Penulis Amatir sering diremehkan

7.6K 1.6K 648
                                    


Kalau kalian kira, aku di-support keluarga aku 100% untuk jadi penulis, kalian salah. 

Aku hanya pernah bilang, MAMA aku sering muji aku di depan teman-temannya karena aku sering nulis. Oke?

Sedangkan, papa aku itu, tipe papa yang pendiem dan bebasin aku berkarya. Mau nulis, gambar, atau nyanyi, selama aku bahagia ... katanya, IT'S FINE. Rejeki, udah diatur sama Allah. Jangan takut, katanya.

Aku pokoknya nggak ada masalah sama orangtua aku. Mereka the best lah pokoknya.

Tapi, fyi, aku punya dua kakak perempuan, dan satu adik lelaki. Yak, aku anak ketiga.

Kakak aku yang pertama, itu udah nikah. Dia baik, dan dukung aku. Walau kayaknya, dia ragu kalau aku bisa mendapat penghasilan yang cukup dari menulis. Tapi, it's okay. Kakak aku yang pertama itu JAUH lebih mendingan daripada kedua saudaraku yang lain. Setidaknya, dia ragu karena mencemaskan aku.

Kakak kedua aku, dia selalu ngeremehin aku setiap aku cerita soal ada penulis terkenal yang follow aku lah, aku dapet rank 2 di short story lah, DIA POKOKNYA CUEK. Nggak peduli gitu.

Dia selalu bilang, "Terus? Emangnya itu bisa dapet duit? Nggak, 'kan?"

Sumpah, aku tuh rasanya mau gerogotin meja setiap dia ngomong begitu. Dia nggak bisa ngerti kebahagiaan aku, dan dia malah bikin aku menyesal udah cerita ke dia dengan semangat menggebu-gebu.

Aku selalu ingin bilang ke kakak aku, "Emang bahagia itu, selamanya berupa uang?"

Tapi, sayangnya, aku terlalu takut. TAKUT diketawain. Dia nanti pasti malah ngejek aku sok puitis -.-"

Lalu, adik cowok aku.

Ini hampir tiap hari terjadi, dan semalem itu emosi aku udah memuncak banget. Kepala aku sampai berasap, dan rasanya pengen teriak di telinganya, sampai dia budeg. Esmosi saya.

Jadi, semalem aku cerita ke mama sama papa aku, dan kebetulan lagi ada adek aku itu. Aku cerita soal ada pembaca yang sampai Line aku dan curhat panjang lebar gitu, aku bacain kan chat orang itu, terus adek aku denger.

Bukannya seneng atau bangga, karena kakaknya punya fans, dia malah bilang, "Terus apa gunanya punya fans di wattpad? Emang dia bayar pas baca cerita lo? Emangnya lo dapet duit?"

Aku tuh langsung melototin adek aku. "Terus kalo gratis, emangnya kenapa?! Nggak ngerugiin lo juga!"

Mama sama papa aku langsung melerai kami, dan aku hanya bisa mendengus kesal. (Lah? Kok malah jadi kayak cerpen?)

Pokoknya, adek aku tuh bener-bener ngeremehin. Ebook aku juga diremehin. Katanya, "Palingan, nggak ada yang beli."

Itulah, yang sempat bikin aku down kemarin...

Sumpah, aku selalu merasa terbebani kalau saudara-saudara aku udah bahas uang dan segala macem. Aku ngerasa kayak jadi tumpuan keluarga. Padahal, ada kakak aku yang lebih tua. Dan dia santai-santai aja nganggur karena baru lulus kuliah, tuh.

Aku memang belum bisa menulis novel yang bagus, dan menerbitkan buku. Apalagi, menghasilkan uang. Tapi, AKU PUNYA NIAT. Kenapa mereka nggak sabaran banget?

Emangnya sekali kedip, novel aku bisa langsung terbit?

Emangnya mereka pikir, nerbitin novel itu segampang balikin telapak tangan gajah?! (Eh, itu susah ya)

Pokoknya, nerbitin novel itu kan susah. Banyak prosesnya. Nulis satu novel juga butuh waktu berbulan-bulan.

Mendapat banyak pembaca juga nggak segampang ngupil.

Intinya, mereka tuh nggak ngerti. Argh!

Kenapa ya, orang yang nggak suka baca atau nulis novel, selalu meremehkan penulis amatir?

Mereka cuma menganggap penulis yang udah nerbitin buku, BARU HEBAT. Penulis yang punya penghasilan puluhan juta, BARU HEBAT.

Padahal, menurutku, SEMUA PENULIS TUH HEBAT. Mau amatir ataupun profesional, semuanya punya kehebatan yang nggak orang lain punya.

Mereka pikir, penulis bukanlah pekerjaan yang CUKUP untuk aku hidup.

Mereka nggak tau, apa artinya para pembaca dan penggemar bagi seorang penulis.

Pokoknya, mereka nggak akan ngerti. Dan aku, sebagai penulis amatir, juga nggak bisa maksa mereka untuk mengerti...

Sekarang, yang bisa aku lakuin hanya BERUSAHA MEMBUKTIKAN pada mereka, kalau penulis adalah pekerjaan yang sangat amat luar biasa.

Kenapa luar biasa?

Karena hanya melalui tulisan, penulis bisa menghibur, bahkan ... mengubah cara pandang orang lain. Dan karyanya, akan terus abadi.

Jadi, masih berani meremehkan seorang penulis?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jadi, masih berani meremehkan seorang penulis?

Jika keluarga, sahabat, atau orang sekitarmu juga meremehkan NIAT dan bakat menulismu ... yang harus kalian lakukan hanya satu.

BUKTIKAN!

Curahan Hati Penulis AmatirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang