EPISODE 7

38 5 0
                                    


Siang itu setelah pulang sekolah Rava dan Karin langsung menuju tempat latihan. tentunya setelah meminta izin pada Rangga terlebih dahulu. siang itu seperti biasanya Rava meminta Karin untuk menemani berlatih. 

sebenarnya Karin agak agak malas menemani Rava hari ini. dia sebenarnya ingin menghabiskan waktunya untuk menamatkan novel baru yang di berikan Rava itu. tapi mengingat dirinya sudah berjanji akan menemani Rava hari ini untuk menebus janjinya yang sempat batal karena Rasti yang ngabek pada Dio dan Karin harus membereskan masalah itu, membuat dia tidak dapat menemani Rava hari itu. 

jadi di sinilah dirinya sekarang. duduk di pojok ruangan menonton Rava yang sedang berlatih. Rava di temani oleh empat orang kru dencernya menarikan koreogravi lagu sixteen.

rencana awalnya untuk membaca buku di saat Rava sedang berlatih terlupakan begitu saja setelah matanya menangkap sosok Rava yang sedang menari bersama empat orang kru dancenya. Novelnya terlupakan begitu saja di sana.

Rava yang mengenakan kaos, celana, dan topi yang serba hitam, dan di tambah sebuah kemeja berlengan panjang yang tidak di kancingnya membuat Karin makin tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Rava.

Rava selalu terlihat mengagumkan saat menari. seakan dia masuk dalam duniannya sendiri. dan Karin selalu tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Rava saat sahabatnya itu sedang menari.

sosok Rava yang serius dengan setiap gerakan tariannya membuat cowok itu terlihat benar-benar keren. Karin selalu suka melihat sosok Rava yang sedang berkonsentrasi. apalagi jika dia sedang menari, kegantengannya makin bertambah saja.

Karin tersenyum ke arah Rava saat cowok itu mengakhiri tariannya dengan sempurna. dilihatnya Rava mengucapkan terima kasih pada kru dancenya kemudian melangkah mendekatinya. seperti biasa, Karin langsung cepat-cepat melempar handuk kecil berwarna putih ke arah Rava saat Rava berjalan mendekatinya. memerintah Rava tanpa kata-kata untuk menghapus keringatnya sebelum mendekati dirinya.

Rava menyeka wajahnya yang di penuhi oleh butiran-butiran air itu, kumudian menggantung handuk tersebut di lehernya dan bergabung bersama Karin di pojok ruangan. Karin langsung menyambut kedatangannya dengan menyodorkan satu botol air mineral yang sudah dia bukanya

"thanks!!" ujar Rava sambil meneguk minuman itu dalam satu tegukan besar. menyisakan seperdua dari air mineral itu. rupannya dia sudah menghabiskan sebagian besar tenagannya tadi

Karin melirik jam tangan putih dengan beberapa tali berwarna merah muda yang melingkar manis di tangannya

"masih ada latihan lagi nggak?" tanyanya begitu Rava meletakan botol yang setengah kosong di sampingnya

"tinggal latihan bareng sama Ka Lula, dan selesai." Ujar Rava sambil berbaring di lantai. dia meletakan kepalannya di paha Karin dengan nyaman dan memejamkan matanya "emang setelah ini mau kemana?" tanya Rava masih dengan mata tertutup

"nggak kemana-mana. cuma sekedar nanya aja." 

"Oh" Rava menanggapi singkat jawaban Karin dan kembali terdiam. beristirahat sejanak sebelum memulai latihan terakhirnya. 

Ruang latihan itu tiba-tiba menjadi sunyi karena Rava yang berbaring sepertinya terlalu lelah untuk berbicara dan Karin tidak ingin mengganggu ketenangan Rava sehingga dia juga hanya diam. memperhatikan setiap selur beluk wajah salah satu sahabatnya itu. 

sejak dulu Karin memang selalu menemani Rava berlatih. awalnya hanya karena keridak sengajaan dan pada akhirnya menjadi kebiasaan untuk Karin. dan sama seperti saat ini, Rava dulu juga sering berbaring seperti ini. bahkan tak jarang sahabatnya itu tertidur hingga berjam-jam dan Karinlah yang akan menderita karena kakinya kesemutan.

Celandine"Aku Terluka Untuk Sembuh"Where stories live. Discover now