Tiga Belas

90 8 0
                                    

Di chap ini aku akan buka sedikit demi sedikit perihal kecelakaan orang tua sehan 17 tahun lalu.

Nah...
Kira-kira bagaimana ya reaksi sehan setelah mengetahui siapa dalang yang menyebabkan meninggalnya emma sehan?

Yuk kita baca aja...

》》》》》》》》》》▪▪☆☆☆☆☆¤¤▪▪☆

Bruk...
"Ah mian chongi,saya sedang terburu- buru" seorang pemuda yang menabrak sehan meminta maaf
"Ah gwanchan...bukankah paman yang ada di pemakaman?"
"Ah...kamu gadis itu" pemuda tersebut tersenyum manis
"Ne paman"
"Haha.....aku belum setua itu,panggil oppa saja ne"
"Sehan,park sehan imnida oppa"
"Aku wu yifan"
"Nama oppa seperti orang china? Tapi wajah oppa seperti bule?"
"Ahahaha....kamu lucu. Ne mom keturunan Canada dan dad keturunan china korea"
"Woah...daebak" sehan memberikan dua ibu jarinya,sehan seolah - olah sudah kenal lama dengan yifan tapi nyatanya ini kali kedua mereka bertemu
"Hahaha...kamu lucu sehan" yifan atau Kris mengusap sayang rambut sehan
"Ah...oppa sedang menunggu bus? Bukankah oppa memiliki mobil?"
"Anni...aku hanya jalan-jalan saja,aku baru pindah di apartemen depan" tunjuk kris pada bangunan mewah yang ada di sebrang halte tempat mereka duduk saat ini.

"Bukankah ini sudah lewat dari jam pulang les sehan?" Suara yang sangat sehan kenal berada di belakang sehan membuat sehan dan juga kris menatap sehun
"Ah oppa..." sehan mencoba tersenyum menghilangkan kegugupannya
"Sehun? Oh Sehun?" Kris tampak terkejut melihat sehun berada di belakang sehan seakan mengawasi pergerakan kris.
"Yifan oppa mengenal sehun oppa?" Sehan yang tidak tahu apapun heran melihat dua pemuda tinggi saling melemparkan tatapan tidak suka namun pada dasarnya sehan terlalu polos,hingga ia tidak menyadarinya
"Cukup kris saja sehan,ne aku mengenal sehun. Dia sahabatku saat masih sekolah" senyuman kris lebih cocok dikatakan seringaian dari pada senyuman.
"Jangan beranggapan kita sedekat itu kris"
"Bukankah kita memang.... BERSAHABAT" kris menekan kata bersahabat seakan menyadarkan sehun perihal hubungan mereka dimasa lalu
"Whoa...daebak,oppa memiliki teman setampan kris oppa" sehan tanpa sadar memuji ketampanan kris membuat sehun berdecih dengan kata-kata polos sehan sementara kris tersenyum bangga.

"Apakah kalian berpacaran sehun?"
"Wae? Kamu tertarik dengan sehan"
"Anni....aku lebih tertarik dengan kebenaran yang akan diketahui sehan" kris berbisik sebelum berlalu meninggalkan sehun dan juga sehan dengan senyum iblis yang tidak kalah seram dari iblis sungguhan.
"Oppa....apa kalian memang berteman?" Akhirnya sehan menyadari adanya keganjilan dari sikap mereka tadi.
"Jangan fikirkan itu,dan jangan pernah berhubungan lagi dengan kris"
"Wae oppa? Bukankah kalian saling mengenal?"
"Bukankah sudah ku katakan jangan berhubungan lagi dengan kris" tanpa sadar sehun membentak sehan,dan sehan sangat terkejut akan hal itu hingga tanpa sadar air mata sehan mengalir mewakili hatinya yang terluka oleh bentakan sehun.

"Op..oppa...kalaupun kamu melarangku berhubungan dengan kris oppa,setidaknya beri aku alasan, dengan sikapmu yang seperti ini membuatku muak" sehan berlari meningggalkan sehun yang masih mematung dan seakan tersadar ia baru saja membentak kekasihnya, orang yang sangat ia sayangi.
"Sehan....mian,op..oppa hanya khawatir sehan" sehun mengejar sehan dan menarik tangannya
"Khawatir? Apa yang harus dikhawatirkan?"
"Sehan....dengarkan oppa,kris bukanlah namja yang baik,setidaknya tidak baik buat kamu changi" sehun memeegang bahu mungil sehan meminta pengettian sehan mengenai kekhawatirannya ini.
"Bahkan kami baru pertama kali bertemu oppa,tidakkah oppa sadar itu?" Sehan yang masih marah meninggalkan sehun sendiri.
"Berengsek...." sehun memang kacau, karena terlalu takut kris membocorkan rahasianya ia menjadi sangat keterlaluan pada sehan hingga membuat sehan tersakiti.

Sehun berjalan dengan sempoyongan karena terlalu mabuk,kai sengaja mengantarkan sehun ke mension keluarga oh karena jika di apartemen maka tidak akan ada yang merawat sehun.
"Tuan muda kai.....apa yang terjadi dengan tuan sehun?" Sooyong maid yang bertugas melayani sehun ikut memapah tubuh tinggi sehun ke dalam kamar milik tuannya ini.
"Dia mabuk,jangan beri tahu ahjuma ataupun chang soo"
"Wae...?" Itu bukan suara sooyong namun suara chang soo yang sudah berdiri di depan pintu dengan segelas air putih dan piyama berwarna putih.
"Ah...anni,hanya saja sehun terlalu mabuk"
"Apa ada masalah?"

I Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang