3. So Many Blends, So Little Time

3.9K 383 104
                                    

#NowPlaying David Guetta - 2U Ft. Justin Bieber.

.

No matter what is going on. - J.

J. Sebuah huruf yang membuat seorang Lian mengernyit. Ini adalah kali kedua ia menemukan secarik kertas berwarna biru tanpa garis dengan tulisan tangan yang terbilang sangat rapi di depan pintu apartment milikya setiap pagi ketika akan mengambil koran.

Lian mendapatkan kertas itu sejak keluar dari rumah sakit dua minggu lalu. Dua minggu, dua kertas. Kertas itu datang di setiap hari Minggu. Ia mengingat tulisan yang terdapat di dalam kertas pertama.

No matter what you do. - J.

Ia yakin sekali jika kalimat-kalimat itu tertuju pada sebuah poin. Kalimat-kalimat tersebut terkesan terpotong-potong dan memiliki kalimat lanjutan. Awalnya Lian mengira itu hanya keisengan anak kecil atau bukan ditunjukan padanya. Tapi mengingat kertas itu sudah dua kali berada di depan pintu apartment-nya, ditambah dengan bentuk kertas yang rapi dan berbau khas, ia menyimpulkan bahwa kertas itu memang ditunjukan untuknya.

Mungkin dari seseorang yang memang ingin menjahilinya. Lian bisa saja meminta petugas apartment untuk menunjukan cctv yang mengarah pada pintu apartment miliknya tapi ia tidak melakukan itu. Lian membiarkannya begitu saja. Lagipula kertas itu tidak membuatnya rugi suatu apapun.

Menurutnya kertas itu akan berhenti datang padanya jika itu memang suatu kejahilan belaka. Ia akan melihat sampai mana kertas-kertas itu akan berakhir.

No limit in the sky

That I won't fly for ya

No amount of tears in my eyes

That I won't cry for ya, oh no

Lian merasa semua seperti mimpi. Ia mengalami kecelakaan dua minggu yang lalu dan pagi ini sudah kembali masuk kuliah. Tidak ada yang berubah. Kelas tetap terasa membosankan. Alan tetap songong seperti biasa dan Doni tetap pada hobi makannya. Tidak ada yang berubah sampai beberapa hal membuatnya menarik kata-kata itu.

Ia sering melihat teman-teman kampusnya berbisik-bisik dengan tatapan mengarah padanya. Entah di kantin, di kelas atau di perpustakaan sekalipun. Dan perubahan terbesar yang ia rasakan adalah ketika melihat dosen Fisikanya.

Dosen laki-laki berambut coklat yang mempunyai mata berwarna senada bernama Arjuna Mahardika. Dosen itu biasa dipanggil dengan sebutan Pak Juna dan Lian merasa pernah mengenal dosen itu. Tapi melihat jika Sang dosen hanya tersenyum ketika berpapasan dengannya atau ketika tidak sengaja saat pandangan mereka bertemu, ia yakin bahwa mereka tidak mempunyai hubungan lebih dari dosen dan murid. Lagipula apa yang diharapkannya?

Hari ini ia merasa tidak menjadi Julian yang biasanya. Ia merasa ada sesuatu yang hilang dari hidupnya. Sesuatu yang penting.

With every breath that I take

I want you to share that air with me

There's no promise that I won't keep

I'll climb a mountain, there's none too steep

Lian tidak tahu harus merasa senang atau sebaliknya ketika bertemu dengan dosennya hari itu. Jadwalnya untuk check up tiba dan Sang Kakak, Liam, mau mengantarnya. Mereka bertemu di koridor Rumah Sakit dan mereka tidak mungkin untuk tidak bertegur sapa.

L U L L A B Y [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang