Lisa gak ngerti deh, kenapa ya kalau setiap hari rabu tuh pasti aja hujan. Kaya sekarang. Jadilah Lisa cuma bisa diam, duduk di depan kelas sambil menatap hujan yang turun. Teman-temannya milih berada di dalam kelas dan menonton film. Lisa awalnya mau ikutan, tapi karena dia gak suka film horor jadi dia keluar aja deh.
"Gue balik aja kali ya?" Gumam Lisa, gadis itu melirik ke arah kanannya di mana payung berwarna ungunnya berada. "Tapi nanti basah, ah cuma air ini."
Oke, sekarang Lisa kaya orang gila karena ngomong sendiri. Tapi gak masalah lah yang penting sekarang Lisa sampe halte bus. Lisa mulai mengeluarkan payungnya dan berdiri di sisi kelas yang mengarah ke gerbang sekolah. Kelasnya lumayan jauh dari gerbang, jadi gadis itu memutar melewati koridor sampai ke ruang tata usaha.
Lisa menoleh ke kiri, di mana terdapat bangku panjang dan Mark bersama Hana tengah duduk bersama. Lelaki itu tengah menatap ke arahnya, tapi Lisa melengos dan dengan terburu membuka payungnya. Lisa mau cepet-cepet pulang.
Meski begitu, Lisa berjalan perlahan karena demi apa pun Lisa males nyuci sepatu. Jadi, sebisa mungkin dia menghindari jalan yang tergenang cukup dalam. Lisa gak tahu kenapa tapi dadanya nyesek karena liat hal tadi. Tapi ya, emang Lisa siapanya Mark sih? Cuma sekedar kakak kelas doang. Sampai tanpa sadar Lisa sudah berada di halte.
Mungkin karena hujannya cukup deras, belum ada kendaraan yang lewat. Lisa memilih untuk menguarkan ponselnya dan membuka webtoon. Lisa gak fokus, bahkan meski ia tengah membaca webtoon favoritnya yang ada di otaknya hanya Mark dan Hana. Sampai sebuah sepatu berada di hadapannya.
Lisa mendongak, mendapati Jaehyun di hadapannya. "Jeh, balik kaga bilang-bilang lo."
Entah kenapa melihat Jaehyun bikin Lisa mau nangis. "Jae, dulu pas lo liat Rosé sama kak Ceye perasaan lo gimana?"
Jaehyun diam, lelaki itu mengacak rambutnya yang basah membuat cipratan air mengenai pipi Lisa. "Sakit sih, cuma gak berdarah."
Ucapan itu membuat Lisa tertawa dan mendorong lelaki itu ringan karena Jaehyun menyentuh jantungnya seolah terluka, begitu lah pokoknya. "Lo liat Mark sama Hana ya? Makanya nanya kaya gini."
Mendengar itu Lisa malah menunduk lesu, jadi teringat hal yang tak mengenakan tadi 'kan. Jaehyun menepuk puncak kepala Lisa, "tenang aja, Lis namanya juga temen sekelas. Kaya lo sama gue gini aja."
Sudut bibir Lisa terangkat, meski sedikit. "Makasih ya, Jae. By the way, kok lo di sini? 'Kan lo bawa motor."
Jaehyun menunjuk motornya yang terparki. "Tuh motor kesayangan gue. Ujannya udah reda nih, yuk balik."
Lisa mengangguk, gadis itu melipat payung miliknya. Sementara Jaehyun membuka jaketnya dan memberikannya pada Lisa, gadis itu langsung menerimanya. Jaehyun sama Lisa memang dekat sejak kelas sembilan. Mereka selalu satu kelas sejak saat itu. Bahkan pas kelas sebelas pernah ada gosip kalau mereka pacaran, alasannya karena Lisa sering dianter-jemput sama Jaehyun. Padahal sih itu karena mereka rumahnya deketan.
"Naik Lis," dan Lisa menurut.
Sementara baik Jaehyun atau pun Lisa gak sadar kalau Mark menatap keduanya dari kejauhan, sejak Jaehyun menepuk puncak kepala Lisa. Mark jadi berpikir, kenapa juga ia harus merasa istimewa? Toh, mereka tak cukup dekat untuk merasa cemburu bukan? Atau Mark harus berusaha lebih keras lagi, agar Lisa hanya melihat ke arahnya.
••