GG1|Rokok Cap Tai Ayam

1K 109 37
                                    


Happy reading & sorry for typo!:)

£¢€¥

Grey berjalan dengan cepat memasuki SMA Garuda. Tapi langkahnya terhenti karena satpam mencegatnya masuk.

"Eh pak! Bapak nggak liat ini saya pake sepatu cuma sebelah. Itu si Gery kampret ngambil sepatu saya tau pak." Omel Grey.

"Iya neng. Tapi jangan sekarang, semua lagi pada belajar." Tahan pak Satpam.

"Bodoamat dah!" Grey melenggang dari hadapan pak Satpam.

"Eh, neng! Neng!" Panggil pak satpam.

•••

Gery memperhatikan buk Cika yang tengah menerangkan tentang sejarah perang dunia pertama. Beberapa kali terlihat Gery sedang menguap.

Tok! Tok! Tok!

"Gery! Woi!" Teriakan dari luar menjeda buk Cika yang sedang menerangkan.

Brak! Brak! Brak!

Ketukan tadi kini berubah menjadi gebrakan. Buk Cika terlihat marah. Di buka nya pintu itu dengan kesal.

"Ada ap--" perkataan buk Cika mendadak berhenti melihat Grey tengah berdiri dengan wajah memerah. Dan memberikan pandangan sinis kepada siapa pun.

"GERY! SEPATU GUE!" Teriak Grey. Sudah habis kesabarannya. Dari SMA Merpati sampai SMA Garuda semua menertawakannya karena hanya memakai sepatu sebelah. Bisa dilihatnya beberapa teman sekelas Gery menertawakannya diam diam.

"Hahaha..." tawa Gery pecah disusul beberapa teman sekelasnya. Dan akhirnya menjadi semuanya.

"Hei, Sudah sudah." Lerai buk Cika. "Gery, sebaiknya berikan sepatunya sekarang juga." Perintah buk Cika.

Gery mengangguk patuh. Di ambilnya sepatu Grey dari dalam laci mejanya lalu di berikannya kepada cewek itu. "Nih."

Grey mengambil sepatu itu dengan cepat lalu memakainya. Sebelum pergi di sempatkannya sebentar untuk menendang tulang kering Gery.

Duk!

"Aw! Dasar gila!" Umpat Gery kesakitan.

"Hahaha!" Tawa satu kelas.

•••

Jam pulang sudah berbunyi. Grey dan Syila tengah berjalan di koridor sambil menenteng sebuah tas kecil di tangan kanannya yang berisi buku tulis.

"Grey, temenin gue ketemu pacar dong!" Ajak Syila.

"Hm." Jawab Grey.

Grey dan Syila berjalan menuju warung belakang sekolah. Warung ini merupakan tempat strategis antara SMA Merpati dan SMA Garuda.

"Pacar lo anak Garuda?" Tanya Grey sambil berjalan.

"Iya." Jawab Syila.

"Oh, temennya Gery?" Tanya Grey lagi.

"Iya."

"Hm." Grey mengangguk sambil tersenyum sinis. "Liat aja nanti." Gumam Grey.

Tak terasa ternyata mereka sudah sampai di warung cek Minah.

"Dio!" Panggil Syila melambai lambaikan tangannya. Cowok yang di panggil Dio tadi menoleh lalu ikut melambaikan tangannya juga.

"Hai!" Sapa Syila pada teman teman Dio. Salah satunya Gery.

"Hai, cantik." Balas Kelvin sambil mengedipkan sebelah matanya. Syila hanya tersenyum malu.

"Hai, Syila." Sahut Andika tersenyum manis. Yang dibalas senyuman juga oleh Syila. "Eh, ada Grey. Pakabar Grey?" Tanya Andika menegur Grey.

"Eh, Dika. Oh, baik kok baik." Jawab Grey.

Gery memperhatikan gerak gerik Grey dari tadi. 'Hm. Mencurigakan.' Batin Gery.

"Hai, Ger!" Sapa Grey pada Gery.

"Ya." Jawab Gery singkat. Pikirannya masih di penuhi apa kira kira rencana balas dendam yang sedang di rancang Grey. Gery berdecak bingung. Di keluarkannya sebungkus rokok. Lalu di ambilnya sebatang. Di bakarnya rokok itu dengan korek, lalu mulai dihisapnya.

"Ger, bagi dong." Ucap Grey. Gery tersentak kaget di buatnya.

"Lo, ngerokok?" Tanya Gery. Grey hanya mengangguk.

"Yaudah, ambil aja."

"Beliin yang baru dong Ger, masa gue ambil punya lo, gengsi lah."

"Ambil aja nggak papa. Atau beli ndiri gih sana."

"Ye. Apa kata dunia kalau tau gue ngerokok, plis deh Ger, Syila aja nggak tau masalah ini. Cuma lo yang tau."

Gery berdecak. Tapi tak urung dia juga membelikannya. Satu hal yang Gery lupakan. Ia meninggalkan rokoknya di asbak dekat Grey. Ingat itu. Dekat Grey. Lalu apa yang bahaya? Mari kita lihat.

Perlahan, Grey mengambil rokok yang tadi di hisap Gery. Lalu dibawanya menjauh. Grey menjongkok. Di colekkannya rokok itu ke tai ayam.

Terimakasih banyak kepada cek Minah yang memelihara ayam.

Tak puas sampai di situ, Grey mencolekkan semua rokok Gery dengan tai ayam. Lalu dia duduk di tempatnya semula. Menunggu Gery.

"Nih!" Gery melemparkan sebungkus rokok kepada Grey. Yang di tangkap dengan baik oleh Grey. Tanpa melihat lihat terlebih dahulu, Gery menghisap rokoknya yang tadi di lupakannya.

"Pweh. Pweh. Pweh." Gery asik meludah merasakan sensasi aneh pada mulutnya.

"Eh, Nape lu bro?" Dio ikut nimbrung melihat Gery yang asik meludah. Dari tadi cuma Gery dan Grey berdua. Dio sama Syila, lagi mojok di sisi lain warung sedangkan Dika dan Kelvin sudah pulang terlebih dahulu.

"Aer aer!" Seru Gery kalap.

"Nih nih!" Dio menyodorkan segelas es teh kepada Gery. Gery menerima es teh itu, lalu dikumur kumurnya.

"Em, btw gue duluan ya, nyokap nyariin. Bye!" Pamit Grey yang langsung ngibrit lari ninggalin Syila.

"Eh, Grey tanggung jawab lo!" Panggil Gery. Tapi Grey tak mendengarnya. "Sialan." Desis Gery. Di bukanya kasar bungkus rokoknya lalu diambilnya sebatang lagi. Tapi tangannya berhenti di udara saat melihat rokok rokoknya.

"GREY!"

Tbc..,

GegenemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang