Kyuhyun berdiri mematung dengan tatapan kosong saat melihat gadis kecilnya tengah ditangani oleh seorang Dokter dan beberapa perawat yang dengan membersihkan darah pada baju putrinya itu.Kyuhyun tak peduli akan betapa berantakan penampilannya itu dengan noda darah yang menempel pada baju kerja miliknya, dibelakang Kyuhyun, Seohyun tengah menangis dipelukan Bibi Kim karena begitu khawatir dengan putrinya itu.
Saat Kyuhyun membalikkan tubuhnya, pemandangan itu membuat hatinya hancur. Seohyun yang teriasak dengan kedua tangan yang bergetar dan terkena darah dari Lauren membuat Kyuhyun sadar bahwa istrinya itu pasti tengah ketakutan setengah mati. Dengan lembut Kyuhyun menarik Seohyun pada pelukannya untuk menengkan sang istri.
"Bibi, tolong bawakan baju kami dan juga baju untuk Lauren. Kami yang akan menunggu disini" ujar Kyuhyun yang diangguki Bibi Kim sopan.
Setelah kepergian Bibi Kim, Kyuhyun menatap Seohyun pilu. Dirinya juga merasa begitu khawatir tetapi saat ini mereka hanya dapat berdoa untuk Lauren dan kuat untuk putri kecil mereka.
"L-Lauren akan baik-baik saja kan?" bisik Seohyun bergetar.
"Tentu, dia gadis kecil kita yang tangguh" balas Kyuhyun lirih, lelaki itu semakin mendekap erat tubuh terisak Seohyun yang juga dibalas pelukan Seohyun yang tengah kalut.
Tak berapa lama, seorang Dokter yang berusia diatas lima puluhan itu keluar dengan menghembuskan nafas panjang dan menatap Seohyun dan juga Kyuhyun yang sudah berdiri didepannya itu.
"Bagimana keadaan putri kami dok?" tanya Kyuhyun gusar.
"Kami belum bisa memastikan, putri anda harus menjalani serangkaian tes untuk mengetahui apa yang tengah dideritanya" jelas sang Dokter penuh penyesalan.
"Yang dideritanya? M-Maksud dokter Lauren sakit parah?" tanya Seohyun tak percaya.
"Saya menduga putri anda mengidap penyakit Leukimia, tetapi kita belum tahu bila tidak dilakukan tes terlebih dahulu" ujar sang Dokter .
"Kalau begitu lakukan, segala tes dan berobat bahkan bila perlu operasi sekalian. Saya tidak masalah, selama putri saya selamat" kata Kyuhyun terlalu cepat.
"Baiklah, kalau begitu putri anda akan segera dipindahkan menuju ruangan untuk segera dilakukan tes" Dokter itu segera melangkah pergi untuk mempersiapkan semuanya setelah berpamitan kepada kedua pasangan itu yang berdiri dengan lemas.
Entah siapa yang menjadi kuat untuk siapa atau siapa yang menopang siapa. Keduanya sama-sama merasa takut, cemas, khawatir dan sedih atas kondisi Lauren yang mendadak ini.
*****
Lelaki itu sibuk dengan berbagai dokumen milik pasien-pasiennya yang tengah dia pelajari dengan begitu serius hingga tak mengetahui bahwa ada sepasang mata cantik yang setia mengawasinya dengan senyum lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY (Complete)
FanfictionJust stay don't leave Stay here and everything will be fine