"Eomma aku pulang""Wonu~ah bagaimana rasanya bertemu Presiden? apa dia setampan yang eomma lihat di tivi? Ceritakan pada eomma"
Nyonya Jeon nampak antusias bertanya ketika putera keduanya baru membuka pintu.
Wonwoo sedikit terkejut karena eommanya sudah berada di balik pintu ketika ia pulang.
"Harusnya eomma tanya nuna dia yang berhadapan langsung"
"Jinjja? Uri seulgi bertemu langsung dengan Presiden Kim??"
Wonwoo mengangguk malas.
"Haigooo puteri cantik eomma itu luar biasa! Jinjja daeebbakk"
Dipuji lagi, haaah ~ Wonwoo jadi malas pulang kerumah.
"Akan eomma tagih ceritanya nanti saat nunamu pulang hehe. Yah, kau kau sakit? Wajahmu pucat"
"Wajahku kan memang selalu seperti vampir"
Wonwoo malas menanggapi eomma nya lagipula cacing diperutnya sejak sekolah tadi sudah berdemo dan minta di isi, lebih baik jika ia kedapur.
Lelaki emo itu mengambil segelas jus orange dari dalam kulkas dan meminumnya, adam apple nya bergerak turun naik- ia benar-benar haus.
Wonwoo membuka lemari makan hidangan yang lezat kini sangat terpampang nyata(?) tanpa basa basi ia mencuci tangan lalu menyantap makanan yang terlihat melambai padanya.
Setelah makan lalu mandi, mengerjakan tugas bermain PS lalu tidur. Sungguh membosankan sekali kan hidup anak kedua keluarga Jeon itu? Tidak ada hal lain yang bisa ia kerjakan?
Berbeda dengan kedua saudaranya. Seulgi setiap hari akan latihan cheer dan les menari, pergi bersama teman atau belanja ditemani Minho. Dino sepulang sekolah pasti langsung les sampai malam.
Mereka jarang ada dirumah, sedang Wonwoo? Setelah pulang sekolah ia terjebak dirumah bersama eomma Jeon. Ia berpikir ia harus mencari kegiatan baru.
•
•"Les menggambar! Kau kan suka menggambar"
Celoteh Seungkwan, saat ini kedua sahabat itu sedang berada di kelas, Park sam tidak masuk jadi mereka dibebaskan satu pelajaran, meski sebenarnya sam memberi mereka tugas, tapi siapa yang peduli? mengerjakan tugas bisa nanti tapi jam pelajaran kosong? Kapan lagi.
"Memang gambaran ku jelek ya sampai-sampai aku harus les menggambar?"
"Ani~ kau ini sudah berbakat- ibaratnya kau adalah berlian yang ditemukan didalam gua, sudah indah sudah bagus hanya saja agar berlian itu nampak lebih mewah dan terjual mahal, kau harus dipoles dulu. Begitu perumpaannya"
"Eiii apa yang kau makan hari ini? Tumben pintar"
"Heum ~ seperti biasa sarapan nasi goreng kimchi"
Wonwoo tertawa kecil mendengar jawaban polos Seungkwan, ternyata dia masih saja polos ia tarik kembali kalimat "tumben pintar" tadi.
"Sepertinya saranmu boleh juga, akan kucoba bicara dengan eomma dan appa. Mungkin mereka tidak akan keberatan mengeluarkan uang demi anaknya yang biasa saja ini"
"Aigooo kau terlalu menilai rendah dirimu, kau ini luar biasa Wonwoo~ah kau saja yang tidak sadar"
"Yeah aku luar biasa aneh, luar biasa bodoh luar biasa tidak populer---"
"Dan luar biasa cantik"
Wonwoo mendelik, menatap tajam Seungkwan. Dia benci dibilang cantik, ingat?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HERO
RomanceJeon Wonwoo merasa dirinya namja biasa jika dibandingkan dengan kakaknya, siswi populer yang cantik dan juga seorang captain cheers. Sedang adiknya belajar di sekolah khusus untuk anak-anak cerdas. Tapi karena suatu insiden, ia menyelamatkan Preside...