Bagian 4

43 6 0
                                    

Alunan musik terdengar dari kamar Arga. Julio sedang memetik gitar menanti Arga yang belum selesai berdandan. Arga selalu menjadi yang terakhir selesai bersiap-siap dari mereka bertiga, walaupun dialah yang duluan bersiap-siap.

Sementara Candra berbaring diranjang sambil memeluk Boneka beruang milik Karin.

Semua mata memandangmu

Semua hati memujamu sayangku

Aku hanya salah satu Dari sekian banyak yang inginkanmu

Memang Tuhan adalah pelukis yang agung

Kau diciptakan begitu indah
Kemanakah engkau selama ini

Tahukah kau selalu ada dimimpi

Hanya engkaulah yang aku cari

Tak butuh lagi yang lain hanya dirimu

Yang bisa lengkapi hidupku


Telah lama ku nantikan

Seorang yang bisa membuatku rindu
Terima kasih ku ucapkan'tuk ingatkan rasanya jatuh cinta

Akan ku berikan segalanya untukmu

Karena engkaulah yang terindah
Kemanakah engkau selama ini

Tahukah kau selalu ada dimimpi

Hanya engkaulah yang aku cari

Tak butuh lagi yang lain hanya dirimu

yang bisa lengkapi hidup ku

Julio mengakhiri nyanyian dan petikan gitarnya. Lirik yang benar-benar menggambarkan perasaannya saat ini

"semoga aja dia dengar." Julio membatin. Dia kemudian meletakan gitar tersebut di atas ranjang. Dekat dengan Candra

"Dianya lagi dikamar. Mana bisa dengar lo nyanyi?" Candra berkomentar seperti mengetahui apa yang sedang ada dalam benak sahabatnya itu

"Ya, nggak harus dia-nya dengar juga kan? Lo semua dengar dan ngerti gimana perasaan gue aja udah lebih dari cukup tahu." Julio tersenyum dengan senyum manis andalanya yang selalu dia keluarkan saat merasa dirinya akan menang.

"Kenapa harus Karin sih?" Arga yang sedang memakai sepatu berkomentar "kaya nggak ada cewe lain aja. Udah dua tahun lebih lo suka sama dia, dan dianya nggak ada respon balik ke lo. Sebagai orang yang kenal banget sama Karin, gue Cuma mau nyaranin mending lupain Karin aja. Karena kalau dia udah bilang nggak, ya sampai kapanpun tetap Nggak."

"setiap kita ada niat, dan selalu berusaha pasti ada jalan." Julio berbicara penuh kepercayaan diri.

"Udah selesai belum?" Rangga berdiri didepan pintu memotong pembicaraan mereka. "Cici udah di bawah tuh." Dia beralih pada Candra. Anak itu langsun berlari keluar dari kamar untuk menemui Cici

"Hay sayang... wah kamu cantik banget malam ini." Candra yang sudah tiba diruang tamu langsung duduk disamping cici yang sudah berada disana.

Cici menatap aneh kearah Pacarnya itu "sejak kapan lo suka sama Teddy Bear? Merah mudah lagi."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Celandine"Aku Terluka Untuk Sembuh"Where stories live. Discover now