Chapter 3

2.7K 82 0
                                    


"Good morning Gi" Sapa Kim dan mengambil tempat disamping Giarlly.

"Morning Kim"

"Aku senang bisa berada di kelas yang sama denganmu."

Gadis berambut coklat itu hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakan gadis berambut pirang itu kepadanya.

"Good Morning class." Sapa Mrs. Levis.

"Good Morning Mrs."

"Karena ini adalah pertemuan pertama kita, aku hanya akan memberikan tugas kepada kalian. Aku ingin melihat sampai dimana kemampuan kalian." Jelas Mrs. Levis yang disambut helaan nafas berat dari beberapa mahasiswa. Ya bukan mahasiswa namanya jika tidak akan mengerjakan tugas.

"Buka halaman 31, dan kerjakan tugasnya. Tugas ini hanya dasar-dasarnya saja. Jadi sebaiknya kalian mengerjakannya dengan baik. Sampai jumpa minggu depan." Lanjut wanita itu, dan dia segera berlalu meninggalkan kelas itu.

"Padahal ini baru pertemuan pertama dan sudah ada begitu banyak tugas. Dasar-dasar apanya, ini bahkan mungkin hampir membutuhkan 3 jurnal." Rutuk Kim dengan kesalnya.

Giarlly hanya tersenyum mendengarnya.

"Seharusnya kau sudah menduganya saat mengambil jurusan ini. Kau akan selalu dekat dengan tugas-tugas." Jelas Giarlly

"Sejujurnya, aku tidak ingin mengambil jurusan Desain Interior. Orang tuaku yang memaksaku. Padahal aku ingin mengambil jurusan memasak, biar nanti aku bisa menjadi istri dan ibu yang baik." Keluh Kim yang tidak bisa apa-apa dengan desakan orang tuanya.

"Jalani saja apa yang kau miliki saat ini, belum tentu orang lain memiliki apa yang kau punya saat ini." Saran Giarlly mencoba menghibur temannya itu.

"Terserahlah. Ayo kita pergi makan." Ajak Kim, yang memang telah pasrah dengan keadaanya saat ini.

Sampai di cafetaria, seperti biasa tempat itu sudah ramai.

Kim dan Giarlly membawa nampan makanan mereka.

"Disana masih ada tempat." Usul Kim. Giarlly mengangguk dan mengekori Kim ke tempat itu.

Prrrraaaangggg...

"Oh shit! What the hell is this!!" Rutuk seorang wanita yang saat ini pakaian dan tasnya sangat kotor.

"I'm sorry." Ucap Giarlly dengan menyesal kepada wanita itu.

Bagaimana tidak, saat menuju salah satu tempat duduk seorang wanita tiba-tiba berdiri dan menabrak Giarlly. Hingga akhirnya makanan yang ada dinampan itu mengotori pakaian wanita itu. Itu bukan kesalahan Giarlly sepenuhnya, tapi dia tetap merasa menyesal.

"Oh my God" Pekik wanita itu.

Giarlly berusaha membersihkan pakaian wanita itu, tapi tangannya ditepis oleh wanita itu.

"Berhenti menyentuhku!" Bentaknya. "Apa kau tidak tau berapa harga pakaian ini?" Geram wanita itu. Dia melirik tajam ke arah Giarlly

"Maaf kan aku, aku akan menggantinya."

"WHAT ?? Apa kau bercanda?" Seru wanita berambut pirang itu. Dia melirik Giarlly dari ujung kepala sampai keujung kaki. Gadis didepannya yang hanya memakai skinnyjeans, kaos oblong dan jaket denim murahan berusaha untuk mengganti pakaian mahalnya. Apa kau bercanda. Pikir wanita itu.

"Kau tau pakaian ini di import dari Paris, dan baru dirilis bulan lalu. Dan ini, tas ini. Aku baru membelinya dua hari yang lalu di Italy. Harga benda-benda ini seharga ratusan juta dolar. Bahkan gaji orang tua mu yang walau pun digabungkan tidak akan sanggup untuk menggantinya." Jelas wanita itu dengan emosi.

Ckk. Gadis manja. Batian Giarlly.

"Maafkan aku." Giarlly tetap berusaha untuk membersihkan pakaian dan tas wanita itu.

Plaakkkk

"Apa kau tuli, berhenti menyentuhku dengan tangan kotormu."

Giarlly memandang sinis kearah gadis itu, sambil memegang pipinya yang terasa panas.

Kim yang berdiri tidak jauh dari sana, tidak mampu berbuat apa-apa. Saat ini kedua gadis itu menjadi tontonan pengunjung cafetaria itu.

"Dasar gadis menjijikan. Sebaiknya kau tidak muncul lagi di hadapan ku! Kalau tidak, kau akan menerima akibatnya!" Ancamnya. Gadis itu pun berlalu pergi meninggalkan cafetaria dengan wajah yang kesal. "Fvck."

"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya Kim, menghampiri Giarlly.

"Ya. Aku tidak apa-apa." Giarlly hanya tersenyum .

"Sungguh menyebalkan, Angel tidak pernah berubah." Gerutu Kim. "Maaf aku tidak bisa berbuat apa-apa."Sesal Kim.

"Tidak apa-apa Kimberly!" Giarlly tersenyum manis memandang Kim. "Ayo, pergi dari sini."

Mereka berdua juga pergi berlalu dari tempat itu, menghiraukan pandangan orang-orang yang berbisik membicarakan mereka.

Sesungguhnya saat ini Giarlly sudah sangat marah, jika terus berada ditempat itu entah apa yang akan dia lakukan.

Bersambung

#####

IG : @missrosssb

Please Vote, kritik dan saran :)

Maaf typo...

Empty (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang