Chapter 9

737 39 1
                                    

Yuri terdiam mendengar telepon itu. Hatinya seperti mencelos begitu saja. Langkahnya terhenti. Wajahnya sudah menunjukkan ketidaksetujuan dirinya.

  "Memang ada hubungannya dengan murid - muridku ?" tanyanya tak percaya. "Mereka berkata itu akan berpengaruh, Yuri-ssi. Jwisonghamnida," sahut suara itu.

  Kyuhyun memperhatikan Yuri dari belakang. Pria itu dapat melihat dan mendengar dengan jelas kekecewaan dan kesedihan dari gerak - gerik serta suara wanita itu.

  "Yuri, ada apa ?" tanya Kyuhyun lembut. Ia ingin menanyakan baik - baik keadaan wanita itu. Namun, Yuri menggelengkan kepalanya. "Aku tidak apa - apa. Hanya sesuatu kecil yang terjadi..." jawab Yuri sebelum meninggalkan kamar itu, tentunya rumah itu pula.

  Dengan gontai, Yuri menangis meninggalkan rumah itu. Menyusuri trotoar Seoul dengan penuh kepedihan di dalam hati. Ia harus mulai mencari pekerjaan lagi. Semua hartanya sudah ia sumbangkan, tak mungkin ia tarik lagi.

  "Kwon Yuri-ssi !"

  Suara itu membuat Yuri menoleh sebelum tak sadarkan diri. Kepalanya pusing dan terjatuh ke bawah. Gelap. Sesak. Ia menyerah.

***

  "Handphonenya tidak aktif. Kau yakin ia baik - baik saja, Han Hanna ?"

  Wanita itu mengacak - acak rambutnya sendiri. "Handphone pribadinya juga tak dapat dihubungi. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, Kyuhyun-ssi. Aku berani bersumpah," jawabnya kacau. Keduanya sudah mondar - mandir kesana kemari. Kyuhyun sudah memerintahkan seluruh bawahan dan jajaran kepolisian untuk mencari keberadaan Yuri yang menghilang sudah hampir sebulan lamanya.

  Pria itu melempar seluruh barang diatas mejanya. Kesal. Marah. Semua perasaan itu bercampur aduk menjadi satu. Ia kecewa pada dirinya sendiri karena membiarkan Yuri untuk pulang tanpa ditemani dengan kondisi yang waktu itu sudah pasti tidak baik - baik saja. Ia seharusnya lebih peka.

  "Mr. Cho, ada Mr. Choi dibawah. Ia bersama seseorang..."

  Kyuhyun langsung keluar dari ruangan itu, meninggalkan Hanna disana berpikir keras. "Cho Kyuhyun, Kwon Yuri...." bisiknya pelan. Mata Kyuhyun memanas ingin mendengar apa yang dikatakan rekannya itu.

  "Dijual Mr. Lee dalam rantai perdagangan perempuan. Nyawanya sedang dipertaruhkan," ucap pria itu bergetar sambil menyodorkan beberapa kertas berisi foto Yuri.

  Marah besar. Kyuhyun membawa bodyguardnya menuju tempat yang dituliskan Siwon. Setelah berhasil menelusup, matanya dapat melihat Yuri dengan gaun putihnya yang kotor, siap dijatuhkan ke sungai yang deras.

  "Mr. Lee ! Lepaskan dia !"

  Dengan amarah yang memuncak, Kyuhyun berteriak. Ia berlari mendekat namun pengawal pria itu lebih kuat dan berhasil mendorong dirinya hingga terjatuh. Pria yang dipanggil Mr. Lee itu membalikkan tubuhnya juga tubuh Yuri paksa. Terlihat wanita itu menangis deras. Wajahnya menunjukkan bahwa dirinya sudah ternoda. Sudah hancur.

  "Dia pembangkang. Sama sepertimu,"

  Setelah mengucapkan itu, Mr. Lee menusuk perut Yuri secara tiba - tiba. Membuat wanita itu terbaring di lantai dengan darah yang terus mengalir dari perutnya. Hatinya hancur melihat kejadian itu berlangsung cepat.

  Kyuhyun memeluk Yuri. Menciuminya. Berharap bahwa ia masih dapat bertahan.

  "Kita bertemu lain kali," ucap Yuri sambil menggenggam tangan Kyuhyun kuat. Airmata keduanya terus mengalir. "Yuri, jangan tinggalkan aku. Aku tidak peduli apa yang pernah terjadi padamu, pada kita, pada semuanya !" ucap Kyuhyun frustasi. Yuri menggeleng lemah sebelum menutup matanya. Tak ada senyuman yang terlihat di wajahnya. Namun, tetesan airmata itu terus berlanjut berjatuhan.

  Marah karena kekasih hatinya telah dibunuh, Kyuhyun menusuk pria bernama Mr. Lee itu dengan pisau yang jatuh ke lantai tadi tepat di dada. Membunuh pria itu seketika. Ia lalu berlutut menangis di depan Yuri.

  "Yuri-ah... bangunlah ! Kau tidak memikirkan aku sama sekali ? Bukankah aku berjanji akan menjagamu ?" tanya Kyuhyun parau dalam tangisannya yang tak berhenti juga.

  Tangannya mengusap pipi Yuri lembut. Membelai rambutnya penuh cinta dan kasih sayang, walau darah Yuri sudah membasahi tangan bahkan tubuhnya. Ia mencium pucuk kepala mantan istrinya sekaligus pemilik hatinya selama ini, menyalurkan seluruh perasaannya kepada wanita yang kini sudah tak bernafas lagi.

  "Kwon Yuriiiii !" teriaknya putus asa.

to be continued.

 

If Only 만에 하나Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang