[delapan]-bahagia sesederhana itu

65 7 0
                                    

Bahkan saat kau memanggil namaku, lidahku menjadi kelu.

🌷🌷🌷

"Kak Azaaaaammmm... " rengek Arifah sembari membuka pintu kamar Azzam.

Sang empu nama mendongak santai, tangan kanannya segera melepas headset yang dipasangnya. Namun tetap saja, ekspresi datarnya terlihat menyebalkan.

"Arifah maluuuu..." lanjutnya sambil menghempaskan tubuhnya di samping kakaknya.

"Tumben? Biasanya malu-maluin," ucap Azzam, masih santai, bahkan ia kembali memasang headsetnya.

"Kaakkkk, Arifah serius kaakkk!" Arifah mengguncang tubuh Azzam.

"Kenapa?" Azzam membalikkan badannya, ia segera duduk. Menatap adik semata wayangnya dengan tatapan jengah.

"Masa, masa," Arifah kembali merengek. Sungguh itu hal yang menyebalkan bagi Azzam.

"Apaaaaa?" Azzam mengacak rambutnya frustasi. Pikirannya sedang kacau, seminggu lagi dia harus mendaftar sidang skripsi, sedangkan acc bab terakhir-pun belum ia kantongi. Ia terlalu sibuk menggantikan Ayahnya mengurus bisnis wallpaper dinding.

"Tadi Bintang ngomong ke mas Najib, kalo Arifah suka sama mas Najib, huwaaaa!!!" Arifah semakin mengeraskan tangisnya.

Azzam menggembungkan kedua pipinya sebelum akhirnya tawanya pun pecah juga.

"Kakak kok jahat?"

"Darimana si Bintang tau coba?" Azzam menyeka air di sudut matanya.

"Kemarin pas bunda nyuruh nganter kue ke rumah mbak Nadia, kan Arifah nitip hp Arifah sama si Bintang, eh pas gitu ada notifikasi masuk. Kan begitu nyala keliatan wallpapernya mas Najib. Huwaaaa!!"

"Sukurin, kemarin kan udah kakak ganti pake foto orang paling ganteng sedunia," Azzam kembali pada posisi awalnya.

"Kan yang paling ganteng mas Najib,"

"Ganteng dari mana? Orang selama ini Najib jomblo terus, mending Irham pernah pacaran, eh bukan ding. Pernah khilaf maksudnya," Azzam terkekeh sendiri.

"Itu bukti mereka ntar langsung pengen serius kak, nggak kaya kakak. Playboy! Gonta-ganti mulu!" Arifah menarik-narik boxer Azzam.

"Jangan digituin melar ntar! Baru ini boxer kakak,"

"Bodo amat, pokoknya bilangin ke mas Najib kalo Bintang cuma bercanda doang!" Arifah memeluk Azzam.

"Emang tadi ekspresi Najib kek gimana?"

"Biasa aja, cuma senyum doang kak! Huwaaa! Arifah maluuu kaaaakk!"

"Berarti tandanya, Najib juga suka sama kamu."

"Suka dari Hongkong?"

"Aminin kek!"

"Iyaa aamiin yaa Allah"

"Ish dasar!"

"Kak bilangin ke mas Najiiib!"

"Iya ntar kakak bilangin," Azzam segera berdiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArifahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang