Sampai bel pulang berdering Karin masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Memikirkan apa yang dikatakan Rasti dan Arga.
Bagaimana mungkin dia menyukai Indra? Mereka hanyalah sebatas teman. Dan jika dilihat dari perlakuan Indra, itu tidak membuktikan apa-apa karena lelaki itu selalu bersikap baik pada siapa saja.
Rava Chilindra, teman sekelasnya dari kelas dua SMP, hingga sekarang. Cowok pertama yang Karin jadikan posisinya sama dengan Arga dan Rangga. Sahabat pertama yang dia dapat di SMP setelah Rasti. Jadi bagaimana mungkin dia bisa menyukainya? Dan selama ini sikapnya untuk Indra sama dengan Arga dan Rangga, Ya kecuali nama panggilannya. Dia sendiri juga tidak tahu mengapa dirinya lebih nyaman memanggil Rava dengan nama keduannya.
"Rin, lo dengar gue ngomong nggak sih??"
Rasti menyentakan keras lengan Karin yang sedari tadi digandengnya.
"Lo kenapa sih?" Karin yang terkejut karena tindakan Rasti tadi, memprotes sahabatnya itu.
"Lo yang kenapa. Dari tadi gue ngomong sampe mulut gue berbusa lo nya malah diam aja. Ngeselin deh."
"Sorry, tadi gue lagi ngelamun" Karin kembali berjalan dan diikuti oleh Rasti
"Ngelamunin apa sih?"
"sesuatu yang nggak penting." Karin menjawab Acuh. Dari jawaban tadi, dia sudah mengambil keputusan dan menetapkan hatinya. "dia tak ada perasaan apapun ada Indra, dan Indra juga seperti itu." "tadi, lo ngomong apa?" Dia bertanya pada Rasti yang sudah kembali menggandeng tangannya
"lo, pake baju apa nanti malam?"
"Untuk?" Karin balas bertanya
Rasti menghentikan langkah kakinya, dan itu membuat Karin juga ikut berhenti "dari tadi itu Cuma raga lo aja yang ada disekolah? Sebenarnya lo ngelamunin apa sih sampe serba nggak tahu kaya gini?"
"emang ada apa sih?" Karin bertanya pensaran
"hari ini ulang tahun Maurita, dan dia ngundak kita sekelas."
"Yang lo maksud Maurita Askia yang IPA 3?"
"Ia. Tadi kan dia datang sama Laura dan Misyel, trus ngundang kita, sekelas."
"ko gue bisa nggak tahu ya? "
"Ya, iya lah. Orang dari pagi lo ngelamun mulu. Gimana mau sadar coba?"
"Lo berdua mau nginap disekolah?" Dio yang sudah siap diatas motor berteriak pada Karin dan Rasti yang bediri tak jauh dari parkiran. Rangga dan Arga juga sudah duduk manis didalam mobil menanti Karin datang.
"eh, ia. Tunggu bentar Ya, Bebh." Rasti balas berteriak, pada Dio agar menunggu sebentar lagi, kemudian Dia kembali pada pembicaraannya dengan Karin "lo kan tadi ngelamun terus, jadi pasti nggak tahu. Sebentar kepestanya bawa pasangan,"
"Nggak bisa gitu dong, gue kan nggak punya pacar." Karin langsung meneriakan protes
"Ya, nggak harus pacar juga kali. Dan konsepnya pesta dansa, jangan lupa." Setelah mengatakan hal itu Rasti langsung berlari menuju Dio, dan Karin mau tak mau melangkahkan kakinya menuju mobil Arga.
"Lama." Rangga berkomentar saat Karin duduk di sebelahnya.
"Woy!!!" Arga berteriak mengagetkan Karin yang sekarang sibuk memikirkan pasangan dipesta nanti.
"Apa?" Karin membalas dengan kesal
"duduk didepan. Gue bukan supir lo berdua."
![](https://img.wattpad.com/cover/115936566-288-k269236.jpg)
YOU ARE READING
Celandine"Aku Terluka Untuk Sembuh"
Teen FictionPERHATIAN!!! Ada beberapa part yang di private. jadi follow akun ku dulu Ya, Biar bisa baca dengan lengkap kisah seru hidup Karin. Karin Febriani. cewe jahil yang kesehariannya selalu dipenuhi dengan berjuta kegiatan gila untuk menjahili dua sahabat...