Otak Thea dipenuhi oleh tanda tanya dan tanda seru saat ini, apakah dia sedang bermimpi??? Tidak, Thea tidak mungkin bermimpi karena sakit di kakinya sangat terasa bahkan sikunya juga sakit, karena sikunya menghantam pinggir selokan saat jatuh tadi. Tiba-tiba jantung Thea berdetak dengan sangat tidak normal saat sadar jika ini tidak mimpi. Sakit di kaki dan sikunya tiba-tiba teralihkan oleh detak jantungnya yang entah kini berapa kali lebih cepat.
Galang. Sang idola sekolah sedang mengandongnya ala bridal style saat ini. Thea baru ingat bahwa Galang adalah anak basket. Wajah Galang terlihat sangat tampan, dan akan selalu tampan bagi Thea. Thea tidak pernah berada sedekat ini dengan Galang sebelumnya, ia hanya bisa melihat Galang dari jauh, atau saat Galang datang ke rumahnya untuk bertemu Ali, Thea pun hanya bisa mengintip Galang lewat dapur, pura-pura membantu Mbak Yuyun membuat minum untuk Galang dan Thea sendiri lah yang memberikan minumnya. Mereka juga jarang bercakap-cakapan, paling Galang sesekali hanya bertanya keberadaan Ali, itu pun sangat jarang.
Tiba-tiba Galang melihat ke arahnya lalu tersenyum dengan sangat manis dimana itu membuat Thea menjadi tambah lemas."Sakit ya??? " Tanya Galang masih dengan senyum manisnya. 'Menurut loh? ' kata Thea dalam hati. Belum sempat menjawab, tiba-tiba Ali datang dari arah gerbang dengan sedikit berlari.
"Adek, lo gak papa kan. Ya ampun, bisa di tampol bokap nih kalo lo kenapa-napa." Kata Ali dengan lebay sambil menangkup kedua pipi Thea kemudian mengecek luka Thea.
"Aww, sakit bego." Jerit Thea saat kaki kirinya disentuh oleh Ali.
"Mendingan kita bawa adek lo ini ke UKS deh li, kasian dia. " Kata Galang menengahi kakak beradik ini.
"Yaudah, biar luka lo sedikit di obatin di UKS, abis itu gue ijin BP buat nganterin lo pulang. " Kata Ali kemudian mereka berjalan ke UKS.
***
"Ayahhhh.... Sakit... " Jerit Thea kesakitan saat sedang diurut oleh tukang urut langanan keluarganya. Dari awal di urut hingga saat ini, Thea tak henti-hentinya menjambak rambut Ali sambil menarik-narik kaos yang Ali pakai sampai-sampai kaos Ali hampir sobek, angap saja ini sebagai balas dendam Thea pada Ali karena Ali lah yang menyebabkan Thea jatuh dan menjadi terkenal seketika karena peristiwa itu. Seprai di kasurnya juga sudah tidak berbentuk lagi, Thea juga menangis histeris tanpa jeda sambil terus memangil ayahnya, padahal ia tidak sedang bersama ayahnya melainkan dengan bunda dan Ali.
"Selesai. " Satu kata yang sangat Thea tunggu-tunggu akhirnya keluar juga dari mulut tukang urut ini.
"Coba berdiri neng. " Kata tukang urut itu. Dengan terpaksa, Thea pun menurut. Dia berdiri dari kasurya dengan dibantu Ali. Walaupun masih sakit, tapi setidaknya Thea sudah bisa berjalan dengan sedikit pincang saat ini. Lebih baik dari beberapa jam yang lalu, ia sampai harus digendong oleh Galang saat menuju mobil Galang dimana itu membuat hampir semua kaum hawa di sekolah yang melihat mereka memelototkan matanya. Thea sudah mempersiapkan diri jika besok dia berangkat sekolah akan di tatap setajam silet oleh para fans Galang, terutama kak Nayla yang memang sangat dekat dengan Galang. Memang Galang lah yang mengantarkan Thea pulang, pasalnya Ali lupa bahwa dia tidak membawa motornya karena Thea, ini yang dinamakan senjata makan tuan.
"Lain kali hati-hati, nggak usah kejar-kajaran kaya anak kecil di sekolah, Bunda nggak mau kajadian kaya gini terulang lagi. Bikin Bunda panik aja." Marah Bunda pada kedua anaknya, "ayo mbok, biar saya bikinin minum di bawah. " Lanjut Bunda sambil mengiring tukang urut itu keluar kamar Thea.
"Lo si The, pake acara ngupetin kunci motor gue segala. " Kata Ali menyalahkan Thea.
"Kok gue, jelas ini salah lo karena lo kejar kejar gue, ya otomatis gue lari lah. " Kata Thea tak mau kalah sambil berjalan dengan sedikit pincang entah menuju kemana.