0.4 maaf

33 3 1
                                    

Setelah terbagun dari tidurnya vania kaget karena jarum jam yang meunjukan jam 12 siang yang berarti dia sudah hampir tidak mengikuti semua mata pelajaran hari ini. Bukannya ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran vania malah  pergi ke rooftop sekolahnya.

"Huh, segernya." Katanya sambil menghentangkan tangan dan memejamkan matanya membiarkan angin menerjang wajah cantiknya.

Setelah itu vania duduk di kursi kayu yang sudah usang sambil  memandangi pemandangan dari atas rooftop tersebut.

"Hyy,, lo lagi apa disana? Udah lama banget ya.. gue kangen banget nih sama lo. Semuanya udah berubah.. semuanya ngak kayak dulu lagi semuanya hampa tanpa lo di sisi gue . Gue bener bener kangen sama lo. Sampai sampai gue ngak bisa abadikan momen momen gue dulu bersama lo. Lo inget ngak, dulu lo pernah bilang sama gue kalo kenangan kita ngak harus di abadiin tapi, harus dikenang agar selalu di hati bukan hanya di abadikan untuk di lihat tapi di simpan di hati agar selalu terkenang dan selalu teringat." Tak terasa air mata vania kini mulai terjatuh ia mulai terisak karena mengingat  kenangan kenangan yang menyempurnakan hidupnya dulu.

"Kenapa sih lo jahat sama gue?kenapa lo ngak jujur sama gue? Kenapa lo sembunyiin semuanya?kenapa ahh kenapa???." Teriaknya lagi dalam isakannya. Kini vania tlah terisak karena kepahitan dalam hidupnya yang jarang orang mengetahuinya.

"Terlalu banyak kata mengapa yang belum terjawab" lirihnya lagi.

Flasback

"Vania.. jangan kenceng kenceng bawanya! nia kan baru belajar" teriak seorang cowok dari arah belakang cewek yang kini sedang mengayung sepedanya kencang.

"Ahh kamu ngak seru. Nia kan maunya kenceng kenceng biar nia bisa ngerasain hembusan anginya tau." Jawab cewek cantik tersebut.

"Ihh.. nia kok cemberut sih. Jangan gitu dong, ya udah deh sini aku bonceng naik sepeda keliling kompleks" ajak cowok tersebut.

"Yee asik.. tapi yang kenceng ya biar seger. Tapi awas ntar jatoh. Kalo jatoh nia belum bisa obatin kan masih kecil belum bisa jadi dokter" katanya polos.

"Iya iya ayok!" balas cowok tersebut.

flasback off

"Sekarang gue udah bisa naik sepeda kok"  katanya sendiri dan pipinya masih tergenang oleh air matanya.

"Maaf"

Deg

Suara tersebut mengagetkan vania yang masih tergenangi oleh air mata. Buru buru ia menghapus air matanya dan memutar badannya agar bisa menghadap ke sumber suara. 

"Iya ada apa?"tanya vania.

"Maaf, tadi gue ngak sengaja denger" kata daniel.

"Ngak masalah" balas vania.

"Oh ya tadi mau apa kok tumben negur gue duluan?"

"Tadi lo di cariin sama temen temen lo! Habisan udah jam 2 lo di cariin di uks ngak ada. Terus temen temen lo ngancem gue kalo ngak nemuin lo, Makanya gue nyarin lo dari tadi" jawab vania.

"Maaf tadi gue nyari angin" jawab vania.

"Hem"

"Ya udah. Gue duluan ya.. makasih udah nyarin gue"  kata vania dan keluar dari rooftop meningalkan daniel yang masih berdiri disana. Daniel masih memandang pungung vania yang sudah mulai terjau. Ia sangat tidak menyangka, cewek yang dia angap selalu ceria dan tidak memiliki masalah itu memiliki sisi terrapuhnya.

Maafin gue van gue denger semuanya.

****

Halooo yuhuu..
Maap nih ya.. ini ceritanya pendek banget hehe.. abisan pikiran gue lagi mumet yahh cuma segini dulu aja yahh😘😘
mudah mudahan suka💙
Jangan lupa tekan bintang sama komennya ya buat masukan juga😍😍

Untitled Part 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang