5. Pandangan Seorang Ibu

60 10 8
                                    


Yume berlari, langkahnya terhenti di pintu yang coklat itu. Dibukakanlah pintu tersebut olehnya. Wajah Yume tegang, ia takut hal parah apa lagi yang akan lihat. Perlahan pintu itu terbuka, dan….

“Arggh…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Arggh…. Ibu !!!” Terik Yume histeris.

Ditemukannya sang Ibu dengan kondisi berdarah di kepalan tangannya didepan cermin yang pecah, yang memang tadi ia pukul dengan sangat keras. Tak lama dari teriakan Yume, Ibunya itu menoleh ke arahnya, ia tersenyum lega dan berlari ke arah Yume.

“Sayang !!!! kejahatan telah pergi !! ”teriaknya senang, namun tiba-tiba langkahnya terhenti,  satu langkah di depan Yume sembari menghilangkan senyumnya.

“Ibu kenapa??..” tanya Yume cemas, hendak menyambut ibunya dengan pelukan tapi bu kembali mendadak aneh, wajahnya ketakutan.

Ia melihat bayangan hitam yang merupakan blackshadow yang muncul keluar dibalik punggung Yume. Pelukan tak didapat, Yume malah didorong ibunya sampai tersungkur.

“Kamu bukan anakku, kamu bukan Yume !!!!” teriak ibu histeris

“Dewa kegelapan !!!! kembalikan anakku!!! Oh Tuhan yang maha Agung !!! Selamatkan dia dari petaka !!!!”.

Tiba-tiba rainbow ring mengeluarkan cahaya yang terang, yang membuat pingsan ibu tersebut. Dari keluarnya cahaya, Yume merasa terkejut, kemudian lemas seperti dikuras tenaganya. Yume mendekap ibunya, dirinya khawatir kenapa semakin hari penyakitnya tak kunjung sembuh, padahal sudah dibawa ke psikiater.

“Ibu harus bertahan, maafin Yume sampe sekarang belum bisa bahagiain Ibu” kata Yume dengan nada haru, sembari megusap kepala ibunya, kemudian mengecupnya.

“Bi !!! Bi Ina !!! Tolong Ibu Bi !!!!” Panggil Yume kepada seseorang yang merawatnya sejak ia pindah ke Indonesia.

Tak lama dari panggilan Yume Bi Ina datang dengan inisiatif membawa kayu putih dan air hangat.

“Ibu kumat lagi ya non, ini kayu putih biar cepet sadar non !!! Oiya non, ada yang bisa bibi bantu lagi non????” tanya Bi Ina dengan nada cepat dan khawatir.

“Bibi tolong bikini bubur buat Ibu ya…. Yume mau nemenin ibu map udah jam sepuluh malem gini malah ganggu bibi.” Pinta Yume sembari menerima benda yang diberikan Bi Ina untuk Ibunya itu.

“Gapapa non, kayak sama siapa aja. Baik, buburnya akan bibi bikin sekarang” jawab Bi Ina dengan senyumannya yang manis.

Airmata Yume mengalir, cengeng memang dirinya. Yume sangat sayang dengan Ibunya, bahkan Yume sempat bertengkar denan kakeknya begitu mengetahui dulu Ibunya hendak dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Hal tersebut membuat kakek malas pulang ke Indonesia.

Yume hanya bertemu kakek dari ayahnya itu dua kali sebelum ibunya gila. Di pikirannya kini, hanya Ibunya, Yume sangat bingung sudah ke psikiater. Ia berpikir mungkin selama ini, Yume terlalu banyak meratapi kesedihannya di kamar, sehingga kurang memberikan perhatian pada Ibunya.

The Rainbow RingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang