Seorang gadis memasuki sebuah ruang kelas, terlihat beberapa orang telah menempati beberapa tempat. Dia berjalan mencari tempat yang cocok untuknya. Duduk disudut kelas adalah tempat yang cocok untuknya.
Beberapa menit kemudian kelas mulai ramai, dipenuhi mahasiwa-mahasiwa baru.
"Hai." boleh aku duduk disini. Sapa seorang gadis berbando pink kepada gadis itu. "Perkenalkan namaku Kimberly Leison." Lanjut gadis itu sambil mengulurkan tangannya.
"Giarlly Starfy" Sambut gadis itu.
"Nama yang lucu. Senang berkenalan denganmu." Giarlly hanya tersenyum sekilas mendengarnya.
Beberapa jam kemudian kelas itu bubar, orang-orang telah berhamburan keluar.
"Apa kau mau ke cafetaria? " Tanya Kimberly kepada Giarlly.
"Baiklah." Jawab Giarlly, kebetulan dia sangat kelaparan saat ini.
Cafetaria yang berada dikampus itu sudah cukup ramai, beruntung kedua gadis itu menemukan tempat untuk mereka.
"Giarlly, darimana kau berasal?"
"Aku lahir disini, tapi aku dibesarkan di London dan Paris" Jawab Giarlly sambil menyendok makanannya.
"Oh, benarkah? Sudah berapa lama kau disana?"
"Entahlah, aku tidak mengingatnya." Kim hanya tersenyum simpul mendengarnya, dia menyadari jika gadis itu tidak ingin membicarakannya. Mereka makan dalam diam.
Cafetaria itu sangat berisik. Tiba-tiba sekelompok pria datang memasuki cafetaria itu, dan langsung menduduki tempat kosong yang sepertinya memang telah tersedia untuk mereka.
"Wahh, mereka datang." Kim menatap mereka dengan penuh kekaguman. Giarlly mengalihkan pandangannya kepada pria-pria itu.. Ckk.. Gumamnya.
"Mereka sangat mempesona" Kim tak henti-hentinya mengagumi mereka.
"Apa kau mengenal mereka?" Tanya Giarlly.
"Ya. Siapa yang tidak mengenal mereka. Mereka adalah pewaris dari keluarga-keluarga yang sangat berpengaruh.
"Benarkah?" Giarlly kembali menyantap makanannya, dia tidak tertarik dengan omongan Kim.
"Kau lihat pria yang sedang tertawa itu? Namanya Vernando Perlon, anak dari pemilik hotel ternama di New York dan sudah memiliki banyak cabang. Dia orang yang lucu dan ceria.
Kemudian pria yang sedang memegang handphone itu, namanya Rey Wilson. Dia juga anak pemilik rumah sakit paling ternama. Dia orang yang sangat pendiam.
Lalu pria berambut pirang itu, namanya Velan Gregory. Anak dari pengusaha paling terkaya kedua di negeri ini. Dia orang yang sangat ramah dan lembut.
Kemudian yang terakhir Gallant Qyle Crasson. Putra kedua dari Keluarga Crasson, Crasson grup salah satu perusahaan paling berpengaruh didunia. Tapi dia terkenal playboy, berhati dingin dan dia bisa menjadi kejam. Tapi itulah pesonanya, para wanita sangat mengaguminya." Jelas Kim panjang lebar.
"Yaahh. Aku bisa melihatnya." Giarlly sebenarnya tidak tertarik untuk mendengarnya.
Kim masih memandangi mereka berempat. "Sepertinya gadis itu masih menempel kepada Qyle." Kim mendengus kesal, melihat seorang gadis menghampiri meja keempat pria itu.
"Siapa dia?" Tanya Giarlly memandang kearah yang sama dengan Kim.
"Dia Angela Clinton. Dia mantan kekasih Qyle sewaktu di Senior highschool. Sepertinya gadis itu tidak pernah menyerah untuk balikan dengan Qyle."
"Sepertinya kau tau banyak tentang mereka."
"Tentu saja selain karena mereka terkenal, aku juga junior mereka di senior highschool. Walaupun mungkin mereka tidak mengenalku." Kim hanya tersenyum kecut.
*****
Giarlly membaringkan diri di kasur yang berada apartemen barunya.
Dia sangat lelah hari ini menghadapi jadwal mata kuliah yang lumayan begitu padat.
"Ibu, hari ini aku sudah menjadi seorang mahasiswi. Tidak terlalu buruk. Apartemen ini akan menjadi tempat tinggalku yang baru. Setidaknya aku benar-benar sendiri disini, aku tidak akan menunggu seseorang untuk pulang ketempat ini." Gumam Giarlly sambil menatap sebuah foto seorang wanita yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya. Perlahan-lahan matanya mulai terpejam.
Bersambung
#####
Vote and commen, please!
😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Empty (?)
Romance#WARNING 18+ "Aku menginginkan pelukan, sentuhan, dan kehangatan. Ya, hanya itu. Tapi bukan cinta. Karena cinta hanya ada kekosongan, dan hidupku sudah penuh dengan kekosongan. Aku tidak ingin menambahnya dengan cinta yang penuh dengan omong koson...