[11] Have a Nice Dream, Al.

92 12 0
                                    

Alysia

Menurutku orang yang paling buruk di dunia ini bukanlah orang yang menyakiti orang lain dengan niat sejak awal, tetapi menurutku orang yang paling buruk di dunia ini adalah orang yang tidak sadar bahwa dia telah menyakiti orang lain. Dia tidak pernah berpikir jika apa yang dia lakukan atau ucapkan bisa melukai orang lain.

Dan sepertinya aku baru saja menjadi orang buruk itu.

"But you never meant to hurt me, right?"

Dia melirikku.

Tentu saja, aku tidak pernah memiliki niat untuk menyakitinya. Jangankan berniat, memiliki pikiran untuk menyakitinya pun aku tidak punya. Orang sebodoh apa yang dengan mudahnya menyakiti orang yang dia sayang?

"Nevermind."

"Gue seharian ini sama lo, dari gue bangun tidur sampai saat ini gue mau tidur lagi. Jadi, dibagian mana gue nyakitin lo?"

Itu pertanyaan sungguh-sungguh. Sejujurnya hari ini aku merasa tidak membuatnya sedih sedikitpun.

Dia hanya menatap langit-langit kamarku, meletakkan kedua tangannya di dadanya.

"Nevermind, gue bercanda kok."

Siapa yang bercanda dengan wajah seserius itu?

"Lo tau nggak hal-hal yang pingin gue lakuin?"

"Tau dong. Lo pingin naik gunung setidaknya satu kali seumur hidup lo di gunung mana pun itu. Lo pingin buka perpustakaan gratis karena lo nggak suka baca sama sekali. Lo pingin punya rumah di daerah yang sejuk, di kaki gunung mungkin. Lo pingin mancing di sungai bukan di kolam pemancingan. Terus apa ya?"

Seharusnya jika ini ujian, aku mendapatkan nilai seratus karena jawabanku terlalu sempurna.

"Kurang satu."

"Kurang satu?"

Setauku dia hanya pernah mengatakan semua hal yang aku sebutkan itu.

"Gue pingin meluk lo seperti ini."

Dia memiringkan tubuhnya menghadapku, menarik tubuhku mendekat ke arahnya.

Untuk pertama kalinya, dia mendekapku seperti ini.

Aku bisa mencium wangi tubuhnya dengan sangat jelas, tentu saja karena aku sedang berada dalam pelukannya. Dia mencium ujung kepalaku.

"Have a nice dream, Al."

Dan aku merasa ada yang berbeda dengan diriku.

Aku tidak seharusnya merasakan hal ini, tetapi jantungku berdegup kencang.

Sangat kencang.

...

Aku tidur dengan nyenyak semalam, tidak bermimpi apa pun. Untukku mimpi indah adalah ketika aku tidak bermimpi apa- apa saat tidur, jadi saat bangun aku tidak perlu mengingat -ingat tentang mimpiku semalam. Aku lupa bagaimana aku tertidur, seingatku aku berada di dalam pelukan Tristan semalam. Aku terbangun tanpa Tristan di sampingku, mungkin dia pindah ke kamarnya ketika menyadari aku tertidur.

Aku sangat lelah kemarin, oleh karena itu aku tidur dengan mudah. Sebenarnya aku tidak melakukan apa-apa kemarin, hanya berkunjung ke aquarium saja. Nyatanya mendekatkan diri dengan sesuatu yang kita benci sangatlah melelahkan. Aku tidak ingat apa yang membuatku sebenci itu dengan air. Aku mandi, tentu saja aku mandi.

Perasaanku menjadi tidak menentu ketika aku melihat hamparan laut biru, bukan hanya laut aku juga benci melihat kolam berenang. Mungkin beberapa orang mengira bahwa aku mengidap aquaphobia, itu tidak benar. Aku tidak masalah saat datang ke danau ataupun sungai. Aku hanya benci melihat hamparan air berwarna biru jernih yang sangat luas. Aku juga tidak mengerti mengapa aku bisa seperti ini. Aneh.

Under Your DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang