How can a person be like this?
I start to feel like I'm the only one living in this world
You pass by my side
A sweet wind called you is blowing in my heart
Even if you don't put on makeup
You'll put on your perfume called Attraction
I never believed that there was a god
But now you make me believe because to me, you're a goddess
......
"Yebi-ya~"
"Ahn Yebi~~"
"lihat aku~"
Gadis itu lalu menatapku dengan setrum tak terlihat yang memancar dari kedua matanya, membuatku bergidik
"Ye-"
"Ya! Bisakah kau berhenti? Makalahku sudah kacau dan kau membuatnya semakin kacau" ucapnya sarkas
"eiiyyy.. jangan terlalu dipaksa, lagipula ini kan makalah untuk minggu depan"
"awas! Kau menduduki catatanku" ia menarik sesuatu yang lembut dari bawah pantatku
Aku menatapnya sejenak, Yebi masih saja tak memperdulikanku
"ayo makan es krim~" rajukku menarik ujung lengan hoodienya
"tidak mau"
"makan Ramyeon?"
"tidak mau"
"Bulgogi?"
"Andwae"
"Kimchi?"
"tidak"
"lalu kau mau makan apa? Kau belum makan daritadi nona"
"makanlah, jangan pedulikan aku" ucapnya masih terpaku pada layar laptop
"kau harus makan!" aku berdiri dan melipat tanganku didepan dada, ia menyangga kacamatnya sejenak "kau mau apa?"
"aku?"
Lalu dengan kecepatan kilat aku mengambil laptopnya dan berlari amat kencang menuju arah utara
"YAAAA KEMBALIKAN LAPTOPKU!" suaranya terdengar cukup keras walau aku sudah berada cukup jauh darinya
"ayo kejar aku week" dengan sisa napas dan nyali yang tinggal sedikit ini aku memberanikan diri untuk menggoda Yebi
"AWAS KAU YA! TUNGGU DISANA"
Yebi lekas berlari menuju kearahku. Sesekali ia melompati tanaman-tanaman dan berjalan pelan saat tak sengaja berpapasan dengan dosen kami. Lalu ia berlari lagi, rambutnya tersibak kebelakang seiring dengan laju kakinya yang makin liar, hingga aku tak sadar ia sudah tinggal beberapa meter dariku
Aku pun bergegas
"PARK JIMIIIIIN AKU AKAN MEMBUNUHMU!"
Tawaku pun mulai mengkelakar saat bagian belakang kaosku ditarik olehnya
Aku pun terduduk di rerumputan
"ampun, ampun" aku menghela tawa sedangkan gadis itu langsung menyahut laptopnya dari tanganku, memasukkannya ke ransel berwarna krem, ia mencengkeram tengkukku seperti aku ini adalah kucing nakal baginya
"untung aku mantan atlet marathon, Park Jimin" ia terengah
"hey, aku sengaja memelankan lariku" celetukku berusaha membebaskan tengkukku dari tangannya. Bukannya sakit, aku hanya merasa geli saat bagian sensitivku disentuh
"benarkah?" ia malah memainkan tangannya di sekitar leherku
Aku pun menarik sebelah tangannya kedepan sehingga tubuh gadis itu menempel pada punggungku, lalu tanpa aba-aba aku menggendongnya
"YA PARK JIMIIIIIN!!"
Aku berlari dengan Yebi yang tergelak diatasku, sungguh menyenangkan. Dari sekian momen-momen kehidupan yang kulalui, aku sangat bersyukur Tuhan mempertemukanku dengan sahabat sebaik Yebi,
Seseorang yang tak pernah kutemui sebelumnya,
Dan aku pun makin tak bisa berbohong pada diriku sendiri, bahwa perasaanku terhadap gadis itu lebih dari sekedar teman
Gadis itu segera merosot dari punggungku setelah aku berhenti, ia mencibir
"huu begitu saja sudah lelah"
"eii aku tidak lelah, aku bahkan bisa saja menggendongmu keliling korea, kau mau-" ucapanku terpotong saat tiba-tiba gadis itu merangkulku dari belakang
Lebih tepatnya, ia mengalungkan tangannya ke leherku dengan kaki yang sedikit berjinjit
"ayo, ayo kita keliling korea" ucapnya di samping telinga kananku, saat aku menoleh jarak kami terasa sangat dekat
Sepersekian detik udara rasanya hilang dari permukaan bumi ini. Aku pun memalingkan wajahku untuk menyembunyikan wajahku yang terasa lebih panas, mungkin sudah memerah
Aku melirik sekilas gadis itu, ekspresinya masih polos biasa saja. Tentu, ia tak akan merasakan apa yang kurasakan
Ia tak merasakan bagaimana tubuhku memanas dengan sedikit skinship bersamanya, bagaimana detak jantungku yang sering mendadak terpacu dan mendadak melemah dengan sendirinya, bagaimana gilanya aku saat melihat lengkung senyumnya,
Ya dia tak akan merasakannya
"Jimin?" ia menarik sebelah pipiku sehingga aku tersadar dari lamunan
"ah" ia lalu memegang wajahku "kenapa kau hangat? Kau sakit?"
"tidak" ucapku dengan cepat
"tapi badanmu panas, coba aku lihat dulu-" ia berusaha melepaskan diri namun aku menahan tangannya yang ada di leherku
"jadi tidak keliling koreanya?"
"huh?" gadis itu tampak bingung
Aku kemudian sedikit berjongkok dan mengangkat kaki Yebi –posisi menggendong- lalu berlari ke sembarang arah
Yebi kembali tergelak dan merangkul leherku dengan erat "hati-hati park jimin!!"
"tenang saja nona, aku pengemudi berlisensi"
"ah benarkah?"
"ya,, nona mau kemana?"
"ayo kita ke Busan!"
"ya! Itu terlalu jauh" jawabku sedikit terengah
"kalau begitu ayo ke kantin!"
"kantin? Baiklah, kau siap? Aku akan memacu dengan kecepatan tinggi, brooom brooom"
Ia lalu makin mengeratkan tangannya, mau tak mau aku sedikit tersenyum senang karena hal ini
"siap?" tanyaku
Aku tak dapat melihatnyah namun aku dapat merasakan anggukan Yebi
"baiklah, kita berangkat..!"
Baru saja aku akan melangkahkan kakiku, seseorang menghadangku tepat 1 meter di depan kami
Ia tertawa tanpa suara dan diakhiri dengan senyuman khas lelaki itu
"Yoongi hyung?"
...........