Part. 12

2.6K 381 144
                                    

Seulgi keluar kamar dengan sebuah tongkat sebagai penyangga tubuhnya, karena luka yang ia dapatkan beberapa hari lalu tepat di bagian kaki kanannya membuatnya susah berjalan dan harus menggunakan bantuan tongkat.

Sudah terhitung 2 hari gadis itu tidak masuk sekolah, di karenakan Ibu Jimin yang super protektif padanya. Satu hembusan nafas ia keluarkan saat melihat rumah yang terlihat lenggang. Semua orang tengah menjalani aktivitasnya masing-masing karena saat ini jam menunjukkan angka 10 dan gadis itu baru saja bangun.

Rajin sekali.

Tubuhnya ia dudukkan di sofa depan tv, sedikit merenung sebelum akhirnya mengambil remot tv dan menekan tombol power untuk mengaktifkan benda kotak itu. Alhasil sebuah drama pagi menemaninya di suasana suntuk saat ini.

"Huh, aku bosan" Seulgi berucap dalam kesunyian.

Tak lama, ponsel yang sedari tadi menemaninya duduk ralat berada di samping tempat duduknya bergetar. Matanya melirik malas ke arah benda pipih itu. Tangan kirinya meraih ponsel itu dengan malas.

'Tidak sekolah lagi?'

Sebuah pesan yang sama seperti hari kemarin kembali hadir di layar ponselnya. Otaknya kembali berfikir keras. Siapa gerangan yang memberikannya pesan singkat.

Pesan itu bahkan membuatnya tidak bisa tidur, karena dia yang terlalu malas membalas dan hanya untuk sekedar bertanya siapa pada si pengirim pesan. Namun kali ini hatinya sedikit goyah dan jari-jarinya tanpa sadar bergerak lincah di atas keyboard layar datar itu.

'Siapa kau? Apakah aku mengenalmu?'

》Send

Dengan menggigiti kuku jari gadis itu menatap ponsel miliknya, jantungnya sedikit berdebar mengingat si pengirim pesan yang selalu perhatian padanya.

'Kau masih sakit?'

'Cepat sembuh'

'Selamat malam'

Kata-kata yang tertulis di pesan-pesan sebelumnya kembali terngiang, memompa kerja jantungnya menjadi lebih cepat dan cepat, tak kala sebuah getaran ia terima.

Saliva yang mengumpul karena kegugupannya ia telan dengan pelan, sebelum mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja tepat di hadapannya.

'Aku Kim Tae Hyung, lelaki tertampan di dunia. Aku akan mampir, Ingin kubelikan ice cream?'

Matanya terbuka lebar, bahkan sangat lebar. Takala kedua matanya membaca sederet nama yang amat di bencinya, nama lelaki yang membuatnya harus cidera kaki seperti saat ini.

Mengapa ini salah lelaki itu?

Karena, jika Taehyung tidak merencanakan rencana bahwa mereka akan pergi membeli keperluan sekolah, hasilnya tidak akan seperti sekarang ini. Dirinya yang malang harus merasakan bagaimana rasanya tinggal di rumah seorang diri dengan kaki cidera.

Taehyung sialan!!

Lelaki itu bahkan masih sempat-sempatnya mengirimkannya pesan dan membuatnya sedikit tersentuh karena pesan-pesan itu.

Tapi tidak!!

Setelah dia tau bahwa Taehyunglah yang memberikannya semua pesan-pesan singkat dengan berbagai kata-kata manis, kali ini Seulgi tidak akan bertingkah aneh lagi.

Damn it!

'Tidak perlu, kau tidak usah datang kemari'

Gadis itu mendegus. Mata sipitnya makin bertambah sipit saat lelaki di sebrang sana membalasnya.

Russian Roulette;SeulMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang