Seperti mimpi akhirnya aku berada disini, di kota impian bernama Istanbul. Sebuah kota yang menyimpan banyak cerita tentang kekuasaan, kejayaan dan cinta. Seperti yang pernah dikatakan oleh Emperor Perancis Napoleon Bonaparte, “Jika dunia ini adalah satu negara, maka Istanbul yang paling pantas menjadi ibu kotanya”.Pepatah klasik Eropa lain mengatakan, “If you want riches, go to India. If you want learning, go to Europe, But if you want imperial splendour, come to the ottoman empire and his capital, Istanbul”. Pepatah tersebut menggambarkan betapa dahsyatnya kemegahan imperium ottoman dan pesona ibu kotanya yaitu Istanbul.
Pagi itu masih belum diliputi salju, walaupun sudah masuk musim salju tetapi Istanbulku masih terasa hangat. Aku dan temanku berencana melanjutkan perjalanan mengelilingi kota Istanbul sebelum salju benar-benar turun dan menghambat perjalanan kami. Sebelum kami keluar dan melihat kemegahan Istanbul, kami jadi teringat bagaimana petualangan kami sampai akhirnya kami berada disini, di Istanbul.
***
Kamis, 25 Desember 2014
Aku dan temanku serta keluarga tiba di bandara Soekarno hatta, setelah itu kami mencari gate kami yaitu gate D1 dan tepat pukul 17: 45 kami take off meninggalkan Indonesia, negara kami tercinta dan tentu saja keluarga tersayang. Harapan dan do’a selalu tercurahkan kepada kami berdua. Haru biru tangisan bahagia yang pecah mengiringi perjalanan kami menggapai mimpi kami. Tak lupa rasa syukur dan terima kasih kepada ayahanda dan ibunda yang membantu perbekalan kami dan selalu percaya akan setiap langkah kami. Semoga Allah membalas kebaikan ayahanda dan ibunda.
Kurang lebih jam 01:00 malam waktu Dubai, kami telah sampai di Dubai International Airport. Untuk sampai ke Turki kami harus transit di bandara Dubai setelah itu baru menuju Turki. Kami mengambil penerbangan menggunakan Emirates Airlines B777-300 yang mengharuskan kami transit di Dubai. Lama perjalanana kami dari bandara Soekarno-Hatta menuju Dubai International Airport sekitar 11 jam.
Bandara Dubai memang sangat besar dan luas. Sungguh pengalaman yang mengesankan berada di tempat yang baru, bertemu dengan orang-orang baru, dan mendengar berbagai macam bahasa di dunia. Semuanya ada disini, di Dubai. Di bandara Dubai sambil menunggu waktu keberangkatan menuju Turki jam 10: 55 siang. Kami memutuskan untuk berkeliling melihat kemegahan bandara Dubai.
“Sungguh megah bandara ini ya, Sarah?”ujarku.
“Iya Asiyah, bagus banget”ujar Sarah sahabatku.
Setelah lelah berjalan mengelilingi bandara Dubai, kami teringat bahwa kami harus mencari gate kami. Sebelumnya kami mengecek lewat online, di Dubai ada free wifi 30 menit jadi kami menggunakannya untuk mencari tahu dimana gate kami. Dan al-hamdulillah ternyata kami di gate A 24. Kami pun berjalan mencari dimana gate kami. Dan akhirnya kami menemukan gate A 24 dan harus turun kebawah. Setelah sampai dibawah kami bingung harus kemana, petunjuk arah kami harus naik kereta terlebih dahulu menuju gate A 24. Akhirnya kami bertanya ke pusat informasi dan petugas tersebut memberitahu bahwa kami harus ke gate A 24 naik kereta.
Kami akhirnya naik kereta tersebut setelah itu kami mengikuti penumpang lain naik lift. Dan akhirnya sampailah kami di gate A 24. Yang kami pelajari dari pencarian gate kami adalah penerbangan Asia dan Eropa ternyata berbeda. Kami akan terbang ke Turki dan tentu saja kami berada pada penerbangan Eropa, Subhanallah ....
Jum’at, 26 Desember 2014
Tepat pukul 10:55 siang waktu Dubai. Kami take off menuju Istanbul, Turki. Sampai di Attaturk International Airport sekitar jam 14:00 siang. Kami lagi-lagi mengikuti penumpang lain sampai akhirnya kami harus melewati passport control, sebelum masuk ke negara Turki. Subhanallah....seperti mimpi akhirnya kami sampai juga di Istanbul, Turki.
