[lima]-Bahasa Surga

109 12 0
                                    

Belajar Bahasa Arab tidaklah selalu mudah. Terkadang kau menikmatinya sepenuh hati, tapi tak jarang pula kau akan "tersiksa" karena tak mengerti. Seolah apa yang dikatakan dosen tak mampu masuk ke otakmu.

[Cahaya di atas Cahaya. Oki Setiana Dewi]

🌷🌷🌷

Awal semester 6, banyak dosen yang sibuk dengan penarikan para mahasiswa KKN semster 8. Salah satu dampaknya adalah pagi ini. Kelas Ilmu Lughah yang mana dosen pengampunya adalah ketua jurusan PBA harus kosong.

Dan berita baiknya lagi, tak ada tugas yang ditinggalkan. Aku dan teman-temanku yang tak lain adalah Husna, Nisa, mbak Mala, mbak Ainur, dan tentunya Salma akan langsung menuju ruang Zawiyya. Atau dalam bahasa Indonesia berarti Pojok. Memang ruang ini terletak di pojok gedung, di lantai dasar.

Ruangan ber-AC dengan lukisan-lukisan dinding yang menawan. Tak kalah menawan dengan pemandangan sawah yang disajikan lewat jendela kaca besar di sisi ruangan. Disini juga ada kantin kejujuran. Kami bebas untuk makan dan minum disini, tentu dengan syarat memperhatikan sampah bekas makanan dan minuman.

Ini adalah ruangan favorit bagiku dan teman-teman. Ruangan ini lebih tenang dibanding dengan perpustakaan. Banyak mahasiswa yang takut masuk ke ruangan ini. Mereka bilang 'ribet', ya memang karena di ruangan ini kami diwajibkan untuk menggunakan bahasa Arab atau Inggris.

Aku dan teman-temanku memilih menggunakan bahasa Arab, karena disini lebih banyak anak Bahasa Inggris. Jadi kalau salah, tentu mereka tahu. Tapi jika kami memakai bahasa Arab, dan salah. Mungkin mereka tidak tahu. Haha. Toh tak banyak anak PBA yang mau masuk ke ruangan ini.

Meski begitu kami terkadang ngeyel menggunakan bahasa Indonesia. Pernah suatu kali aku dan teman-teman terlalu asik bercerita dengan bahasa Indonesia. Tak kami sadari Mr. Faishal yang tak lain adalah pencetus ruangan ini, yang kukira sibuk dengan pekerjaannya ternyata memperhatikan kami.

"Bi lughah Arabic au Injliziyah please!" ucapnya lantang.

Aku dan teman-temanku seketika diam. Namun tak berhenti, kami melanjutkan cerita dengan berbisik-bisik. Sesekali diselingi dengan bahasa Arab atau Inggris yang kami tahu.

Dan pagi ini, ruang Zawiyya masih sepi. Seorang bule dengan paras cantik yang setiap harinya berada di ruangan ini juga belum datang. Aku dan teman-teman masih bebas bercerita dengan bahasa Indonesia hehe.

"Nahh sekarang gilirannya Arifah," ucap Husna heboh.

"Apaan?"

"Soal mamas," Husna menaik turunkan kedua alisnya.

"Iya mbak, udah lama nggak denger soal mas Najib euy," mbak Mala menimpali.

"Atau jangan-jangan udah lamaran ya?" goda mbak Ainur. Sontak mereka berempat bersorak heboh. Iya berempat kecuali Salma. Ia tersenyum kecut, entah kenapa? Aku selalu ber-husnudzon Salma tidak menyukai mas Najib. Mengingat Salma juga mengenal mas Najib.

"Belum lah, mas Najib mau kuliah di Malang lanjutin S2. Dan kemarin Arifah dikasih kesempatan sama Allah buat ngajar ngaji bareng mas Najib. Cukup sekian dan terimakasih," aku meringis, aku benar-benar bahagia.

"Ciyeeeeee..." suara mereka memenuhi ruangan ini.

"Ehm.. Good morning everybody!" Mr. Faishal masuk ke ruangan ini.

"Good morning Mister.." jawab kami serempak.

"We must go out!" (kita harus pergi!) bisik Husna sembari membereskan bukunya.

"Bi lughoh Arabic au Injliziyah please..." Salma mengikuti ucapan Mr. Faishal waktu itu.

Kami terkikik geli.

"Ilaa aina?" (kemana?) tanya Nisa.

"Ilaa maqsof faqot, Ana juu'" (ke kantin saja, aku lapar) usul mba Ainur.

"Ahsanti! Uriidu an asytari 'bakwan kawi' wkwk" (Bagus! Aku mau beli bakwan kawi wkwk" Salma ikut memberesi bukunya.

"Uriidu labanun" (aku pengen susu) aku segera mengekor mereka.

"Uriidu huwa" (aku pengen dia) Nisa nyengir kuda.

"Ish laa tansa qolal ustadz Yusuf 'laa takun baafiron!' haha" (ish jangan lupa pesennya ustadz Yusuf 'jangan baperan' haha," ucap mbak Mala.

"Ho oh bener, Pipah mah baperan euy," timpal Husna begitu kami berhasil keluar dari Zawiyya.

🌷🌷🌷

Alhamdulillah..
Jangan lupa vote dan komentarnya💕💕

Baarakallahu fiikum😘😘
Boyolali, 27 Ramadhan 1439
@rnbwcake

ArifahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang