6. Surat Misterius

68 9 7
                                    

Yume duduk dan ingin menaruh buku bukunya ke kolong meja. Namun, ia menemukan sebuah surat beramplop coklat, berparfum yang wanginya ia kenal dan tak asing.

Tiba-tiba, Yume merasa tak asing dengan wangi dari parfum terebut. Tapi ia lupa wangi dari parfum siapa??? Dan dibukalah perlahan surat tersebut. Yume menatap serius surat itu, bola matanya bergerak mengikuti kata demi kata dari surat itu.

Teruntuk kamu Nishimura Yumesaya Notonegoro.

Ohayou gozaimasu Yume-chan?(Apa kabar Yume?)

Surat ini aku tulis dengan bahasa Indonesia, khawatir kamu sudah melupakan bahasa Jepang mu hehehe.

Sebelumnya aku sangat minta maaf, karena pernah menghilang dari hidupmu.

Aku pergi dengan ayah ke Tokyo karena, Ayahku memilki bisnis baru disana.

Namun, ketika aku dan ayahku ingin pulang dari Tokyo menuju Hokkaido dalam rangka memberikanmu kejutan ulang tahunmu ke 12, Hamtaroku sudah tiada rupanya……

Deretan dari kalimat tersebut membuat dirinya tak percaya akan kebenaran yang mendadak kini, kebenaran yang ia cari selama ini.

Bersamaan dengan itu, dadanya sesak perlahan, wajahnya memanas, sekuat tenaga ia menahan airmata.

Yume tak mengerti, apakah ia harus sedih atau justru bahagia??? Kemudian Yume melanjutkan suratnya kembali.

Kudengar kau pindah ke Indonesia ke rumah kakek, namun aku tidak diperbolehkan mengetahui keberadaan keluargamu.

Aku juga turut berduka cita atas hilangnya ayahmu, maaf baru menemukanmu sekarang.

Namun, apakah kau benar Yume yang dulu? Masih ingatkah kau padaku?
Aku benar-benar ingin bisa memelukmu, sama seperti terakhir kita berpisah.

Dengan segenap hatiku Kenji, sahabat kecilmu.

Kalimat terakhir tersebut membuat Yume terharu, bahkan sangat. Rupanya Kenji masih ingat dengan dirinya, ia tak melupakannya. Dirinya yang entah jauh darinya , masih menganggapnya sebagai sahabat kecilnya.

Lio yang tepat disebelahnya, memperhatikan gerak-geriknya sedari tadi. Ada apa dengan gadis ini, pikirnya.

HIKS

Tak terasa airmata keluar disudut matanya, Yume mengeluarkan sesenggukan yang sangat jelas terdengar di kuping Lio.

“Hey, lo nangis ??? !!! ” sahut Lio khawatir terhadap dirinya.

Yume mengusap dengan cepat airmata yang keluar. Napas yang sesak segera ia atur dengan cepat, ia harus siap untuk menuntut ilmu kembali. Kemudian, Yume menoleh ke arah Lio dan menggelengkan kepala, tanda ia tak apa-apa.

KRING KRING

Bel istirahat berbunyi, seluruh penghuni kelas berhamburan keluaran untuk kepentaingan yang sama. Apalagi kalau bukan mengisi perut yang keroncongan.

Namun beda dengan Yume, ia masih menatap surat tadi. Kejadian tadi pagi itu masih membuat dirinya tak percaya. Lio yang masih memperhatikannya akhirnya mengajaknya ke kantin.

“Ayo ke kantin, Yume” ajak Lio pada Yume.

“…….” Yume masih melongo menatap surat itu.

“Ayo ..” rujuk Lio kembali.

“Okay Li….” Jawab Yume singkat.

Akhirnya Yume dan Lio menuju kantin. Mereka berjalan, dipenuhi tatapan intimidasi. Mereka melawati Willy cs, tim buli yang terkenal di sekolah ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Rainbow RingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang