2.Lamaran

106 6 0
                                    

Algid terus menatap bayangan dirinya di depan cermin, melihat bagian mana lagi yang belum rapih

pagi ini lelaki itu telah rapih dengan setelan jas serta dasi yang melingkar manis di lehernya, ia sudah siap untuk melamar fara pagi ini.

Melamar kerja di perusahaan milik fara, wanita pujaan hatinya.

memang hanya 1% kemungkinan dirinya di terima di perusahaan wanita itu, apalagi mengingat wanita itu sangat tahu seperti apa latar belakang dirinya.

Setelah dirasa semuanya sudah siap algid segera keluar dari kamarnya menghampiri sang mamah yang tengah membantu si-bibi mencuci piring

"mah algid pamit dulu ya mau ngelamar" ucapnya saat tiba di dapur

"mau ngelamar siapa kamu? emang ada yang mau?" tanya fiona sarkas

"aish, ngelamar kerja mamah, bukan ngelamar cewek" koreksi algid

"makanya kalo ngomong yang jelas, jangan setengah  setengah"

"apa kata mamah aja deh, udah ah, ntar keburu siang, kasian bebeb fara-nya algid udah nungguin" sahutnya sembari mengambil tangan fiona untuk ia cium

"kamu mau ngelamar kerja apa mau ngelamar fara sih?!" tanya fiona

"ngelamar kerja mama sayang"

"kok bawa bawa fara?"tanya fiona lagi

"kan ngelamarnya di tempat fara, barangkali fara-nya bisa sekalian di lamar"

"emang fara mau nerima kamu?" ledek fiona, ia sudah tahu sedari dulu algid memang suka bahkan cinta pada fara tapi tak di respon oleh gadis itu

"mau-lah algid kan ganteng"

"kata siapa?"

"kata mamah"

"kapan mamah ngomong?"

*tuh gid, gausah ke geeran nyokap lo aja ogah bilang lo ganteng Plak (gue di gaplok algid)

"mamah kok jahat sih sama anak sendiri" racau algid dengan wajah yang di imut-imut kan membuat siapapun akan jijik melihatnya

"udah sana berangkat, ntar fara makin gak mau sama kamu"

"sip, doain algid ya masay" ucapnya lalu mencium tangan fiona dan berlalu keluar rumah.

··········

Fara menjabat tangan kliennya dengan ramah, meeting pagi ini telah selesai dan berjalan dengan lancar.

wanita itu berjalan keluar ruangan meeting memasuki ruangan miliknya, namun langkahnya terhenti karna sekretaris-nya afni memanggil namanya

"ada apa ni?" tanya-nya lembut

"itu teh, ada yang nyari teteh katanya mau ngelamar teteh"

ucapan afni sontak membuat bola mata indahnya membulat seakan ingin keluar dari tempatnya, "ngelamar? siapa?"

"ngelamar kerja teh"

fara langsung membuang nafasnya lega, "ngomong dong yang bener"

afni hanya memamerkan gigi putihnya terkekeh, "heheh pagi pagi biar gak garing atuh teh"

"iyaiya, siapa yang mau ngelamar?" tanya-nya, ia sudah sangat lama tidak me-interview orang orang yang melamar di perusahaannya ini, selain itu ia juga terlalu sensitif mendengar kata 'lamar', membuatnya agak sedikit geram.

"dia gak mau dikasih tau namanya teh" jawab afni

"yaudah suruh aja shifa HRD yang interview"

"dia mau-nya sama teteh"

FarAlgidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang