Yu Sasmi, anak Mbok Darti
Saban hari kerjanya nembang lagu Jawa atau ngedolanan anak-anak tetangga
Kadang ia suka membantu Ki Kartono, dalang wayang kulit termahsyur seantero Yogya
sebagai pesinden saat ada hajatan besar
Walau bayarannya cuma seribu perak, Yu Sasmi tetap gembira menyanyiYu Sasmi anak Raden Singoredjo
Darah biru mengalir di tubuhnya
Sejak kecil ia belajar tari Jawa dan Bali
Ayahnya memasukan ke sekolah Katholik agar ia dibiasakan belajar toleransi terhadap perbedaan di lingkungan sekitarnya
Ia tumbuh menjadi putri priyayi idealNamun..
Yu Sasmi punya cita-cita
Ia bosan terkungkung dalam sangkarnya
Niatannya ingin tanah leluhurnya, Jawa
Menuju daratan Eropa: Biru
Mimpinya ditentang ayah ibu
Yu Sasmi harus mengemban tradisi juga adat istiadat
Tidak sependapat, ia kabur dari rumah
Tak bermodalkan apa-apa, hanya kegigihan dan keberanianYu Sasmi tiba di Eropa
Tujuannya masih abu-abu
Ia mengelana kemana saja,
menuruti nalurinya
Di negara Ratu Elizabeth, ia sukar beradaptasi
Di negeri kincir angin, ia sukar beradaptasi
Di negeri pizza, ia rancu
Yu Sasmi terlunta-lunta
Putus asa sejenak menghampirinya
tapi ia menolak kalah
Perjuangan terulur panjang untuknyaSuatu hari aku mendapat sebuah koran
Ada foto dan artikel Yu Sasmi dalam bahasa asing
Wajahnya begitu sumringah
Terselip pula pesan singkat berbahasa Indonesia:
"Bangun dari tidurmu, basuh wajahmu, berjalanlah keluar."
Aku bangga padamu, Yu.
Kau telah memenangkan mimpimu
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Sajakku Berbicara
PoetryTerkadang manusia tidak mampu mengungkapkan isi hatinya secara eksplisit. Sajak datang sebagai perwakilan hati manusia yang dipendam dalam keheningan. Begitupun aku. Melalui sajak-sajakku ini, aku ingin coba mengungkan seluruh isi hatiku. Semoga kal...