Tuduhan Kepada Dave

108 7 4
                                    

Malam ini adalah malam yang genting untuk keluarga Drick sejak tadi dokter belum menyampaikan kabar mengenai kondisi Carrol. Kecelakaan yang menimpa putrinya itu membuat Drick harus meninggalkan pekerjaannya. Sara yang berjalan mondar-mandir karena kecemasan yang menyelimuti hatinya. Suasana begitu hening dan Sara membuka suaranya menghancurkan keheningan.

"Kalau begini siapa yang harus disalahkan?" tanya Sara dengan tegas.

"Tidak ada yang bersalah, Honey," Drick mengusap lembut rambut istrinya.

"What? Carrol hampir meninggal!" Sara memelototi suaminya itu.

"Hanzel," celetuk Dave.

"What do you say?" Sara menghampiri Dave yang sedang duduk di kursi tunggu Rumah Sakit.

"Hanzel yang melakukannya," Dave menunduk.

"Hanzel? Kamu yang ada saat kejadian itu, Dave! Kamu!" teriak Sara histeris.

"Tenanglah, Sara," Drick menarik istrinya.

"Jika terjadi sesuatu pada Carrol, saya tidak akan pernah mengampuni kamu!" Sara mengikuti Drick yang menariknya untuk menjauh dari Dave.

"Siapa ayah dari Caroline Matthew?" tanya sosok pria berjas putih keluar dari ruang periksa.

"Saya ayahnya!" Drick menghampiri pria itu.

"Saya Mike Carlos, dokter yang menangani putri anda," Mike mengulurkan tangannya kepada Drick.

"Drick Matthew," Drick menjabat tangan Mike.

"Kondisi putri anda tidak terlalu buruk, hanya saja wajahnya sedikit melepuh dan itu bisa diobati," Mike mencoba menjelaskan kondisi Carrol.

"Oh god! Apa ada penanganan khusus, Mike?" tanya Drick begitu khawatir.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Carrol hanya butuh istirahat dan pengobatan yang intensif," Mike menepuk pundak Drick untuk menenangkannya.

"Thank you, Mike!" Drick menjabat tangan Mike lagi.

"Sure, i must go now," Mike meninggalkan ruang periksa.

"Sekali lagi kamu buat ulah, kamu bisa angkat kaki dari rumah saya, Dave!" ucap Sara ketus dan memilih untuk kembali pulang ke rumah.

***

Dave merasa posisinya benar-benar terpojok, ia bersumpah bahwa bukan dirinya yang menjadi pelaku. Hanzel telah menjebaknya, Dave merasakan satu sisi yang berbeda dari sosok misterius Hanzel. Ia akan lebih berwaspada dengan gerak-gerik wanita itu jika tidak nyawanya sendiri yang menjadi ancaman.

Dave kembali ke kediaman Drick dengan tergesah-gesah ia mencari batang hidung Hanzel, ia sungguh marah kepadanya.

"Hanzel, apa kamu tidak merasa bersalah atas perbuatan gilamu!" Dave berdiri di hadapan Hanzel dengan wajah yang mulai memerah.

"Ada yang salah?" jawab Hanzel enteng.

"Mungkin kamu gila, kamu hampir membunuhnya!" emosi Dave semakin memuncak karena Hanzel seperti orang yang tidak bersalah.

Damn! I'm ScaredWhere stories live. Discover now