GG6|Cabe Sakit, Kampret Rindu

295 32 7
                                    

Gery menghela napasnya lalu menghembuskannya kasar. Dia sudah tau ini akan terjadi. Lagian, masa Grey lupa kalau dia alergi nanas. Masa Gery yang ingat? Ini alergi alergi siapa, yang peduli siapa. Lagian kenapa juga Gery harus peduli? Sial!

Dengan terpaksa Gery melepaskan punggungnya dari pilar tempatnya menyender sedari tadi. Lalu mengangkut Grey kedalam rumahnya.

Gery menggeleng prihatin melihat Dares malah asik nonton kartun sore diruang tamu. Pasti dia tadi dengar Grey memanggilnya.

Malangnya nasibmu Grey, Grey. Batin Gery kasihan.

Gery membaringkan Grey dilantai disamping sofa, karena diatas sofa ada Dares. Dares menelungkupkan badannya dan melongok kebawah, melihat keadaan Grey.

"Makan nanas dia?" tanya Dares.

"Iya."

"Udah tau alergi." Dares melentangkan badannya lagi disofa dan kembali menonton.

Memang tai! Batin Grey kesal. Tega teganya mereka membaringkannya dilantai, padahal ada sofa dan karpet disana.

"Ambilin air di dapur, Ger." suruh Dares.

"Dih, ogah!"

"Nggak gue restuin lo sama adek gue, ya?" ancam Dares.

"Siapa juga yang mau sama adek lo, barbar, cabe, resek!"

"SETAN LO GERY KAMPRET!" Grey mengamuk. Rasa gatalnya yang tinggal samar samar.

Gery kaget mendengar amukan Grey dengan spontan langsung meloncat ke sofa tempat Dares bernaung.

"Nama gue Gery Kerpert, Cabe!"

"GERY KAMPRET!" seru Grey kuat menarik kaos milik Gery hingga pemuda itu jatuh kelantai.

"Mati lo, mati lo!" umpat Grey memukulkan bantal sofa ke badan Gery.

"Apaan, sih Cabe!"

"Cabe cabe kepala kau!"

Siap! Keluar sudah logat asli Grey.

"Gery! Gery!" seru seruan itu muncul dari depan rumah Grey.

Dengan cepat Grey keluar melihat orang yang memanggil Gery. Ternyata Kelvin, Dio dan Dika.

"Ngapain lo nyari Gery kerumah gue?! Noh rumahnya Gery didepan!" gas Grey.

"Wes, santai aja keles." sahut Kelvin kalem. "Tadi kita juga dari rumahnya Gery, tapi dia hilang tiba tiba."

"Kek setan, kan?!" seru Grey senang.

"Iya." balas Kelvin.

"Nah. Bagus, dia itu emang setan." ucap Grey memanas manasi.

"Ehm. Maaf nih Grey, panggilin Gerynya, dong." ucap Dika menyela.

Grey menatap Dika nyalang. Grey sangat sangat tersinggung dengan ucapan Dika barusan.

"Apa?" sahut Gery dari dalam diikuti Dares.

GegenemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang