Ketika bumi menangis
Manusia menjadi serakah
Kehidupan suatu saat akan musnah
Udara tak membuat kita bernafas
Awan tak memberikan hujannya
Tanah-tanah retak, bergemuruh
Meminta nyawa manusia
Mengerikan, itulah faktanya
Karena manusia egoisKetika air terlalu lelah menghidupi
Tumbuhan, hewan, manusia
Sudah tercemar, penuh limbah
Sekali lagi ulah manusia
Pohon-pohon enggan
menaungi manusia dari teriknya mentari
Sungai-sungai mengering
Air laut rusak oleh minyak
Membunuh ikan, membunuh camar
membunuh seluruh detak kehidupan laut
Banjir? Siapakah patut disalahkan?
Manusia! Tentu saja para manusia!
Hanya memikirkan diri sendiri
Mereka mencemari air, menghancurkan ekosistem
Banjir melahap habis manusia
ganti rugi kebodohan mereka
Manusia-manusia itu cuma menangis
Menyalahkan siapa saja pantas disalahkan
padahal harusnya sadarlah,
wahai budak nafsu!
Intropeksilah diri sendiri!
Siapakah pencemar air sesungguhnya?Ketika pohon-pohon di hutan jatuh
Tumbang layaknya daun berguguran
Akibat ulah liar manusia
menebang seenaknya
demi kepentingan pribadi, kelompok
Bagaimana kehidupan di hutan kelak?
Kering! Gersang! Kosong!
Mati! Musnah!
Tak ada pemberi oksigen
Tak ada rumah ternyaman bagi para hewan
Hewan-hewan bersedih
Berdoa pada Sang Pencipta
Memohon kemurahan hati manusia
Agar dapat memiliki tempat bernaung
Mencari makan juga berkeluarga
seperti manusia
Namun...
manusia itu pintar berdalih
"Kami juga mau hidup" katanya
Merusak hutan, apakah itu pantas?
Hewan-hewan berubah ganas, bengis
Mengutuk kebiadaban manusia
Mereka melukai, membunuh banyak manusia tanpa pandang bulu
Bergerak atas insting, supaya tetap hidup
Wahai bidak keserakahan! setelah kalian berseteru dengan para hewan
Apakah kalian tidak merasa terasing dan terhina?Ketika bencana alam menyerang bertubi-tubi
Korban jiwa tak terhitung jumlahnya
Manusia mulai dihampiri penyesalan
Kenapa baru sekarang?
Pertanyaan-pertanyaan terus bermunculan
Siapa salah? Mengapa salah?
Adalah sebuah peringatan
Supaya manusia mawas diri
Supaya manusia menghargai sekitarnya
Bumi ini bukan milik manusia
Bumi ini milik seluruh makhluk ciptaan Tuhan
Ingatlah untuk berbagi
Karena dengan tenggang rasa antar sesama
Bumi akan tetap berputar pada porosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Sajakku Berbicara
PoetryTerkadang manusia tidak mampu mengungkapkan isi hatinya secara eksplisit. Sajak datang sebagai perwakilan hati manusia yang dipendam dalam keheningan. Begitupun aku. Melalui sajak-sajakku ini, aku ingin coba mengungkan seluruh isi hatiku. Semoga kal...