"lo semalam kemana? Katanya ke toilet. Tapi nggak balik sampai acaranya selesai." Rasti sudah marah-marah begitu tiba di kelas
"Penampilan TUB semalam gimana?" bukannya menjawab, Karin malah balik bertanya. Sebenarnya dia tak ingin memahas masalah ini. Dia juga tak tahu kenapa dirinya semalam begitu bete dan akhirnya memilih untuk pulang.
"Nih anak, Di Tanya malah balik nanya." Tangan Rasti bergerak cepat menjitak kepala Karin, namun Karin juga dengan cepat menghindar.Dia terkekeh melihat wajah kesal Rasti karena jitakannya berhasil dihindari
"cuma kecapeaan aja"
tidak sepenuhnya bohong jawaban yang di berikan Karin itu. Dia memang lelah, hatinya terasa begitu penat malam itu. dan yang membuat dia lebih letih lagi, adalah karena setelah berfikir begitu panjang semalaman hingga tertidur, dia masih belum menemukan jawaban atas pertanyaannya. "mengapa hatinya begitu penat malam itu?" "apa yang sebenarnya terjadi?" "mengapa dia begitu marah?" semua pertanyaan yang dimilikinya sama sekali tak memperoleh jawaban.
"Ke kantin Yuk! Gue belum sarapan." ajak Rasti. sepertinya dia sudah dapat menerima alasan hilangnya Karin semalam
"duluan aja nanti gue susul,"
"OK. Jangan lama-lama Ya." Rasti akhirnya ke kantin meninggalkan Karin yang masih memasukan beberapa buku pelajaran yang tadi di keluarkannya
"mau kemana?" Karin baru tiba di depan pintu saat Arga baru akan masuk.
"ke kantin"
"gue ikut." tanpa menunggu persetujuan dari Karin, Arga sudah berjalan bersisihan disebelahnya menuju kantin
"Bang Angga Ke kantin Yuk!!" Karin berteriak didepan pintu Kelas XI IPA 3, sambil melambaikan tangannya ada Rangga yang sedang duduk bersama Ayu. Rangga mengangguk kearah Karin dan melanjutkan obrolannya dengan Ayu, kemudian dia baru beranjak dari Temtatnya saat Ayu menggelengkan kepalanya sepertinya tadi Rangga mengajaknya ke kantin bersama
"Ayu nggak ikut?" Karin berteriak kearah Ayu yang duduk di tempatnya dan gadis itu hanya menggeleng sebagai jawaban.
tangan karin bergerak cepat merangkul Lengan Rangga dan menariknya untuk bergegas ke kantin "Bang Angga mau makan apa?"
"jangan Gila deh" Rangga langsung memberi tatapan membunuh pada Karin yang sudah bergelayut manja di lengannya
dengan ekspresi cemberut Karin melepas rangkulannya "gitu aja marah" dan langsung berjalan mendahului Rangga dan Arga
"jangan Buat dia kesal lagi kenapa sih?" Kini Arga yang menatap kesal Ke arah Rangga. emosi Karin baru membaik beberapa menit lalu, dan sekarang Rangga sudah membuatnya kesal lagi. apakah membuat Karin kesal semalam belum cukup?
"di mana letak kesalahan gue?" Rangga tampak frustasi. bagaimana tidak, dia sama sekali tidak bisa menemukan kesalahannya. baik untuk kejadian semalam maupun kejadian tadi. semalam dia hanya bertanya tentang keadaan Karin, dan hari ini dia hanya menegur Karin untuk tidak berulah. bukannya semua yang di lakukannnya adalah untuk kebaikan Karin,jadi kenapa dia yang disalahkan?
menyadari bahwa Arga dan Rangga tidak ada di dekatnya, Karin akhirnya berbalik dan berteriak pada dua sahabatnya "Lo berdua nggak jadi ke kantin?"
"jalan aja bawel." Arga balas berteriak dan berjalan menyusul Karin. Rangga juga ikut mengekori Arga, namun masih dengan tampang kesal.
"Karin sini!!!" Rasti melambaikan tangan memanggil Karin dari tempat duduknya begitu gadis itu melangkah memasuki kantin.
"Buruan!!!" Karin berteriak pada Arga dan Rangga agar mereka mempercepat langkah mereka "Nasi Goreng Bang!!" dia membuat pesanan begitu melewati penjual nasi goreng "Tiga!!" Karin kembali berteriak membuat pesanan setelah dia duduk di depan Rasti.
YOU ARE READING
Celandine"Aku Terluka Untuk Sembuh"
Teen FictionPERHATIAN!!! Ada beberapa part yang di private. jadi follow akun ku dulu Ya, Biar bisa baca dengan lengkap kisah seru hidup Karin. Karin Febriani. cewe jahil yang kesehariannya selalu dipenuhi dengan berjuta kegiatan gila untuk menjahili dua sahabat...