'Aku menyukaimu, Hoshi-ssi!'
Kwon Hoshi tersentak. Sesuatu seperti mendorongnya tadi hingga terjaga dari mimpi tentang kejadian semalam ketika seseorang menyatakan perasaan padanya sepulang dari kerja. Mengerjap sebentar untuk terkejut kemudian lantaran melihat wajah Minghao begitu dekat dengan wajahnya. Spontan saja pemuda super sipit itu bergerak menarik wajahnya, menjauh.
"O, mian! Apa aku membangunkanmu, Hyung?" tanya pemuda berdarah Cina itu. Sepasang mata semi belonya mengerjap lucu. Kwon Hoshi menggeleng pelan. Tersenyum. "Ah, syukurlah. Umm, ini. Aku ingin mengembalikan sapu tanganmu. Sebenarnya sudah lama sekali ingin kukembalikan tapi belum pernah sempat, hehe...."
Sang ketua kelas memandang sehelai kain yang terlipat rapi dan menguarkan aroma segar buah-buahan di telapak tangan kanan Minghao dengan kening berkerut-kerut. Mengerjap lagi kemudian memperbaiki posisi tubuh yang semula merebah di atas meja kini menjadi tegak dan berhadapan dengan pemuda Cina tersebut. Memori dalam kepala Hoshi masih berusaha mengenali sapu tangan itu.
"Sapu tangan ini Hyung pernah gunakan waktu aku terluka kena pukul Vernon." Minghao tersenyum, menyadari kebingungan sang ketua kelas, berusaha membantunya mengingat meski kalimatnya terdengar berantakan. Sejurus kemudian Hoshi mengangguk-angguk.
"Ah, iya," katanya dengan tangan terulur hendak meraih sapu tangan yang disodorkan Minghao. "Sebenarnya kamu tidak perlu repot-repot mengembalikannya, sih. Tapi, ka--"
"Jjinjja? Aku bisa menyimpannya? Huwaaa, gomawo yo, Hyung!" pekik Minghao, memotong kalimat Hoshi, lantas memeluk sapu tangan itu sebentar sebelum memasukkannya ke dalam saku seragam. Mengabaikan mulut sang ketua kelas yang masih membuka, batal mengucapkan kalimat yang terlanjur dipotong tadi, juga tangannya yang terlanjur menggantung di udara. Tidak jadi mengambil sapu tangan tersebut. Jeda sejenak. Minghao masih tersenyum girang.
Hoshi menarik kembali tangannya, beralih menggaruk tengkuk yang tidak gatal. Kemudian ikut tersenyum meski tampak kikuk melihat wajah girang Minghao. Sedikit gemas juga.
Di sisi lain, tepatnya di seberang-depan bangku Hoshi, sepasang mata milik pemuda mungil menatap cemburu keakraban yang tersuguh di hadapannya. Merasa tak sanggup lama-lama memperhatikan mereka, pemuda mungil itu memutuskan untuk beranjak keluar kelas dengan langkah mengentak keras dan wajah memberengut---serta menggeser kasar pintu kelas.
Suara berisik pintu mem-pause sejenak perhatian seisi kelas. Namun tak lama. Sebab aktifitas khas jam kosong kembali semula; Dino dan Mingyu kembali bermain lempar-tangkap penghapus papan tulis. Dino berdiri di depan papan sementara Mingyu di depan deretan kursi dekat loker yang berada di bagian belakang kelas. Jeonghan dan Seungkwan masih seru saja membahas fashion terkini. Ada Seungcheol juga yang sesekali menimpali meski banyak diam menyimak. Di belakang Seungkwan ada Vernon yang tertidur dengan headset menyumbat telinganya. Satu bangku kosong setelah bangku Vernon ada bangku Seokmin yang tampak membaca buku tapi sambil curi-curi kesempatan memperhatikan pemuda gembul di depan Jeonghan. Jisoo yang menangkap basah Seokmin sesekali menggoda. Wonwoo? Dia sibuk bertarung serius dengan Jun dalam game di ponsel pintar masing-masing.
"Hyung!" panggil Minghao, mengalihkan pandangan Hoshi yang sempat tersita oleh suara berisik pintu yang digeser kasar. "Kata Pak Seok Jin, dulu Hyung atlet Taekwondo. Apa benar begitu?" tanya pemuda berdarah Cina itu sesaat setelah perhatian sang ketua kelas terpusat kembali padanya. Hoshi mengangguk. Mengundang decak kagum dan pujian dari bibir Minghao.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Trip to Love You
Fanfiction[FIN!] - [Soonhoon] - [BXB] An other story about Soonhoon in another characters. . Disclaimer: Seluruh karakter asli merupakan milik pribadi, keluarga, dan agensi masing-masing serta Tuhan YME semata. Sebagian dan atau seluruh kisah berikut ini adal...