BİR (1)
Entah apa yang terjadi setelah ini
Aku tak mampu menebak jalan cerita selanjutnya
Tak mampu meraba
Tak mampu berfikir keras akan apa yang terjadi
Mencobaku mengusik waktu
Namun pada akhirnya aku yang terbakar
Aku yang bersedih
Aku yang menangis"Jangan bersedih!!!!"ujar Pak Vino.
kata-kata dosen pembimbingku membuatku segera memalingkan wajahku.
"Pak Vino"jawabku terkejut karena kedatangannya.
"Laa Tahzan, Innallaha Ma'ana. Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita. Ingatlah itu Aisyah"ujar pak vino lagi sambil duduk disebelahku.
Entah apa yang pak Vino pikirkan tentangku sekarang. Aku hanya kangen dengan Emak dan Babah. Hal itulah yang membuatku bersedih dan ada satu hal lagi yang membuatku bersedih. Seseorang yang sudah menyakiti hatiku dan sebentar lagi aku akan berada di kotanya.
"Iya Pak Vino, terima kasih Aisyah akan selalu mengingatnya"ujarku lagi.
"Bukankah berada disini adalah mimpimu Aisyah, jadilah kuat dan tegar. Allah sudah mengizinkanmu berada disini, Belanda. Dan kamu salah seorang yang beruntung, Allah sangat menyayangimu Aisyah. Apa saya boleh tahu, hal apa yang membuatmu sampai bersedih seperti ini?"ujar Pak Vino.
"Terima kasih Pak Vino. Aisyah hanya kangen sama Emak dan Babah"jawabku.
"Yakin hanya itu"tanya Pak Vino lagi.
"Sebenarnya, ada satu hal yang membuat Aisyah sedih. Besok kita akan berada di kota Paris, disana ada seseorang yang pernah Aisyah cinta dan juga menyakiti hati Aisyah. Tapi tesis Aisyah mengenai Muslim Eropa harus segera selesai."jawabku sambil menunduk tak mampu memandang wajah Pak Vino yang teduh dan tampan.
Pak Vino adalah dosen termuda dikampusku. Awalnya aku pikir dia salah seorang teman sekelasku, tapi ternyata dia adalah seorang dosen. Dan sekarang dia juga jadi dosen pembimbing tesisku. Tidak hanya aku, Pak Vino juga dosen pembimbing teman-temanku Andra, Noni, Nisa, dan Bima. Mereka sahabat-sahabatku selama di Belanda.
"Biarkan kalian bertemu, dan jadilah wanita yang tegar dan terhormat Aisyah. Jangan takut untuk melihatnya lagi. Dia tidak harus kamu lupakan Aisyah, saya percaya ada hal baik yang pernah dia lakukan untukmu. Jangan melihat dari sisi buruknya saja. Jadikan pelajaran untuk hidupmu."ujar Pak Vino menasehatiku.
"Pak Vino benar, terima kasih banyak Pak Vino"ujarku tersenyum. Kata-kata Pak Vino selalu menyentuh hatiku.
Awan mendung kini telah berganti karena disana ada cahaya terang yang menambah indah kota Amsterdam. Menambah romantis suasana, namun tiba-tiba sahabat-sahabatku datang mengganggu keromantisan suasana.
"Woi...Aisyah"teriak Bima dan Andra.
"Wah kayanya kita mengganggu nih"ujar Noni sambil senyum-senyum.
"Oke kalau begitu saya permisi dulu"ujar Pak Vino meninggalkan kami.
"Yah, Pak Vino mau kemana?"tanya Nisa.
"Kalian harus siap-siap untuk besok, begitu juga dengan saya"jawab Pak Vino sambil berlalu pergi.
"Pak Vino benar, yuk kita siap-siap"Ujar Andra.
***
"Like a dream, berada di kota ini lagi
Tak mampu berkata apapun
Hanya ingatan tentangmu kembali hadir
Sosokmu yang kembali menyapaku
Hembusan angin dan suasana romantis yang sama
Semua hal tentang dirimu seakan menari-nari dalam pikiranku
Entah akankah kakiku akan bertahan berdiri
Ataukah aku akan terjatuh dan kembali bersedih
Like a dream, menyentuh dinginnya kota ini lagi
Kota penuh keramahtamahan timur dan barat
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORİES 🌷
Short StoryCerita menarik untuk sang pemimpi. Karena hidup punya banyak cerita.😘 🌷