GG18| Nggak Usah Ditemenin

188 26 0
                                    

£¢€¥

Setelah nurunin Grey didepan komplek Dares langsung mutar balik motornya. Katanya tadi pas Grey meluk dia nggak mau turun, "gara gara lo nih, gue telat jemput Tea!"

YAILAH.

SIALAN.

Karena itu Grey goyangin motor Dares dengan seluruh kekuatannya sampe Dares akhirnya marah dan maksa Grey turun dengan keras. Karena takut plus kesal, Grey akhirnya turun.

Tin!

"Aigoo!"

Grey terlonjak kaget akibat suara klakson yang tiba tiba. Grey langsung memutar badannya kebelakang dan mendapati orang itu.

YAELAH.

IYA.

Tau siapa?



Iya.

Dika.

Grey membuang wajahnya kesamping sebentar untuk mengeluarkan unek uneknya tanpa suara laku mengahadap Dika lagi.

"Lo pulang jalan kaki?" tanya Dika mendekatkan motornya ke Grey.

"Nggak, kok. Tadi diantar sama Dares cuma dia langsung cabut jemput kak Tea."

"Lo aneh deh,"

'Lah?'

"Kenapa?" tanya Grey bingung. Yaiya bingung. Emang ada yang aneh dari yang Grey bilang tadi? Perasaan enggak.

"Manggil abang lo sendiri cuma namanya, tapi manggik pacar abang lo pake kak."

"Oh, itu. Apa yang aneh? Biasanya perasaan."

"Makanya jangan pake perasaan."

"Hm. Oke."

Dika tersenyum sopan. Lalu mengusap leher belakangnya sebentar. "Lo mau nebeng sama gue? Kebetulan gue mau kerumah lo,"

Grey memandang Dika bingung.

"Ehh, kerumah Gery." ucap Dika segera.

"Ohh. Boleh emang?"

"Ya boleh lah. Kan gue nawarin tadi,"

"Lah, iya juga."

"Lucu."

"Hah?"

**

Gery keluar dari salah satu restoran membawa dua plastik besar di tangan kiri dan kanannya. Gery menggantungkan kedua plastik itu di stang motornya kiri dan kanan.

"Udah kayak kang kerupuk keliling gue, ah."

Gery mengendarai motornya dengan santai hingga melihat Dika yang membonceng Grey dihadapannya. Gery tersenyum miring lalu meningkatkan kelajuan motornya menyusul motor Dika yang bergerak santai.

Brrrrmmmm.....brrrrmmmm...brrrrmmm...

Motor Dika terlihat oleng sebentar namun kembali menyesuaikan.

"TAI!" Umpat Grey keras membuat Gery yang sudah melaju jauh didepan mereka tertawa.

"Sialan tuh temen lo! Yang suka ngeber ngeber gitu nggak usah ditemenin!"

"Ya gimana, udah temenan."

"Gimana gimana, ya musuhin aja lagi, kayak gue. Lo mau bersekutu sama gue juga boleh. Biar kita jatuhin bom nuklir diwilayah si kampret!"

"Rumah lo kena juga song nanti."

"Ya enggak lah. Kan bomnya dirumah si kampret."

"Otak lo menciut ya abis di geber sama Gery?"

GegenemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang