubah menjadi seperti biasa. Thea sudah menggunakan cara lain.
"Mau pergi masak pake baju tidur gitu Kak." Tino berkata sambil menaik turunkan alisnya, menjijikan. Batin Thea.
"Ya perginya kan sebentar lagi. Lagian nunggu nyokap gue dandan lama, kan mending santai dulu." entah mengapa Thea lancar sekali berkata bohong kali ini, "ya udah ya Tin. Gue masuk dulu." Thea berkata kemudian hendak menutup pintu. Tapi, Tino menahanya dengan memegang tanganya.
"Nggak usah pegang-pegang tangan gue bisa kan?!" teriak Thea sambil melepaskan tanganya yang dipegang oleh Tino.
"Eh iya maaf-maaf Kak. Soalnya tanganya mulus banget gitu." Tino berkata sambil cengengesan.