12. 360 Minutes

344 38 31
                                    

*Flashback 1

"Animyeon seurae kawi bawi beo!"

"Aish! Jinjja..."

"Hwaa! Daebak!! Haengbokhaesseo!!"

Sekarang, sisi mana yang menang jika simbol yang diandalkan adalah batu dengan kertas? Kertas! Benar! Tidak selamanya, batu menjadi raja. Ia akan tetap kalah dari ratu. Karena ratu selalu benar. Kertas.

"Soo, aku belum siap, kita lakukan sekali lagi." rengek Sungyeol pada Myungsoo yang teriak kegirangan

Omo! Bagaimana tidak girang? Ia menang Jankenpon kali ini! Dan taruhannya cukup--oh bukan! Bahkan sangat--menggiurkan! Myungsoo tak pernah berniat menukarnya dengan apapun! Jinjja!

"Shireo! Baiklah, aku ingin makan dulu. Bersiaplah untuk satu jam pertama, chagiya... Saranghae nae Yeollie." Myungsoo mengacak rambut Sungyeol gemas sebelum akhirnya bangkit untuk pergi

*end of flashback

Sungyeol merutuki dirinya sendiri. Oh! Ya ampun, dia bodoh sekali. Mengiyakan permintaan Myungsoo yang sangat konyol. Memangnya permintaan apa yang Myungsoo ajukan? Oh! Baiklah, aku akan memberitahu kalian karena kurasa uri Yeollie malas membicarakan kebodohannya.

*Flashback 2

Myungsoo baru saja usai mandi ketika jarum jam menunjukkan pukul 8 malam di Korea Selatan. Myungsoo masuk kedalam kamarnya hanya dengan celana pendek hitam sebatas lutut dan kaus singlet putih yang membungkus tubuh atasnya dengan sempurna. Lihatlah otot perut dan dadanya yang membumbung itu. Tidak perlu susah payah membukanya, dari luar sudah jelas kalau tubuh atletis Myungsoo sangat seksi. Bahkan Sungyeol tak akan sudi berbagi pemandangan emas itu dengan siapapun! Termasuk dengan author. Ya ampun, ini kejam!

Myungsoo masuk kedalam kamarnya sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk putih yang menggantung manis dilehernya. Ia bingung ketika melihat kekasihnya yang sedang mengobrak-abrik lemari pakaian.

"Yeol? Kau sedang apa?" tanya Myungsoo sambil berjalan mendekati Sungyeol yang sedang fokus pada lemari pakaian

Lihatlah, beberapa baju Sungyeol yang seharusnya dilemari kini sudah memenuhi ranjang.

"Soo, kau lihat kalungku?!" tanya Sungyeol panik, ia sejenak menghentikan aktivitasnya dan berbalik untuk menanyai Myungsoo tentang kalungnya

Panik? Jelas saja. Sungyeol takut kehilangan kalung itu.

"Kalung? Kalung yang mana?" tanya Myungsoo bingung karena namja chubbynya itu punya banyak kalung yang tergeletak dalam kotak perhiasan

"Kalung yang kau berikan padaku bulan lalu." Jawab Sungyeol pasrah, aduh ia sekarang takut kalau Myungsoo marah padanya

Ya, itu kalung pemberian Myungsoo saat Myungsoo kembali dari shooting drama Master. Kalung berlian dengan harga puluhan juta won itu kini entah berada dimana. Sungyeol lupa sekali. Ia sekarang merutuki kebodohannya.

"MWO!?" pekik Myungsoo tak percaya

Jelas saja ia kaget dan tak percaya. Oh ya ampun, itu baru kalung, dan Sungyeolnya sudah lupa atau bahkan teledor, bagaimana kalau hal lain?! Myungsoo marah? Entahlah. Kalian pikir saja sendiri!

"Soo, mianhae... Jangan marah dulu, bantu aku mencarinya, eoh?" mohon Sungyeol pada Myungsoo dengan wajah memelas

Hampir 1 1/2 jam lamanya kedua namja itu sibuk mencari kalung berlian itu disekitar kamar. Mulai dari laci meja, kolong tempat tidur, kolong lemari, lemari baju, tas dan koper, hingga akhirnya...

Myungsoo menghentikan pergerakan tangannya yang meraba-raba bantal hingga kedalam sarung bantal. Ia sejenak berpikir lalu tersenyum sebelum menarik benda yang berada ditangannya keluar dari persembunyiannya.

Our JankenponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang