JANGAN ADA KOPI DI ANTARA KITA

119 11 1
                                    

"Untuk malam dan suaramu yang manis, kopi harus sedikit pahit." - Weslly Johannes

Aku tidak setuju.
Aku benci kopi, dia tidak perlu ada di malamku atau mengekor di belakang suaramu.
Biar rindu saja, dan kupu-kupu yang menari dalam perut, tiap kamu berkata, “Aku juga rindu kamu.”

Pun pada pagiku..

Aku benci pada kopi, padanya aku iri.
Juga pada cangkir yang kamu pilih pagi ini.
Sentuhan bibirmu di awal hari, menyenangkan pasti.
Selagi kamu menikmati romantisme antara dirimu, cangkir dan kopi,
Aku dan sepi merawat rindu disini.

“Cepat datang!!” Sabarku habis terkikis untuk menanti.

“Pokoknya nanti kamu harus menciumku, bila perlu dari ujung rambut hingga kakiku.”

TAPI BASUH DULU BIBIRMU.

“Kenapa?” tanyamu, selalu.

Tentu saja karena aku tak mau ada sisa kopi pagimu,
Saat nanti bibir kita saling memagut menjadi satu.
Lalu kecupmu berlarian di wajahku, leherku,
Hingga.. Ah, terbius sudah aku.

Jangan ada kopi di antara kita, jangan.
Pun kenangan akan mantan,
atau bisik nakal selingkuhan.
Kita saja, dan kisah yang coba terus dirajut untuk masa depan.

Hey, kamu.. lelakiku yang tampan,
Semesta yang selalu ku rindukan. 
Aku tunggu hadirmu di gerbang depan.

Tulisanku, KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang