44. Honey

362 15 53
                                    

Sungyeol menuruni anak tangga. Riang sekali langkahnya apalagi begitu mendapati sang kekasih tengah duduk bersandar di sebuah kursi disudut ruangan. Entah apa motifnya meletakkan kursi tersebut disudut ruangan, ketika ditanya jawabannya hanya karena ingin. Tapi, yang Sungyeol lihat lelaki itu jadi senang berlama-lama duduk disana.

Sungyeol berjalan mendekati Myungsoo—kekasihnya, yang duduk dengan celana panjang hitam membalut tungkai panjangnya sementara tubuh atasnya dibiarkan terbuka. Ada banyak hal mengapa lelaki itu senang sekali memamerkan tubuhnya, salah satunya adalah rasa yang menyenangkan ketika sang kekasih menyentuh kulitnya secara langsung. Mungkin memang terdengar mesum, tapi Myungsoo menyukainya. Jadi, tak salah 'kan?

"Diluar lagi hujan salju, tapi kamu nggak pakai baju. Sengaja menantangi?" Sindirnya yang berdiri tepat dihadapan sang kekasih yang berjarak hanya satu langkah, Sungyeol melipat kedua lengannya didepan dada, menumpukan seluruh bobot tubuhnya pada satu tungkainya

Myungsoo yang sejak tadi sudah melihati kekasihnya hanya balas tersenyum, lantas menyahut dengan santai, "Ayo sini hangatkan aku," Seraya menarik pinggul sang kekasih agar duduk dipangkuannya

Namun lengannya segera ditepis sengaja mundur selangkah membuat jarak, "Aku udah mandi, nggak mau berkeringat lagi! Dingin tauk!"

"Lho, aku cuma mau dihangatkan aja, nggak ngajak berkeringat. Sini biar sekalian aku hangatkan kamu." Myungsoo coba meraih pinggul atau apapun bagian tubuh kekasihnya namun yang bersangkutan justru menghindar seraya mengejek

"—sini," Myungsoo tak beranjak dan hanya melambaikan tangannya agar sang kekasih mendekat

"Nggak!" Tukasnya singkat masih pada posisinya

Myungsoo mencondongkan tubuhnya kearah sang kekasih yang masih bertahan pada posisinya, "Kesini dulu sebentar, Sayang..."

"Mau apa?!"

"Ayo, kesini dulu," Myungsoo menegakkan tubuhnya kemudian menepuk-nepuk pelan kedua pahanya yang berbalut celana panjang hitam

Sungyeol sebenarnya tahu apa yang akan dilakukan kekasihnya, tidak jauh pasti urusan seks. Tapi, keinginannya juga yang menuruti perintah sang kekasih. Lalu tanpa bertanya apalagi diminta, dengan inisiatif sudah duduk dipangkuan sang kekasih dengan tubuh saling berhadapan. Namun memandang malu-malu sang kekasih dari sudut matanya. Wajah dipalingkan kesamping, menunduk dalam sengaja menyembunyikan wajahnya dengan poninya yang sudah agak memanjang.

Myungsoo lantas menempatkan kedua tangannya pada bokong sintal milik kekasihnya. Mengusapnya pelan ketika sang kekasih justru melingkarkan lengan dilehernya.

"Kenapa susah sekali, sih?" Myungsoo meremas gemas bokong padat Sungyeol dan membuatnya siempunya meringis kecil dan tak luput dari mata elangnya

"Kubilang aku udah mandi, nggak mau berkeringat lagi. Kalau harus mandi dua kali, dingin." Ujarnya beralasan sembari menunduk memilin ujung kausnya sendiri seraya ditatap intens oleh lawannya

Myungsoo tersenyum kecil, maklum dengan alasan kekasihnya. Benar, sih. Tidak jauh kalau sudah dihadapan kekasihnya bawaannya ingin berhubungan terus.

"Bukannya seks itu nikmat?" Myungsoo masih melihati wajah kekasihnya lamat-lamat

Sungyeol menggigit pipi bagian dalamnya, lantas mengangguk kemudian menyahut kikuk, "Memang sih, tapi..."

"Kalau nggak mau mandi karena dingin ya nggak usah mandi. Kenapa harus beralasan?"

"Masa habis bercinta nggak mandi? Kalau tubuhku bau, aku yakin kamu pasti mengejekku habis-habisan." Gerutunya semakin membuat Myungsoo gemas lantas tergelak

Our JankenponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang