Tentang Impian Kita

26 1 0
                                    

Hari ini kita membiarkan
tangan dan pena mengadu kekuatan di atas kertas
Huruf di sel-sel otak dipaksa keluar
Kita kecanduan, tangan bergerak sendiri
Tak memperdulikan waktu yang bersabar di samping kita
Kita seperti orang gila
Asyik bergerumuh di dunia masing-masing
Mirip orang terkena teluh puisi: kata Joko Pinurbo

Orang-orang pasti berpikir
kita tak punya pekerjaan
Mendekam di kasur empuk
Tangan melakukan tugasnya
Orang lain rela lembur demi sesuap naai
Kita rela begadang demi sebuah karya
Sinting: itu julukan mereka buat kita
Kita tak mempermasalahkan cap tersebut
sebab...
Mereka belum tahu nikmatnya menjadi 'orang tua' untuk karya yang lahir dari rahim jiwa

Kita selalu kelaparan
Lapar akan ide-ide gila
Bacaan apapun akan kita lahap
Hanya sekedar mengenyangkan otak kita
Chairil Anwar, Rendra, Sapardi, Taufik Ismail adalah menu kesukaan sehari-hari
Boleh dibilang, kita sungguh rakus
Kita susah sepaham dengan rasa kenyang

Orang tergelak jika mendengar cita-cita kita
Pengarang?Penyair?Makhluk apa itu?
Darimana asalnya?
Pengarang ada di hatimu
Penyair ada di jiwaku
Agak filosofis, lebih tepat naif
pendapat kita soal cita-cita ini
Tapi, hei, lama kita memupuk
impian
Orang berkata apa
Kita berbuat apa

Suatu hari
aku mendapatimu
termenung sambil menyaksikan senja
Kegiatan favorit kita
di sela waktu menulis mimpi
Kau mulai goyah
Kau ragukan pilihanmu
Kau bertanya padaku:
"Benarkah jalan yang kita tuju?"
Aku tidak jawab
Hanya menanya balik dirimu:
"Apakah kau menyesal?"
Sedikit filosofis kau menjawab:
"Daun-daun gugur tak bisa
pulang ke dahan pohon."
Aku setuju denganmu.
Tekad kita bulat.

Hari ini kita membiarkan
puisi-puisi bercerita
tentang orang-orang
yang menyakini mimpinya

Izinkan Sajakku BerbicaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang