Giarlly POV
Kulihat Qyle mulai terbuai dengan suasana saat ini, dapat kurasakan benda keras yang mulai menonjol tepat diselangkanganku.
Tangannya mulai meremas bokongku.
Shit. Aku harus segera menghentikan ini.
Aku melepas lumatan kami. Dapat kulihat kami telah menjadi tontonan menarik. Wajah-wajah yang menatapku tak percaya. Bahkan Velan, Nando dan Rey menatapku dengan kaget.
Tentu juga dengan Angel, yang sudah menatapku dengan tatapan membunuh.
Dia segera menarikku bangkit dari pangkuan Qyle.
Plakkk.
Ini yang kedua kalinya dia menamparku.
Qyle dan yang lainnya berdiri dari tempatnya.
Aku menatapnya datar.
Byurrr.
Sial aku basah lagi. Secangkir Orange jus mendarat dengan sempurna diwajahku. Gadis ini benar-benar ingin mencari mati.
"Dasar gadis jalang." Pekik Angel yang bersiap untuk menamparku lagi.
Tapi tiba-tiba Qyle sudah menahan tangannya. Dan menatap tajam ke arah Angel
"Berani sekali kau menyentuhnya."
"Qyle? Lepaskan tanganku. Jalang ini tanpa tau malu sudah menggodamu."
"Jalang? Sebaiknya kau jaga ucapanku." Kudengar Qyle mulai geram.
Aku tersenyum miring kearahnya. Aku tak bisa menahan emosiku lagi.
Aku mengangkat tanganku, bersiap untuk membalas tamparannya.
Tapi tanganku juga dicekal. Velan.
"Lepaskan." Menatap tajam kearahVelan.
Velan melirik kearah Nando dan Rey.
"Apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku." Seru Angel, yang sedang ditarik paksa pergi oleh Nando dan Rey.
Aku masih menatap tajam kearah Velan. Velan segera melepaskan cekalan tanganku.
"Kau bisa membunuhnya, jika kau seperti ini." Velan berbicara dengan lembut kearahku.
"Jika kalian menghalangiku lagi. Kalianlah yang akan kubunuh." Aku menatap mereka datar.
Aku berlalu pergi dari hadapan mereka. Tanpa mempedulikan tatapan orang-orang yang menatapku. Aku tidak peduli. Aku masih emosi, padahal satu tamparan saja bisa meluapkan emosiku.
Shit.
***
Author POV
Saat ini Giarlly sudah mulai mabuk disalah satu club.
Dia berjalan ke lantai dansa, dan mulai menari.
Wajahnya yang cantik dan tubuhnya yang sexy membuat kaum hawa tidak mampu berpaling darinya.
Giarlly tidak peduli, jika saat ini dia sudah menjadi mangsa pria-pria yang ingin menerkamnya hidup-hidup.
Hanya dengan ini luapan emosinya akan tersalurkan.
Giarlly sangat benci jika ada orang yang menyakitinya. Apa lagi oleh seorang gadis murahan seperti Angel. Tidak ada yang berhak melukainya, bahkan sekecil apapun. Dia akan menuntut balas kepada orang itu. Jika sekali lagi Angel mengganggunya, dia tidak akan tinggal diam.
Club malam menjadi satu-satunya tempat yang bisa menghiburnya alkohol, musik dan pria.
Seorang pria mendekati tubuh Giarlly. Giarlly yang menyadarinya mulai menari menggoda pria itu. Wajahnya cukup tampan. Tubuh mereka begitu dekat. Pria itu mulai meraba setiap lekuk tubuh Giarlly. Giarlly semakin menggila, dia melingkarkan tangannya ke leher pria itu dan menggesekkan tubuhnya keselangkangannya.
Pria itu menarik Giarlly keluar dari club itu.
Menuju salah satu hotel terdekat.
Tanpa menunggu lama saat memasuki hotel, pria itu mulai mencumbu Giarlly dengan ganasnya.
Melepaskan red drees dari tubuhnya. Dia menatap kagum tubuh Giarlly yang saat ini terlentang hanya tertutup underwear. Pria itu hanya meneguk salivanya memandangi pemandangan indah dihadapannya.
"Apa kau hanya akan menatapiku terus." Giarlly terdengar sangat menggoda.
Pria itu segera melepaskan semua pakaiannya. Dan segera menindih tubuh gadis sexy dihadapannya.
"Siapa namamu cantik?" Tanganya menelusuri wajah cantik itu.
"Lily." Jawab Giarlly singkat
"Aku Tom."
Giarlly yang tidak sabar segera melumat bibir dihadapannya.
Tom membalas lumatan itu. Tangannya mulai bergerilya meramas kedua payudara Giarlly yang berukuran 36C. Begitu pas ditangannya.
Tom menurunkan underwear milik Giarlly.
Tanpa menunggu lama, dia segera menghujam senjata nya itu ke dalam Giarlly.
Ahhhh. Pekik Giarlly.
"Kau sangat sempit sayang."
Tom memompanya dengan sangat cepat. Giarlly memejamkan matanya menikmati persetubuhan ini.
Tidak berapa lama keduanya sudah terlelap setelah pelepasan yang mereka capai,
***
"Gi benar-benar tidak berubah." Seru Nando sambil meneguk minuman yang ada ditangannya.
Mereka berempat sedang berada di apartemen Qyle.
"Apa kau sudah menemukan tempat tinggal Gi?" Tanya Qyle, menatap Velan.
Velan mengeluarkan kertas dan menaruhnya diatas meja.
"Tidak sulit untuk menemukannya."
"Sepertinya Angel melihat kita saat berada ditaman. Kurasa dia cemburu melihat Gi." Ucap Rey.
"Gadis psiko itu berurusan dengan orang yang salah." Seru Nando sambil tertawa.
"Angel sebelumnya pernah menampar Gi sewaktu dikantin. Dan kemarin dia menyiram Gi dengan minuman berbau busuk." Ucap Rey
"Kurasa Gi mencoba untuk balas dendam, menggunakanmu." Velan menatap Qyle.
Qyle hanya mendengus mendengarnya.
"Jika Angel masih mencari masalah kepada Gi, bisa kupastikan dia benar-benar akan habis. Gi jauh menakutkan dari pada ayahnya."
Qyle meneguk minumannya. "Itu hal yang bagus. Aku tidak akan diganggu lagi."
Bersambung
Please VOTE!!!
Kritik dan sarannya juga :)
#MaafTypo #MaafPendek
KAMU SEDANG MEMBACA
Empty (?)
Romance#WARNING 18+ "Aku menginginkan pelukan, sentuhan, dan kehangatan. Ya, hanya itu. Tapi bukan cinta. Karena cinta hanya ada kekosongan, dan hidupku sudah penuh dengan kekosongan. Aku tidak ingin menambahnya dengan cinta yang penuh dengan omong koson...