1

2K 141 17
                                    

Awal Dari Segalanya. . .

FanFiction yang terinspirasi dari Novel 2 Moons (เดือนเกี้ยวเดือน) oleh Chiffon_Cake. Ditulis oleh Genthonk Genthink. Seandainya saya harus menuliskan Novel ini dengan daya imajinasi saya, maka inilah hasilnya. . . SELAMAT MENIKMATI, SEMOGA BERKENAN. . .



MING POV

"Huft. . ."

Aku menghela napas panjang saat memasuki sebuah gerbang sekolah baru yang tahun ini akan menjadi tempatku menimba ilmu. Aku Ming, seorang remaja biasa yang senang bermain sepak bola saat jam sekolah berakhir.

Aku baru saja pindah ke kota ini karena Paa yang saat ini memutuskan untuk memindahkan kantor utamanya ke kota ini. Ini semua karena Maa yang harus menerima tugas mengajar di salah satu kampus negeri di kota ini.

"Heii kamu yang masih di gerbang, buruan sini." Teriak salah seorang siswa yang sepertinya adalah senior di sekolah ini.

Aku berlari menghampirinya karena aku cukup tau diri untuk tidak mencari masalah dihari pertama aku masuk sekoah.

"Iya P'. . ." Kataku terengah engah.

"Kamu telat, sana lari ke lapangan!!! Semuanya udah nungguin."

'Damn! Ini sekolah untuk militer atau gimana sih.' Aku menggerutu sendiri kemudian berjalan menuju arah yang ditunjukkan oleh senior yang bahkan tingginya tidak sampai pelipisku.

"Oeii Kit, dicariin Ai'Pha." Kata suara yang berada dibelakangku.

Aku menoleh kebelakang untuk melihat sosoknya. Dia tampan juga, tapi wajahnya sama menyebalkannya dengan P' yang baru saja aku temui.

"Hoeii, Ngapain sih Beam?" Kata P' pendek yang baru saja kutemui.

Jadi nama dia Kit, dan nama orang yang baru itu Beam, lalu siapa Pha yang dimaksut? Mungkin teman sekelas atau sesama Panitia MOS.

"Heii kamu! Ngapain malah bengong disana? Buruan sana." Kata P'Beam yang melihatku termangu menatap perbincangan mereka.

Aku hanya memberikan senyum kemudian berlari menuju lapangan yang letaknya ternyata cukup jauh dari pintu gerbang.


Di Lapangan. . .

Semua anak baru sudah berbaris membentuk satu kesatuan. Mereka semua terlihat tidak bersemangat dengan jajaran kakak kelas yang berdiri didepan sebuah mimbar yang sepertinya digunakan untuk memberikan sambutan saat upacara bendera.

"Hehh yang telat, lari kedepan sini!" Seorang laki laki menatapku marah.

Aku yang merasa dipanggil namanya berusaha untuk mengikuti apa perintahnya dan lari kedepan barisan.

"Kenapa kamu terlambat?" Bentaknya.

"Ehmm. . ."

"Ahmm, Ehmm, Ahmm, Ehmm. . . Bisu ya?"

"Nggak P', saya belum hapal jalan, tadi saya tersesat P'. Maaf." Kataku berbohong.

Bagaimana bisa aku tersesat kalau aku diantar seorang supir yang sangat hapal dengan jalanan kota ini.

"Alasan!!! Kamu lari keliling lapangan sampai saya suruh berhenti." Katanya dengan mata yang seolah akan keluar dari tempatnya berada.

'Lari doang? Gampang.' Pikirku.

Tanpa beradu argumen lebih lanjut aku berlari ke pinggir lapangan, mendekati seorang teman sesama siswa baru yang berdiri di paling ujung. Dia terlihat baik, dengan kacamatanya yang tebal membuatnya seperti dari kalangan anak anak pandai yang susah bergaul dengan manusia karena mereka hanya bersahabat dengan buku buku di perpustakaan.

Aku Adalah MilikmuWhere stories live. Discover now