Chapter 2

3.2K 93 0
                                    



Dentuman musik yang keras, dengan lautan manusia yang tidak berhenti bergoyang seperti mengisyaratkan malam tidak akan pernah berakhir.

Diantara lautan manusia itu terlihat sepasang manusia yang sedang berpagutan dengan mesranya seolah tidak ingin saling melepaskan. Mereka duduk disalah satu sofa yang berada di club malam itu.

"Kau sangat cantik malam ini." Ucap seorang laki-laki yang duduk tidak jauh dari pasangan itu. Dia sedang merayu seorang wanita didepannya.

"Benarkah? Malam ini aku berdandan hanya untukmu." Goda wanita itu, sambil mengelus wajah pria didepannya.

Mereka berdua saling melempar senyum, mencoba merayu satu dengan yang lainnya.

Disofa itu juga terlihat dua orang pria yang sedang sibuk sendiri, salah satunya sedang memegang handphone.

"Apa kau tidak bisa berhenti memegang barang itu." Rutuk pria yang duduk disampingnya. Dia juga saat ini sedang merangkul wanita disampingnya. "Kau tidak pernah mau bersenang-senang."

"Bagiku benda ini lebih menarik daripada wanita-wanita itu, dan itu membuatku senang." Sanggah pria itu tanpa melepaskan pandangannya dari benda kecil yang sebesar ukuran tangannya itu.

"Berhentilah mengganggu Rey, Nando." Ucap Vernan menengahi mereka berdua. "Kau tau benda itu sudah menjadi istri keduanya."

"Memangnya siapa istri pertamanya?"

"Tentu saja buku-buku adalah istri pertamanya." Canda Velan dan disambut gelak tawa oleh Nando.

Rey tidak menghiraukan mereka berdua.

"Diamlah. Sebelum istri-istrinya itu mengamuk." Ucap pria yang tadi sedang berpagutan, membuat mereka yang mendengarnya tertawa semakin keras.

Yah, begitulah mereka. Rey selalu menjadi korban hinaan diantara keempat pria itu. Bagi Rey itu sudah biasa, dia tidak peduli dengan omongan orang lain tentang kecintaanya pada buku dan handphone. Saat ketiga sahabatnya itu sibuk dengan wanita, dia lebih memilih membaca buku atau pun membaca berita lewat handphone nya.

"Hei, Qyle apa kau sudah mengerjakan tugas yang diberikan Mr. Stump?" Tanya Velan sambil meneguk minumannya.

"Tentu saja." Jawabnya singkat

"Benarkah? Aku bahkan tidak pernah melihatmu belajar" Celetuk Nando.

"Aku tidak perlu belajar, jika uang bisa menyelesaikan semuanya."

"Apa kau menyuruh Alex si mata empat untuk membuat tugasmu lagi?" Velan bertanya lagi.

Qyle hanya tersenyum miring mengiyakannya. 

"Kau tidak takut, bukankah waktu itu Mr.Stump sudah memperingatimu."

"Apa yang perlu ku takuti." Qyle meneguk minumannya.

Velan hanya berdecak melihat tingkah sahabatnya itu.



Tidak jauh dari pria-pria itu seorang gadis duduk di depan bartender, memesan minuman.

"Boleh aku duduk disini?" Sapa seorang pria, mengalihkan pandangan gadis didepannya itu.

Gadis itu hanya tersenyum mengiyakan. "Jonathan Perlon." Lanjut pria itu, sambil mengulurkan tangannya.

"Perlon?"

"Ya. Kurasa keluargaku cukup terkenal." Pria itu membanggakan diri. "Lalu siapa namamu?"

"Lily. Just Lily." Kata gadis itu menyambut uluran tangan pria didepannya.

"Baiklah Lily. Kurasa gadis secantik dirimu tidak akan datang sendiri."

"Maaf mengecewakanmu, tapi seperti yang kau lihat. Aku sendiri." Lily tersenyum menggoda pria disampingnya, sambil menyibakan sedikit rambutnya ke belakang telinga.

Pria manapun yang melihatnya, pasti akan menyadari jika gadis ini sedang berusaha menggoda lawan bicaranya.

Beberapa saat kemudian, tanpa banyak bicara lagi kedua orang itu berjalan pergi meninggalkan club malam itu dengan segala keramaiannya yang tidak berhenti.


"Apa yang kau lihat?" Tanya Velan kepada Nando.

"Kurasa aku melihat Jo tadi, dengan seorang wanita." Jawab Nando

"Memang kau tidak pernah melihatnya dengan seorang wanita." Rutuk Velan heran melihat tingkah Nando yang seperti melihat hantu.

"Bukan itu maksudku. Wanita tadi sangat cantik dan sexy."

Wanita yang dirangkul Nando hanya berdecak kesal mendengarnya.

"Semua wanita ditempat ini memang cantik dan sexy." Velan mengerlipkan sebelah matanya kepada wanita disampingnya. Wanita itu hanya tersenyum malu.

"Sepertinya aku pernah melihat wanita itu entah dimana." Seru Nando.

Bersambung

#####

Follow IG :@missrosssb

Vote, Kritik and comment J

Maaf typo

Empty (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang