Cintai karya sendiri

3.6K 910 250
                                    


Aku ini tipe pembaca yang nggak bisa baca ulang cerita.
Aku kayak ngerasa ... kalo baca ulang lagi, rasanya jadi kurang seru karena aku udah tau alur dan ending cerita tersebut.

Tapi, tapi, tapi ... itu sisi aku saat menjadi pembaca.

Dari sisi aku saat jadi penulis, aku malah sering banget baca ulang cerita aku sendiri. Serius, rasanya aku sampai hapal tiap kalimat. Tapi, aku nggerasa nggak pernah bosen.

Kenapa gitu?

Kenapa aku nggak bosen?

Jawabannya adalah, karena aku sangat amat mencintai karyaku itu. Setiap aku baca ulang, aku langsung keinget waktu aku nulis chapter tersebut.

Entah saat itu aku nulis sambil ketawa kayak Niall Horan, atau nangis kayak abis diselingkuhin selingkuhan (Wait, what?). Pokoknya, gitu deh.

But, seriously. Aku udah baca ulang Lost Boy (keseluruhan dari awal sampai akhir) itu tuh udah kurang lebih, lima kali. Ada yang karena aku gabut, ada juga yang karena aku revisi di laptop. Ha.

Baru Lost boy aja sih yang aku baca ulang sampai berkali-kali gitu. Tapi, aku juga sering baca ulang Smol Boy saat lihat ada yang komen. Sama juga kayak yang lain, deh.

Dan ... you know what?
Aku sekarang lagi hobi baca ulang cerita aku yang Regretful. Nggak tau, suka aja. Ini bukan karena aku narsis atau promosi, ya. But, I REALLY LOVE REGRETFUL.

Setiap baca ulang, entah chapter yang mana aja, pasti aku ketawa. (Yha, soalnya belom memasuki konflik sedih-sedihan, sih)

Jadi, buat kamu yang butuh hiburan dan ingin tertawa, silakan baca Regretful! #inibarupromositerselubung

Ah, banyak yang curhat ke aku, kalau dia itu ngerasa ceritanya aneh saat dibaca ulang. Kayak kurang gereget, dan akhirnya malah diunpub.

Yah, masalah orang kayak gitu tuh cuma satu. Yaitu, KURANG PEDE. Kalau kamu nggak pede, mau tulisanmu sekeren apapun, pasti rasanya jadi 'nggak bagus'.

Cobalah untuk yakin, kalau ceritamu itu bagus. Ceritamu layak untuk dibaca banyak orang. Jangan pernah merasa ceritamu itu 'nggak sebagus' cerita penulis lain. JANGAN.

Untuk apa sih bandingin ceritamu sama orang lain?

Kalo tujuannya untuk memotivasi, itu baru GAPAPA. Great job! Awesome!

Tapi, kalo setelah membandingkan, dan kamu jadi down gimana?

Hmm, gini deh.

Kamu suka nggak kalau MAMA kamu bandingin kamu sama anak tetangga?

"Aduh, anak tetangga sebelah lebih cantik, lebih rajin, lebih gereget gitu daripada anak Mama."

Kesel, nggak?

Nah! Itulah perasaan CERITA kamu saat dibanding-bandingkan.

Please, anggaplah mereka hidup. Sayangi cerita dan tokoh-tokoh buatanmu seperti anak sendiri. Itu sangat membantu, lho!

Banyak yang ngeluh, karakter ceritanya kurang dapet 'feel'nya.

Why?

Karena kamu tidak menganggap tokoh ceritamu benar-benar hidup. Think about that. Kalo kamu menanggap hidup, pasti kamu akan menulis sedetail mungkin soal tingkah laku dan kebiasaan tokoh kamu. Mau yang lucu, yang aib, atau yang sedih, pasti feel-nya akan sampai ke pembaca sesuai dengan harapanmu.

Aku tuh sangat menyayangi tokoh-tokoh yang aku ciptakan. Saking sayangnya, aku sampai sering berkhayal ketemu mereka di dunia nyata.

Aku makan bareng gitu di kafe sama mereka, terus Bram yang traktir. Terus Troy nyanyi gitu di depan aku pakai gitar, Guntur makan pizza dengan rakus di depan aku, Deeka muji-muji dirinya sendiri di depan aku, dan ... ini kenapa yang aku bayangin cuma yang cowok-cowok?

Hah, maklum jomblo.

Yah, kalo yang cewek-cewek ketemu aku di dunia nyata, pasti aku udah ngerumpi bareng mereka karena aku yakin, pikiran aku dan mereka tuh NYAMBUNG. (Iyalah)

Eh, ini kenapa makin ngaco?

Kembali ke topik utama.

Cara membuktikan kamu cinta atau tidak dengan karyamu adalah, dengan tidak bosan membaca ulang ceritamu.

Malah lebih bagus, saat baca ulang, kamu sekalian edit yang salah-salah atau yang kamu rasa 'kurang ugh' gitu.

Well, good luck!

Sekali lagi aku ingatkan, cintailah karyamu sendiri sebelum mencintai karya orang lain. It works. Really.

Ah, tapi jangan narsis juga. Kamu boleh mencintai karyamu, tapi ... kalo bisa sih jangan malas untuk membaca karya penulis yang lebih berpengalaman daripada kamu.

Karena ... membaca cerita penulis lain juga sangat penting untuk perkembangan kita. (Cie, kita) *uhuk*

Aku akhir-akhir ini udah baca beberapa cerita dari penulis lain, tentunya yang aku suka. Setelah membaca semua itu, aku jadi merasa semakin semangat untuk menulis. Hoohoo!

Yah, aku dapet inspirasi dan menambah nilai humor aku juga kayaknya. Serius, deh. Membaca banyak cerita itu sangat bermanfaat.

"Penulis yang hebat, adalah penulis yang bisa menikmati cerita penulis lain tanpa rasa iri." (Aku lupa dapet kalimat ini dari mana HAHA)

So, see ya next time! Xx

Curahan Hati Penulis AmatirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang