Perkenalan yang Terlambat

36 1 0
                                    

Bugin Astarex, Ibuku berkata bahwa sekarang adalah saat yang tepat untukku masuk ke akademi. Selama 15 tahun, aku melakukan hal "sekolah" di dalam rumah. Mungkin terdengar agak aneh bagimu, tapi bagiku, ketenangan dalam bernafas menjadi nyata saat aku berada di kediamanku.

Aku diberangkatkan dari desa yang sunyi di pinggiran kota ke pusat kota oleh Ibuku dengan harapan bahwa aku dapat lulus, dan menghasilkan banyak uang untuk keluargaku. Terdengar sangat​ payah bukan? Sebenarnya keluarga kami memiliki uang yang bahkan cukup untuk empat generasi selanjutnya. Tapi Ibuku tak mau aku diam dan dimewahkan harta, Ia berkata bahwa aku harus dapat bertahan hidup dengan tenagaku sendiri.

Maksudku,
Bagaimana aku bertahan hidup jika saat pertama namaku dipanggil pada absensi kelas semua orang menatapku tidak wajar?
"Si Tabu" panggilan mereka terhadapku di hari pertama, hey, aku cukup waras untuk mengutuk kalian dalam hatiku. Hari hari berlanjut dengan diskriminasi yang kian lama tak lagi mengejutkan bagiku.

Aku dapat sepenuhnya mengerti bahwa nama belakangku adalah hal yang patut di gubris. Aku mengerti mengapa aku selalu menjadi korban diskriminasi. Aku sangat mengerti. Sekadarnya ada hal sulit yang tak dapat kupahami, hal itu tak akan jauh dari rumus matematika dikelas bangun ruang.

Ah, sebenarnya Bruno juga mengalami hal yang sama denganku, tapi kasusnya sangat jauh berbeda. Ia anak bangsawan yang sangat berpengaruh dikota. Orang orang menjauhinya bukan karena Ia terkutuk sepertiku, tapi karena Ia berada sangat jauh diatas mereka. Bruno merupakan satu satunya teman yang aku miliki, yang siap membantu saat aku terhempas badai.

***

*beep beep

Cellphoneku berbunyi, sebuah pesan dari satu satunya teman yang kupunya.

"Bubu, sebaiknya kau mengaku mengenai hal yang tadi."

"Hal tadi? Apa?"

Tak lama, Bruno membalas pesanku

"EXOTIC MELON"

"Ah, kau masih memikirkan masalah es serut? Entahlah, aku hanya berfikir aku pernah melihatnya?"

"Melihatnya?! Apa maksudmu?  Banner itu baru dipasang sekitar jam sepuluh siang!  Aku bahkan melihatmu memahat gips dikelas!"

Melihat pesan Bruno yang tak jelas aku memutarkan bola mataku.
.
.
Tidak
.
.
TUNGGU

"Jam sepuluh? "
Tanganku bergetar sejenak saat aku mengirimkan pesanku pada Bruno

" Ya! Sebaiknya kau jelaskan besok pagi padaku Bubu!"

Pesan Bruno tak lagi menjadi perhatianku,

Jam sepuluh?

Lantas, kenapa aku..
Bukan,
maksudku,

kapan aku
.
.
melihatnya?

The FogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang