Alunan musik terdengar dari kamar Arga. Julio sedang memetik gitar menanti Arga yang belum selesai berdandan. Arga selalu menjadi yang terakhir selesai bersiap-siap dari mereka bertiga, walaupun dialah yang duluan bersiap-siap.
Sementara Candra berbaring diranjang sambil memeluk Boneka beruang milik Karin.
Semua mata memandangmu
Semua hati memujamu sayangku
Aku hanya salah satu Dari sekian banyak yang inginkanmu
Memang Tuhan adalah pelukis yang agung
Kau diciptakan begitu indah
Kemanakah engkau selama iniTahukah kau selalu ada dimimpi
Hanya engkaulah yang aku cari
Tak butuh lagi yang lain hanya dirimu
Yang bisa lengkapi hidupku
Telah lama ku nantikanSeorang yang bisa membuatku rindu
Terima kasih ku ucapkan'tuk ingatkan rasanya jatuh cintaAkan ku berikan segalanya untukmu
Karena engkaulah yang terindah
Kemanakah engkau selama iniTahukah kau selalu ada dimimpi
Hanya engkaulah yang aku cari
Tak butuh lagi yang lain hanya dirimu
yang bisa lengkapi hidup ku
Julio mengakhiri nyanyian dan petikan gitarnya. Lirik yang benar-benar menggambarkan perasaannya saat ini
"semoga aja dia dengar." Julio membatin. Dia kemudian meletakan gitar tersebut di atas ranjang. Dekat dengan Candra
"Dianya lagi dikamar. Mana bisa dengar lo nyanyi?" Candra berkomentar seperti mengetahui apa yang sedang ada dalam benak sahabatnya itu
"Ya, nggak harus dia-nya dengar juga kan? Lo semua dengar dan ngerti gimana perasaan gue aja udah lebih dari cukup tahu." Julio tersenyum dengan senyum manis andalanya yang selalu dia keluarkan saat merasa dirinya akan menang.
"Kenapa harus Karin sih?" Arga yang sedang memakai sepatu berkomentar "kaya nggak ada cewe lain aja. Udah dua tahun lebih lo suka sama dia, dan dianya nggak ada respon balik ke lo. Sebagai orang yang kenal banget sama Karin, gue Cuma mau nyaranin mending lupain Karin aja. Karena kalau dia udah bilang nggak, ya sampai kapanpun tetap Nggak."
"setiap kita ada niat, dan selalu berusaha pasti ada jalan." Julio berbicara penuh kepercayaan diri.
"Udah selesai belum?" Rangga berdiri didepan pintu memotong pembicaraan mereka. "Cici udah di bawah tuh." Dia beralih pada Candra. Anak itu langsun berlari keluar dari kamar untuk menemui Cici
"Hay sayang... wah kamu cantik banget malam ini." Candra yang sudah tiba diruang tamu langsung duduk disamping cici yang sudah berada disana.
Cici menatap aneh kearah Pacarnya itu "sejak kapan lo suka sama Teddy Bear? Merah mudah lagi."
YOU ARE READING
Celandine"Aku Terluka Untuk Sembuh"
Teen FictionPERHATIAN!!! Ada beberapa part yang di private. jadi follow akun ku dulu Ya, Biar bisa baca dengan lengkap kisah seru hidup Karin. Karin Febriani. cewe jahil yang kesehariannya selalu dipenuhi dengan berjuta kegiatan gila untuk menjahili dua sahabat...