I've been hiding this, I tell you something
To just have it buried
I can't hold it in anymore
I don't know why I couldn't say it then
It hurt
So I really couldn't have held it in anymore anywayNow cry, I am just so sorry for you
And cry, I couldn't keep you safeNow deeper and deeper, the wound gets deeper
It's like a broken piece of glass that can't be turned back
Every day, it's only my heart that hurts deeper
You were so fragile
And you received my punishment instead of meStop crying and tell me something
Tell me, I am a coward
"Why were you like that to me back then?"
"I'm sorry"
Namaku Jung Chansung, umurku 23 tahun dan aku adalah pewaris satu-satunya Dominique Group. Aku menyesali mengapa ayah dan ibuku hanya mempunyai satu anak, seorang gadis pula.
Diumurku yang hampir seperempat abad ini aku masih disibukkan dengan kegiatan perusahaan yang luar biasa sibuknya. Pembukaan cabang di sana sini dan proyek yang terus berdatangan. Ayahku yang satu itu selalu memaksaku untuk ikut andil dalam setiap proyek yang digarapnya, alhasil malah aku yang diperintah untuk menyelesaikan semuanya.
Aku selalu berpenampilan rapi dengan rambut yang selalu aku potong pendek. Entahlah, aku pikir hidupku terlalu sibuk untuk merawat rambut panjang yang menyusahkan, juga aku tak suka karena panas dan gatal (mengingat aku sering bekerja di luar kantor untuk survei)
Akhir minggu ini aku sengaja meluangkan waktu untuk berlibur di pulau terpencil untuk refreshing. Ya hanya satu hari tapi sangat berharga untukku. Kapan lagi aku bisa melarikan diri dari rutinitas yang mengesalkan ini?
Sementara kulihat di tempat kerjaku seorang lelaki berjas yang sangat kukenal. Ia tersenyum padaku sesaat setelah aku menjejakkan kaki di ruangan bernuansa putih ini
"selamat pagi" ucapnya dengan suara yang renyah, terdengar asing di telingaku"apa yang ayah lakukan disini?"
"tidak ada, hanya ingin mengucapkan selamat pagi"
"ah.." aku duduk di sofa dan memandangi ayahku "apa yang ayah inginkan?"
Beliau tergelak sesaat lalu mendorong dirinya untuk mendekatiku "kau benar-benar putri ayah"
"aku sibuk, yah"
"baiklah, ayah akan membuatnya lebih mudah"
Ayahku lalu mengambil tempat di sampingku "ayah ingin kau segera menikah"
Aku tertawa seketika, lelucon?
"ayolah, aku tak punya banyak waktu untuk hal seperti ini" ucapku kemudian
"ayah tak bercanda, Chansung-ah"
Aku mulai berpikir apalagi yang menyengat kepala ayahku sampai ia jadi seperti ini
"aku belum ingin menikah, lagipula aku tidak ada calon, dan aku tak punya cukup waktu untuk mencarinya"
"tentu ayah tahu"
"lalu?"
"ayah tahu, maka kau tak perlu mencari calon suami"
Ayahku sudah mulai tak waras
"katakan dengan jelas, Ayah. Aku tak mengerti"
"ayah sudah punya calon suami untukmu"
Ayahku sudah benar-benar tak waras