Kami bisa langsung masuk ke negara Turki setelah petugas bandara mengecek semua passport dan visa kami. Alhamdulillah semua dokumen tidak ada masalah, setelah itu kami langsung mencari koper kami. Waktu sudah menunjukkan pukul 16:00, kami sudah siap dengan koper kami, dan sekarang saatnya kami benar-benar berada di Istanbul, Turki. Rasa haru dan gelak tawa kini menjadi satu, kami sungguh berada di Istanbul, Turki.
Teşekkür ederim Allah’ım.
***
“Apa rencana kita hari ini?”Ujar sahabatku.
“Mari kita menapaki jejak-jejak peradaban Islam yang ada di Turki”. Ujarku sambil tersenyum.
“Kemana???”Tanya Sahabatku penasaran.
“Kesini...”Jawabku sambil menunjuk Sultanahmet Camii yang ada di peta.
“Yes of course”Ujar Sahabatku sambil tersenyum bahagia.
Turki memang mayoritas muslim, dan Istanbul adalah kota yang sangat menawan. Namun kami dapat merasakan bagaimana sentuhan Barat telah merubah wajah negara ini. Aku pernah membaca sebuah buku, dan di buku tersebut ada sebuah kata yang sangat menarik untukku, “Istanbul, adalah kota yang memadukan mentalitas dan keramahtamahan timur, ambisi dan daya juang Barat, Energi dan langkah cepat Utara, dan kelambanan dan perasaan mudah puas ala Selatan” Ujar Anne Turner Bruno dalam bukunya Istanbul: Queen of Cities.
Istanbul memang kota yang sangat indah, dan semua jejak-jejak peradaban Islam berada di wilayah Eropa. Di Istanbul ada jembatan Bosphorus yang membagi Istanbul menjadi wilayah Asia dan Eropa. Subhanallah....kami berada di wilayah Eropa. Kami sekarang berada di Gülhane Park, sebuah taman yang sangat indah. Seperti mimpi rasanya berada disini, taman ini belum ada bunga, karena kami kesini bulan Desember sudah masuk winter. Jika kami kesini bulan april atau Mei, kemungkinan lale Çiçekleri atau bunga-bunga Tulip akan bermekaran mengelilingi kami. Suhu udara juga sudah terasa dingin, tak lupa kami memakai jaket tebal. Di indonesia tidak ada winter, jadi ini adalah pengalaman yang sangat mengesankan. Kami tiba di Sultanahmet Cami, disini kami berjumpa dengan orang-orang Indonesia yang sedang tour ke Istanbul, Turki. Kami sangat senang, dimanapun kami berada, kami masih berada di tengah-tengah saudara-saudara kami, orang Indonesia.
“Al-Hamdulillah, Allah menjawab doa-doa kita sahabatku”Ujarku pada sahabatku.
“Al-Hamdulillah”Jawab sahabatku.
“Mari kita sholat Dzuhur disini, kita sentuh kokohnya masjid ini, seraya bermunajat kepada Allah. Semoga Allah memperkenankan kita kembali lagi kesini”Ujarku dengan wajah penuh kebahagiaan.
“Amiin, Marilah sahabatku. Inilah tanda syukur kita kepada Allah yang telah membawa kita jauh dari rumah dan sampai disini, semoga setiap perjalanan yang akan kita lakukan nanti selalu dimudahkan oleh Allah”Ujar sahabatku terharu biru sambil meneteskan air mata.
“Amiin ya Allah”Ujarku ikut terharu.
Kami mengambil air wudhu, air yang dingin sekali. Sampai kami seperti tidak bisa merasakan tangan kami karena dinginnya air tersebut. Kami melangkahkan kaki kami masuk ke Sultanahmet Cami, sungguh terharu dan kagum, Allah telah membawa kami jauh dari rumah kami, orangtua dan karib kerabat dan memudahkan perjalanan kami hingga kami sampai disini. Teşekkür Ederim Allahım.....
Perjalanan akan terus berlanjut, Allah Kolaylik Versin (semoga Allah memberi kemudahan)...
“Rasanya tak ingin pulang
Hati saya sudah tertawan disini, Istanbul ...
Harus bagaimana mengungkapkan
Tidak tahu apa yang harus dikatakan
Oh ... tak mampu berkata
Dingin, namun terasa hangat
Keramahtamahanmu
Pesona kotamu yang menawan
Akan menjadi sebuah ingatan
Sungguh tak mampu berkata lagi
Sungguh tak ingin pulang
Sudah tertawan hatiku
Disini, Istanbul ...Thanks guys sudah dibaca😘
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORİES 🌷
Short StoryCerita menarik untuk sang pemimpi. Karena hidup punya banyak cerita.😘 🌷