#NowPlaying Monsta X - Misbehave.
.
Burning flowers after hours,
I'd be dying if I didn't love this painSmashing plates and broken dates and all the lies
I'm telling just to see your facePicture perfect only works in movies,
I don't care about a water sceneI only feel alive when I don't feel safe,
I wouldn't wanna have it any other way
"Silahkan masuk."Kia melangkahkan kakinya. Dua mata coklatnya bergulir, memerhatikan sekelilingnya.
Sosok tampan yang mempersilahkan dirinya untuk masuk sudah pasti adalah golongan orang mampu. Bahkan sangat mampu. Apartment sosok itu terlihat sangat mewah. Walau tidak banyak barang yang terdapat di dalamnya, kesan mewah itu sama sekali tidak berkurang. Kia yakin jika barang-barang yang berada di sana tidak mempunyai nilai harga yang sedikit.
"Mau kopi?"
Kia mengernyit untuk pertanyaan itu. Sosok kelewat tampan di hadapannya menawarkan sesuatu yang berada di luar dugaannya. Tapi Kia ingin tertawa saat melihat wajah kikuk yang terpahat dengan jelas pada wajah itu.
"Boleh." Jawabnya. Kia mengangguk dan mendaratkan dirinya pada sofa besar berwarna hitam dalam ruangan itu ketika ia dipersilahkan untuk duduk. Sedangkan sosok tampan tadi menghilang di balik dinding.
Junya Alexander.
Sosok itu yang membuatnya berada di tempat ini. Sosok yang membuatnya datang ke tempat ini dengan keinginannya sendiri. Sosok yang membuat dirinya merasa tertarik. Sosok yang rela untuk menunggunya satu bulan penuh.
Kia tidak pernah merasa seperti diperhatikan dengan begitu intens oleh seseorang.
Well, pekerjaannya pada salah satu klub terkenal itu tentu saja membuatnya menjadi pusat perhatian. Orang-orang mengatakan bahwa ia mempunyai wajah yang cantik di samping fakta bahwa ia adalah seorang laki-laki. Kia merasa terbiasa menjadi objek pandang orang-orang di sekitarnya.
Tapi kali ini berbeda. Dua mata itu seakan tidak pernah melepasnya dan membuat Kia merasa tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri. Hal itu terasa baru dan asing baginya. Ini adalah kali pertama ia merasakan hal seperti ini.
Kia menemukan itu sebagai sesuatu yang mengganggu baginya tapi ia tidak memungkiri bahwa ia juga merasa penasaran. Sosok yang memiliki tatapan itu hanya terus duduk di sana dalam satu bulan terakhir dan Kia merasa cukup untuk kali ini.
Kia tidak pernah berencana untuk melakukan ini. Tapi ada sesuatu yang tidak bisa ia tinggalkan begitu saja dari sosok itu. Sesuatu yang membuat Kia tertarik dan merasa penasaran akan sosok itu.
Kepala Kia mendongak saat Junya datang dengan dua gelas mug di tangan. Kia menerima salah satu mug dan melemparkan sebuah senyuman sebagai ucapan terimakasih. Lagi-lagi ia hampir tertawa saat melihat ekspresi malu yang ditunjukan Junya pada wajahnya.
"Kenapa duduk disana?" Tanya Kia saat Junya memilih untuk duduk di hadapannya, mereka terpisah oleh sebuah meja.
"Duduk sini."
Kia menepuk bagian kosong di sisinya. Kali ini yang ia dapatkan adalah wajah tersipu milik Junya Alexander. Kia benar-benar ingin tertawa. Ekspresi itu sangat lucu sekaligus menarik di saat bersamaan untuknya. Ia merasa sangat menikmati hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
L U L L A B Y [END]
Historia CortaLullaby hanya sebuah coffee shop biasa. Lullaby hanya sebuah tempat yang dibangun dengan kenekatan. Lullaby hanya sebuah 'kolaborasi' dari tiga orang sahabat. Tapi di Lullaby, kau akan mendapatkan secangkir kopi. Juga di Lullaby, kau akan menemukan...