Karin turun dari motor Rava yang berhenti tepat di depan rumahnya
"nggak mau mampir dulu?" tanyanya sambil melepas helm dari kepalanya
Rava menggelengkan kepalanya pelan "lain kali aja."
"Yakin?"
dan Rava hanya mengangguk sebagai jawaban untuk Karin "sana masuk!!" pintannya pada Karin
"lo yang jalan dulu, baru gue masuk."
"dasar bandel." Rava sepertinya tahu bahwa dia tidak akan pernah menang jika berdebat dengan Karin dan memilih menurutinya saja
Karin terkekeh melihat Rava yang sudah kembali menghidupkan mesin motornya
"Aku jalan ya" pamit Rava sebelum memakai helmnya
Karin mengangukkan kepalanya"hati-hati Ya!!!" ujarnya sambil melambaikan tangannya pada Rava yang sudah melajukan motornya
"salam buat Mommy dan Daddy" teriak Karin. entah di dengar atau tidak oleh Rava.
begitu yakin bahwa Rava sudah menjauh dan tidak akan kembali, tangan Karin bergerak menekan intercom di depan pagar rumah yang terdapat ukiran bunga cantik itu
"Mam!!! Ririn nginap di sebelah." ucap Karin sebelum melepas tombol intercom itu.
tanpa menunggu jawaban dari dalam rumah, Karin segera berlari menyeberang jalan, menuju rumah yang ada di depan rumahnya. rumah siapa lagi kalau bukan kembaran ganteng itu.
Karin mendorong pintu pagar hingga terbuka dan berjalan dengan langkah cepat memasuki halaman rumah mewah itu
"I'am home!!!" teriak Karin begitu memasuki rumah mewah itu
"hello people home!! Karin here!!"
"Bunda!!!" Karin berteriak memanggil sambil berdiri di depan pintu kamar utama.
rumah besar itu seperti tak berpenghuni "Ayah!!!"
masih tak ada jawaban.
Karin akhirnya naik ke lantai dua menuju kamar Arga dan Rangga
"Dari tadi gue panggil nggak ada yang ngejawab. ternyata ini yang lagi kalian lakuin?" Karin melipat tangannya di depan dada, bersandar pada pintu yang terbuka. menatap kesal pada Rangga dan Arga yang sedang asik bermain catur di kamar Rangga yang bernuansa merah hitam itu
Karin menghempaskan tubuhnya di ranjang Rangga, menarik boneka panda miliknya dan memeluknya erat.
"Ayah sama Bunda kemana?" tanya Karin masih dengan memeluk bonekannya
"Bang? Ayah sama Bunda kemana? kok tadi Ririn panggil nggak ada yang jawab."
"Arga??"
"Rangga?"
Karin bangun dari berbaringnya dan menatap ke arah Arga dan Rangga yang masih asik bermain.
Ya Tuhan!!!! dari tadi aku berbicara dengan siapa? tembok?
Karin memutar bola matannya kesal dan...
BUKKK... BUKKKK
"Aduh!!!"
"Kenapa lo mukul gue?"
Rangga dan Arga secara bersamaan melotot marah pada Karin yang masih memegang Boneka pandanya.
dengan kesal, Karin melempar bonekannya begitu saja ke lantai dan berlalu ke kamarnya. tak lupa ia menutup pintu di belakangnya dengan satu bantingan keras yang seakan dapat meruntuhkan rumah mewah itu. tak berselang beberapa waktu terdengar lagi satu bantingan keras dari luar. sepertinya Karin baru saja menutup pintu kamarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/115936566-288-k269236.jpg)
YOU ARE READING
Celandine"Aku Terluka Untuk Sembuh"
Teen FictionPERHATIAN!!! Ada beberapa part yang di private. jadi follow akun ku dulu Ya, Biar bisa baca dengan lengkap kisah seru hidup Karin. Karin Febriani. cewe jahil yang kesehariannya selalu dipenuhi dengan berjuta kegiatan gila untuk menjahili dua sahabat...