Chapter 6

1.8K 83 1
                                    



Giarlly POV

Aku berada di dalam toilet, mencuci tanganku dan memperbaiki penampilanku yang sedikit berantakan.

Bukkk

Tiba-tiba aku tersentak mendengar pintu toilet dibuka secara kasar dan gadis berambut pirang masuk kedalam menatapku dengan tatapan membunuh. Dia Angel yang ditemani kedua temannya.

Aku menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya. "Ada apa?"

"Bukankah aku sudah memperingatimu untuk tidak muncul dihadapanku lagi." Ucap Angel sambil menujuk-nunjuk kasar bahuku, sedikit sakit.

Aku hanya menatapnya datar.

"Dan juga kau berani-beraninya mengganggu kekasihku, dasar jalang." Geram Angel.

"Kekasih?" Aku semakin heran mendengarnya.

"Gallant Qyle Crasson. Dia kekasih Angel semenjak Senior High School." Seru gadis berkulit hitam dan berambut keriting yang berdiri dibelakang Angel.

Bukankah mereka sudah putus? Batinku.

Gadis-gadis didepanku saat ini menatapku dengan tatapan yang menjijikan, memandang rendah diriku.

Aku hanya tersenyum miring melihat mereka.

"Berani sekali jalang sepertimu menatapku seperti itu." Pekik Angel

Jalang? Ya aku sudah terbiasa dengan panggilan seperti itu. Tapi saat ini tingkah mereka benar-benar membuatku heran. Sejak kapan aku menggoda Qyle. Gadis ini benar-benar membuatku kesal. Ingin sekali aku menghajar wajahnya yang tebal dengan make up itu.

"Berikan padaku." Tiba-tiba gadis satunya yang berambut pendek memberikan sebotol minuman yang berwarna hitam ke tangan Angel.

Dan dalam sekejap minuman itu yang entah apa, telah tumpah diatas kepalaku. Minuman itu sangat bau. Aku benar-benar kaget dengan kelakuannya itu.

"Dengar ini hanya sebuah peringatan untukmu. Jika kau mencoba merayu Qyle lagi dihadapanku, akan kubuat kau menyesalinya seumur hidupmu." Dia mengancamku? Botol yang kosong itu pun dilemparkan ke arahku. Kudengar kedua gadis dibelakangnya tertawa meledekku. Mereka pun berlalu pergi meninggalkanku dalam keadaan yang mengenaskan.

Tak bisa kupercaya, saat ini aku sangat menjijikan. Entah minuman apa yang mereka siramkan kepadaku. Apa mereka kira mereka berada di senior high school dimana bully seperti ini masih berlaku. Shit!

Aku mencoba membersihkan diriku, setidaknya mencoba mengilangkan bau busuk ini. Aku berjalan keluar dari toilet. Seperti yang kuduga, aku menjadi pusat perhatian saat ini. Dimana semua orang berbisik-bisik melihatku.

Aku tetap berjalan melewati mereka, tanpa peduli dengan apa yang mereka katakan. Sejujurnya aku sangat kesal dan marah.

Lihat saja nanti Angel, kau sudah membangunkan macan yang sedang tidur. Kau bermain-main dengan orang yang salah.

*****

"Halloo."

"Giarlly, kau dimana? Apa kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja Kim. Aku sedang berada di apartemen."

"Syukurlah. Apa yang terjadi denganmu tadi? Kudengar kau terlihat sangat berantakan saat dikampus tadi."

Aku baru selesai mandi dan Kimberly menelponku, kudengar suaranya sangat cemas. Tak kusangka kejadian tadi akan cepat tersebar.

"Itu karena Angel. Dia tiba-tiba saja datang kepadaku, dan bilang jika aku menggoda kekasihnya."

"Kekasihnya? Maksudmu Qyle?"

"Mmmm"

"Dasar nenek sihir, dia sudah gila. Dia masih saja terobsesi dengan Qyle. Kurasa sekarang dia sudah menjadi psikopat"

Aku tersenyum mendengar celotehnya.

"Tapi kenapa dia berpikiran seperti itu? Apa dia melihatmu bersama dengan Qyle? Tapi untuk apa kau bertemu dengannya, kau saja tidak mengenalnya."

"Entahlah."

Kurasa gadis itu melihatku bersama dengan Qyle saat ditaman tadi.

"Kim aku lelah, aku akan istirahat saat ini."

"Baiklah. Istirahatlah. Sampai bertemu dikampus esok. Bye."

"Bye."

Kami memutuskan sambungan telepon kami.

Jadi hanya karena Qyle berbicara denganku dia bertingkah seperti itu. Pria bodoh itu memilih gadis yang menjijikan.

Aku berbaring tidur , melepaskan segala kelelahanku mencoba merilekskan pikiranku.

Keesokan harinya aku pergi kekampus seperti biasa.

Kurasa aku sudah sangat terkenal saat ini, dimana aku masih menjadi pusat perhatian.

Aku dan Kim berada dikantin, seperti biasa tempat yang sangat ramai.

"Jika kau merasa kurang sehat, pulanglah sekarang." Aku melihat wajah Kim yang terlihat sendu. Kurasa dia masih mengkhawatirkanku.

"Makanlah." Aku hanya menanggapinya dengar datar.

Sesungguhnya aku masih marah saat ini, aku butuh pelampiasan untuk mengeluarkan emosiku. Jika Kim terus mengoceh dia akan menjadi sasaran emosiku.

"Ingin sekali aku mencabik-cabik nenek sihir itu." Aku mengikuti arah pandangan Kim.

Kulihat Qyle baru saja duduk di salah satu meja yang biasa mereka duduki. Tentu saja bersama teman-temannya yang lain. Satu lagi ada Angel dan dua gadis yang selalu bersama-sama dengannya. Dia bergelayut manja ditangan Qyle.

"Dia terus saja menempel didekat Qyle. Dasar murahan." Kim masih saja menggerutu.

Tiba-tiba saja ide licik menghinggap diotak cantikku. Akhirnya aku bisa meluapkan emosiku.

Aku berdiri dari tempatku.

Berjalan dengan pasti kearah meja mereka.

Aku dengan sigap langsung duduk mengangkangi Qyle, tanpa ragu-ragu langsung kulumat bibirnya itu.

Bisa kulihat Qyle tersentak dengan aksiku ini, dia menatapku kaget.

Aku terus melumat bibirnya, mendorong kepalanya untuk membalas lumatanku.

Qyle pun mulai membalas lumatanku.

Lidah kami saling menghisap. Menelusuri setiap rongga mulut kami.

Bisa kulihat mata Angel membulat dengan sempurna, seolah ingin melompat keluar.

Aku tersenyum miring melihatnya. Berhasil.

Bersambung

Please VOTE!!!

Kritik dan sarannya juga J

#MaafTypo

Empty (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang