❤❤❤
"Bangke lo, Vin!" umpat Grey saat dengan kejamnya Kalvin mengurungnya dikamar mandi.
Ya, dia sekarang memang lagi dirumah Kalvin, atau harus Grey bilang rumah Gery? Jujur sudah 5 tahun dirinya tidak bertemu dengan Gery. Grey sedikit penasaran tentangnya. Bukan, ini bukan rindu.
Beberapa tahun terakhir, Grey memang menjadi dekat dengan Kalvin karena cowok itu kini menempati rumah Gery, mengakibatkan mereka jadi sering ketemu dan akrab.
Apalagi karena adiknya, Tasya yang sangat seru diajak bermain PUBG. Kalau mereka berdua sudah main, alamat waktu dan alam semesta terkacangi.
Grey sedang enak enaknya menikmati masa liburnya setelah kemarin menyelesaikan wisudanya. Sambil menunggu job, Grey memanfaatkannya untuk bermain dengan Tasya. Apalagi sekarang hari sabtu, Tasya sedang libur dan besok, hari minggu juga libur. Jadi, bebaaaaaaaaas.
"KALVIN! BUKAIN WOI! GAME GUE NANGGUNG ITU!" Teriak Grey dari dalam kamar mandi. Berkali kali ditabok taboknya pintu putih itu denga telapak tangannya yang kini memerah.
"Tasyaaaaa!!! Tasya tolongin kakak, kakak dikunciin dikamar mandi! Tasyaaaaa!"
Ish! Kemana sebenarnya semua orang? Apa nggak ada satupun yang dengar dia teriak teriak?!
Brak! Brak! Brak!
Lagi lagi, Grey menabok pintu putih dihadapannya.
"KALVIN NGGAK LUCU AH! INI KELAMAAN!!" Rengek Grey.
"KALVIIIIIIIIIIIIIIN!"
ceklek.
Amarah Grey langsung memuncak saat mendengar kunci sudah dibuka. Dengan sadis, ditariknya daun pintu itu dan langsung melayangkan tangan kanannya berniat menabok wajah Kalvin.
Grep.
Tangan itu tertahan di diudara, disanggah oleh tangan lain yang bukan Kalvin pemiliknya. Tangan lain itu mengusap telapak tangan Grey yang masih memerah.
Grey tak memperlihatkan ekspresi apapun. Dirinya masih terlaku shock melihat siapa yang kini mengelus elus tangannya. Kurang ajar!
"G-gery?" panggil Grey ragu apakah orang ini memang Gery? Karena orang dihadapannya ini terlihat sangat rapi dengan jas abu abu dan celana jeans ditambah kaos putih didalamnya, dan erm, tampan.
"Hai. Lo makin cantik aja dan," Gery melirik sebentar ketubuh Grey, "berisi."
Mendengar itu, Grey cepat cepat melepaskan tangannya dari genggaman Gery dan memeluk tubuhnya sendiri merapat ke pintu.
Grep.
Namun, Gery langsung menariknya dan menempelkan kepala Grey ke dadanya dan mengetatkan kedua tangannya menjepit tubuh Grey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gegenemy
Teen FictionTidak ada yang bisa menyangkal rasa cinta. Tapi mereka bisa. Walaupun banyak yang mengatakan benci adalah cinta yang tertunda. Sekuat apapun Gery dan Grey akan menunda itu. Tapi, benarkah mereka sekuat itu? Batu saja kalau terus menerus dialiri air...